Thursday 9 September 2021

Sekong!, Novel Bertema Homoseksual Karya Stebby Julionatan

Kapan terakhir kali teman-teman membaca buku dengan tema homoseksual? Atau buku yang mengangkat isu LGBT? Saya pribadi sudah cukup lama tidak bersentuhan dengan buku bertema ini, terakhir itu saat membaca buku karya Alexander Thian beberapa tahun yang lalu.

Bukan saya anti dengan cerita tipe ini ya. Saya malah masih suka menonton film-film yang mengangkat tema hubungan sejenis. Salah satu cerita hubungan sejenis yang tidak membuat 'meh' saat menonton dan saya suka, ada di film komedi serial Schitt's Creek. Selain so sweet, hubungan David dan Patrick itu super kocak menurut saya. Tapi memang keseluruhan, serial ini memang kocak dan menghibur banget sih 🤣. Hehehe.. Ada yang udah nonton?

Kembali cerita ke buku karya Stebby Julionatan yang akan saya review kali ini. Sesuai judulnya, Sekong!, jadi pasti teman-teman sudah bisa menebak kalau cerita ini tentang para sekong, atau gay, atau homo, atau malah orang-orang lebih banyak lagi bilang banci 😆


Blurb
Pepatah berkata malang tak dapat ditolak. Kala perselingkuhan suaminya makin terkuak, Surti harus menerima kenyataan bahwa suaminya seorang sekong. Pengembaraan lain pun mempertemukan Surti pada ruang-ruang gelap manusia. Ada begitu banyak cangkang yang dibangun oleh orang-orang di sekitarnya agar mereka tampak sesuai dengan masyarakat dan nilai-nilai di dalamnya.
Stebby, setelah novelanya yang terdahulu, Rumah Ilalang, kembali menyeret pembacanya ke dalam pergumulan antara identitas gender dan relijiusitas serta nilai-nilai tradisional yang kadung mendarah daging. Dalam Sekong!, Stebby mempertemukan kita dengan tiga sosok pria: seorang penyiar, seorang pemimpin tur dan seorang penyuluh keluarga berencana. Tiga sosok pria yang terperangkap pada kontruksi sosial masyarakat mengenai kaum homoseksual.

Diawali dengan laporan perselingkuhan

Cerita dimulai dari seorang penyiar di kota Probolinggo, yang sampai akhir cerita tidak disebutkan nama aslinya, memperoleh telpon dari pendengarnya. Pada salah satu segmen siarannya, Laporo, rek!, warga Probolinggo dapat mengirimkan pengaduan tentang apa pun, dan nanti akan ditindaklanjuti oleh Pemda. Ini (seharusnya) merupakan salah satu program Pemda setempat untuk membantu masyarakat. Walaupun berujung, laporan hanya sebatas laporan tanpa tindak lanjut.

Penelpon kali ini adalah Surti, yang curhat kalau suaminya selingkuh dengan perawat yang dikenalnya di tempat kerja. Surti sudah menangkap basah suamianya berduaan dengan pacarnya di sebuah hotel. Tapi siapa sangka, ternyata perselingkuhan itu adalah skenario oleh suamianya sendiri, karena suaminya sekong 😅. Ia sengaja agar dituntut cerai Surti. Kalau udah cerai, kan dia jadi bisa pergi dengan pacar sekongnya. Wuaaaa......

Kehidupan Homoseksual di Probolinggo

Salah satu yang unik dari buku ini, adalah begitu banyak tokoh yang diceritakan. Tidak hanya perselingkuhan suami Surti, tetapi juga ada pacar sekong suaminya Surti, ada juga tentang si penyiar itu sendiri yang ternyata juga sekong. Kisah cinta sang penyiar juga ikut diceritakan, bagaimana ia pernah dikecewakan. Dan banyak lagi tokoh lainnya. Dan diceritakan, para homo ini biasanya saling mengenal, apalagi kalau tinggal di satu kota yang sama. Dalam hal ini Probolinggo.

Walaupun jumlah halamannya tidak terlalu tebal, hanya 208 halaman, ceritanya cukup kompleks dan buat saya butuh konsentrasi lebih. Karena kalau tidak, bisa-bisa bingung sendiri ini sedang menceritakan yang mana, dan ini cerita tokoh yang mana. Hehehhe.. Apalagi di beberapa halaman, ada editing yang kelewat karena salah menyebutkan nama. Untung saja itu tidak mengurangi keasyikan saat membaca ini.

Aku pernah baca di buku-buku, eh, di Internet, kalau umumnya ada 6 penyebab seorang cowok, yang seharusnya normal, bisa menjadi gay. Pertama, karena memang kelainan mental; kemudian trauma masa kecil; pergaulan; kelainan genetik; terlalu sering diporotin cewek, dan terakhir karena sering fitnes. Amit-amit jabang bayi ya, cowok-cowok fitnes itu. - hal 126

Membaca cerita Penyiar dan kenalannya ini, membuka mata saya juga tentang bagaimana berat dan kompleksnya kehidupan para gay. Kadang penuh gemerlap, tapi juga penuh kekelaman. Kita juga dibawa mengenal istilah-istilah yang sering digunakan di dunia gay. Ada yang baru kenal istilah top, bot, dan versatile juga seperti saya? 😅 (mama Ica sok lugu... hahaha..)

Kritik sosial lainnya

Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah, banyak isu sosial lain yang diangkat. Tentang bagaimana pemerintahan bisa begitu bobroknya, isu perbedaan agama, isu perkembangan ekonomi, isu bagaimana cap baik mayarakat masih berpegang teguh pada kerja sebagai PNS, atau kuliah kedoteran, abis itu nikah dan punya anak.

Sangat menarik bagaimana Stebby Julionatan menyelipkan kritik-kritik sosial tersebut di tengah cerita tanpa terkesan menggurui. Tidak ketinggalan, penulis juga memberikan inisial tokoh-tokohnya dengan nama-nama yang akrab di telinga (karrna masalah mereka), misalnya Gayus, Setnov, Saipul Jamil, dan lain-lain.

Rating

Membaca buku Sekong! karya Stebby Julionatan ini memberikan warna berbeda dari bacaan saya selama ini. Dan menarik sekali mengetahui hal yang tidak saya ketahui selama ini melalui novel. Walaupun mengangkat isu yang berat, cerita disajikan dengan ringan dan sangat menghibur. Jadi, tentu saja saya rekomendasikan buku ini buat teman-teman yang sedang mencari novel bertema LGBT. 3,5 bintang untuk buku Sekong! karya Stebby Julionatan.

Sekong!
Penulis : Stebby Julionatan
Penerbit : Basabasi
208 halaman
Terbit pertama, 1 Juli 2021
ISBN : 9786233053369

Demikian postingan kali ini. Bagaimana menurut kamu buku dengan tema-tema LGBT seperti ini? Apakah kamu pernah juga membacanya? Share cerita kamu di komen yaaa 😉




20 comments:

  1. Aku belum pernah nonton film tentang homoseks atau gay mbak, memang ngga suka saja sih. Mendingan nonton film Marvel Avengers.😆

    Bukunya tidak terlalu tebal tapi cukup kompleks ya, itu setting nya di daerah Probolinggo, emang ada komunitas seperti itu disana ya.😂

    Disini juga ada tempat fitness, kalo lihat orang orangnya memang sepertinya seperti itu sih, ih serem.😱

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha, lebih asik nonton superhero seperti Marvel ya Mas Agus. :D Klo aku sukanya yg lucu2 sih, walau bukan orang yg pro dg homo atau gay, aku ga masalah buat baca atau nonton filmnya. Asal ga pake adegan macem2. Hheehhe..
      Nah, pas baca ini pun aku berpikir gt, apa jangan2 ini kisah nyata tntng keadaan di Probolinggo gt :D Bisa jadi aja yaaa...

      Delete
  2. review yang menarik nih...tapi kalau tema LGBT utamanya gay entah kenapa aku kok ehemmm...agak kurang mau membacanya hiks...eh semua lgbt ding...kurang mau baca aku tema ini cha..film pun sama...kalau temanya ini aku ga dulu...skip...mungkin karena kalau membaca jadi membayangkan jadinya ga deh cha hwahaaaaaa...

    tapi baca reviewnya icha yang mencengangkan justru si penyiar yang dicurhati pelaporan masyarakat ternyata sekong juga ya...
    aku malah ga tau juga versatile apaan hahahahaha...biasanya kalau yang cerita kayak gini kebanyalan di kota besar utamanya mungkin dunia enterntain kali ya...tapi ga tau juga sih...mungkin pernah baca dari buku bukunya moammar emka yang salah satunya menceritakan sisi gelap ibukota

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga gt klo sampe ada adengan ehem eham nya mbul, tapi klo sebatas menceritakan hubungan mereka aja, apalagi klo ada bumbu2 komedi, biasanya aku nyaman2 aja baca atau nonton. Hehehe..
      Kalau buku Sekong! ini justru malah yg aku suka dia banyak bgd nyinggung2 isu sosial. Rada sakarstik gt, jadi seru aja bacanya.
      Iya, dunia entartain, hiburan, kayanya ga lepas dr kalangan Lgbt gini yaaa..
      Wah, aku malah blm baca moanmmar emka, coba ntr aku cari tau dulu. ^^

      Delete
  3. Wow serem dan kompleks juga dunia lgbt ini ya. Aku inget ada bbrp issue tentang artis ini itu yang gay. Keknya ya mirip2 ama tokoh di novel ini. Mereka mengenali sesamanya. Ya, walo cuma nebak doang.

    Dulu malah pernah liat bbrp kali di Semarang maupun Tegal ada gay yang lagi jajan furniture sama kuliner bareng pasangannya. Aku yang ga biasa liat kaya gituan kaget. Asli kaget banget. Heuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kompleks mbaa, dan aku juga agak serem sih betapa berani atau nekat nya mereka. Huhuhu...
      Iya, mereka kaya mengenali sesamanya, klo dibuku ini istilahnya, gaydar, gay radar mereka untuk mengenali sesama gay di sekeliling mereka.

      Wuaa, pasti kaget ya mba klo lia langsung gt. Aku juga ga nyaman mba klo sampe liat langsung gt. >,<

      Delete
  4. wah aku belom pernah sih baca buku yang tema homoseksual, mungkin kayak malu sendiri bacanya :D..

    ceritanya cukup komplit ya kayaknya, cuman ga tau, kalaupun beli agak malu juga munglin pas belinya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih, apalagi cowok ya, pasti malu sendiri gt pas baca yaa. Hehehhe..
      Ngomong2 malu, aku bahkan pas baca buku ini, aku sampul kertas lain gt mas. Hehehe.. Males aja ditanyain itu bukunya tentang apa, apalagi di rumah aku ada anak kecil kan. Ntr aku yg ribet klo mereka nanya sekong itu apa.. :D

      Delete
  5. Saya belum pernah membaca buku yang bertema homoseksual ataupun nonton filmnya karena memang saya ngga suka tema tersebut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Mas Herman malah ga suka ya? Memang sih, apalagi cowok biasanya agak gimana gt klo baca tntng cerita gay gini 😁

      Delete
  6. Buku homoseksual, saya belum pernah membacanya dan memang gak tertarik untuk membacanya malu aja gitu. Kalau di buku ceritanya kira - kira komplit atau justru tidak komplit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya ceritanya simpel sih Mba Tari, ga kompleks jg. Tapi karena tokohnya banyak, jd aku butuh konsentrasi lebih pas baca. Hehehe.. 😆

      Delete
  7. Menarik juga membaca ulasan mba Thessa tentang buku ini, warna yg berbeda. Tapi maap banget, aku belum pernah membaca buku dgn tema ini. 99% gak suka😇

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Mba Ike. Walaupun aku bukan orang yg pro dg Lgbt, baca ini sebenernya ngasi variasi yg menarik dr bahan bacaan selama ini. Hehehe.. Iya sih mba, klo ga cocok dg temanya mending ceri buku dg tema lain yaa 😁

      Delete
  8. Interesting. Dan saya malah penasaran mau baca. Hehe

    Terakhir saya baca tema seperti ini sudah cukup lama, sekitar 1 tahun yg lalu. Terakhir mungkin novel karya dee lestari supernova yang ksatria, puteri kalau nggak salah. Salah satu karakternya ada yang lgbt.

    Jujur, kalau saya nggak ada masalah dengan tema2 seperti ini. Lgbt kan sesuatu yg umumnya sudah ada sejak lama ya. Faktanya mereka juga bagian dari masyarakat kita.. Pandangan saya ke mereka juga tidak terlalu berbeda dengan manusia "normal" lainnya karena sama2 manusia. Meskipun ya terdengar dan kelihatan aneh, tapi yaudah.. hehe

    Btw mau ngucapin selamat untuk Novel terbarunya Mba Thessa. Keren luar biasa mba 👏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mas tony baca juga. Hhehehe..

      Aku blm baca karya Dee yg itu, aku baru baca perahu kertas aja. :D Bener Mas Toni, kayanya memang belum banyak buku lokal yg mengangkat tema ini ya. Padahal memang kenyataannya banyak di sekitar kita. Aku bukan orang yg pro dengan LGBT, tapi untuk berteman aku juga tidak membeda2kan. Biarlah itu jadi ranah pirbadi masing2 aja.

      Wuaa, makasii banyak ya Mas Toni ^^ Insya Allah besok tayang di Gramedia Digital. Doakan banyak yg bacaa yaaa... Aku deg2an soalnyaa >.<

      Delete
  9. Sekong itu diambil dari kata Lekong bukan ya Mba? Soalnya aku malah lebih familiar sama kata Lekong. Hehe.

    Bukunya menarik. Haha. Pembahasan Mba Thessa juga menarik 😁. Tema2 seperti ini umumnya masih Tabu di Indonesia. Mungkin krena itu tulisan tema seperti ini nggak banyak.

    Buku terakhir bertema LGBT yg aku baca buku rekomendasi Lia Yg judulnya Archillius. ehh judul tulisannya bner ini bukan ya 🤔. Kalau film terakhir yg aku tonton film serial Glee.

    Soal LGBT, aku sama kaya Toni deh. "Mereka ada, itu saja". Malah aku lebih penasaran kalau buku atau film ngebahas soal isu2 yang mereka hadapi.. karena seperti yg kita tahu mereka kan umumnya masih mendapat perlakuan diskriminatif, sama pelecehan ya bahkan sampai skarang.

    Dan aku pribadi kurang setuju soal ini. Soalnya kita kan nggak tahu isi sebenarnya lubuk hati mereka.. *duhh kenapa malah bahas sampai sini coba.. wkwk 😅😅😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada yg bilang sekong, ada yng bilang lekong, tp maknanya sama2 aja. hehehe..

      Makasii udah dibilang menarik pembahasannya mas bayu, aku sebatas jelasin apa adanya dari buku yg aku baca aja. ^^

      Oiya, aku inget Lia pernah bahas yg Archilius itu. Klo Glee aku belum nonton, suka denger lagu2nya aja.

      Iyaa, kita hanya sebatas tau dr film2 atau buku2 yaa. Isi hati mereka yg sebenarnya kan ga tau, apalagi klo ga dicurhatin langsung jd kita ga paham juga ya. Hheehhe.. Jadi buku ini cukup lah buat sedikit kasi gambaran gimana kompleksnya kehidupan pada gay itu >.<

      Delete
  10. Aku ga pernah keberatan dengan cerita2 bertema LGBT. Toh pada dasarnya, temen2ku, Trutama kantor sebelumnya buanyaaaaaaak banget yg gay, even pejabat tingginya. Malah, itu kantor pusatnya di Inggris juga mendukung LGBT . Soalnya pas hari perayaan yg rainbow2 itu rame dipasang, tiba2 intranet kantor juga berpelangi hahahahah

    Menarik sih berkawan dengan para gay ini. Aku JD tau cerita hidup mereka, gimana pergumulan batinnya, sampe aku pernah nginep di rumah temen yg sekong, dan ibunya LGS ngira aku pacarnya hahahahaha. Seneng banget si ibu, dan terpaksa aku kecewain kalo aku cuma teman.

    Aku pengen bisa beli bukunya nih mba. Di gramed ada ga yaa

    ReplyDelete
  11. Wah mba Thessa menarik banget bahasannya 😆

    Saya pribadi belum pernah baca buku bertema LGBT, kalau menonton drama pernah, itu pun nggak sengaja alias nggak tau ada topik LGBT di dalamnya. Seperti beberapa drama Korea pun sudah mulai lebih open mengangkat tema serupa, mungkin sebagai variasi cerita 😁

    Thanks for sharing mba, saya jadi ada gambaran isi bukunya 🙈

    ReplyDelete