Jadi, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan fakta-fakta unik ITB yang mungkin tidak semua orang tau. Siapa tau bisa menjadi inspirasi untuk para pembaca yang saat ini sedang mencari kampus setelah lulus SMA nanti. Eh, atau ada juga pembaca yang ternyata sealmamater dengan saya? Kalau ada, sekalian di postingan ini kita nostalgia bersama 😁.
1. Slogan Penerimaan Mahasiswa Baru
Pada penerimaan masahasiswa baru di bulan Agustus, ITB akan banyak memasang baliho besar-besar dengan tulisan "Selamat datang putra-putri terbaik bangsa". Sambutan selamat datang dari rektor dan mahasiswa atas juga tidak jauh-jauh dari ini.
Kata-kata ini lumayan menaikkan percaya diri mahasiswa baru, apalagi yang sudah bersusah payah lolos masuk ITB dari berbagai penjuru Indonesia. Walaupun sayang, kepercayaan diri itu biasanya mulai rontok karena dihajar habis-habisan saat mulai kuliah. Hehehe... Dengan segala kesulitan saat tingkat pertama biasanya bikin mikir, 'ini bener ga ya masuk sini?' karena tiba-tiba berasa nyasar 😂
2. Bunga Bermekaran
Selain bangunannya yang ikonik dengan tiang-tiang berbatu (yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu), yang unik di ITB adalah bunga-bunga yang bermekaran di seluruh penjuru kampus. Ada bunga kolecer dan Pyrostegua Venusta yang mekar di bulan Juli-September, sehingga seolah menyambut mahasiswa baru di bulan Agustus. Ada juga bunga tabebuia kuning yang mekar menjelang akhir tahun, penanda ujian tengah semester.
Gerbang depan ITB bewarna cerah menyembut mahasiswa baru di bulan Agustus.
Kalau bunga sedang tidak mekar biasanya warna gerbang ITB didominasi warna hijau
Bunga tabebuia kuning mekar di depan perpustakaan pusat, penanda ujian tengah semester dimulai
(Sumber gambar itb.ac.id)
3. Kampus Gajah
Bagi mahasiswa dan alumninya, ITB dikenal sebagai kampus gajah. Walaupun bagi orang luar mungkin lebih menganggap UGM sebagai kampus gajah. Hehehe.. Sebutan tersebut karena lambang ITB adalah Ganesha yang berbetuk gajah, dewa ilmu pengetahuan yang juga putra dewa Syiwa Parwati.
4. Dona si Mata-Mata
Siapa bilang kalau di ITB isinya mahasiswa pintar semua? 😆 Ada satu orang yang melegenda, wanita yang udah agak berumur bernama Dona. Sering mondar mandir di ITB dan mengobrol banyak hal berat dengan mahasiswa. Desas desusnya, ia adalah mata-mata atau intel pemerintah untuk mengawasi gerak-gerik mahasiswa. Kenyataannya, mungkin hanya orang stres yang suka diajak ngobrol sama mahasiswa. 😂Dona si mata-mata
(Sumber gambar : mfadhild.medium.com)
5. Institut Teknologi yang Punya Fakultas Seni Rupa
Walaupun institut teknologi, di ITB juga ada fakultas seni rupa loh. Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ini punya banyak program studi, mulai dari Seni Rupa, Kriya, Desain Komunikasi Visual , Desain Interior sampai Desain Produk juga ada.
6. Jurusan bisnis yang suka diplesetkan Sekolah Biaya Mahal
Selain Fakultas Seni, di ITB juga ada jurusan bisnis managemen. Baru berdiri sejak tahun 2004 dengan nama Sekolah Bisnis Managemen (SBM), dan suka diplesetin dengan Sekolah Biaya Mahal oleh jurusan-jurusan lain. Karena memang beda jauh baik dari bentuk dan fasilitas gedung, jalur masuk, uang semesteran, sampai dengan gaya hidup orang-orangnya.
Saya waktu itu pernah diceritakan, betapa mahasiswa SBM kagum dengan temennya (yang jurusan lain) karena bisa mengupas mangga. "Jarang loh anak jaman sekarang bisa ngupas mangga..." katanya. Di situ kita merasa hidup di dunia yang berbeda 😂 Saya di dunia yang kalau mau apa-apa harus ngusahain beli dan kupas sendiri, dia yang tinggal tunjuk mungkin semua sudah tersedia.
7. Uang Sekolah Lebih Tinggi tapi Banyak Beasiswa
Kalau dibandingkan universitas lain, sepertinya uang semester ITB tergolong lebih tinggi. Tahun 2020 saja, semesteran sampai di angka belasan juta Rupiah.
Tapi kita waktu itu disampaikan "Tidak ada yang boleh DO di ITB karena biaya..." Walaupun biayanya cukup tinggi, alhamdulillahnya di ITB itu banyak banget beasiswa, terutama dari para alumni. Jadi kalau ada yang kesulitan keuangan, biasanya ada bantuan mulai dari uang sekolah sampai untuk biaya hidup.
8. Berusia 100 tahun
ITB telah berdiri sejak sebeum Indonesia merdeka, tahun 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng. Ini menjadikan ITB sebagai institut tekonologi tertua di Indonesia. Sehingga sampai saat ini ITB telah berdiri lebih dari 100 tahun
Indonesia tenggelam di tengah-tengah kampus ITB
Foto dari fb Joko Sarwono (dosen ITB)
9. Jaket Himpunan kebanggaan
Berbeda dengan kampus lain yang setiap acara dengan bangga memakai jaket almamater, mahasiswa ITB justru lebih bangga memakai jaket himpunan. Setiap jurusan (atau program studi) itu memiliki himpunan tersendiri dengan jaket himpunan yang berbeda warna. Misalnya Teknik Mesin dengan warna abu-abu, Teknik Sipil dengan warna hijau, dll.
Kebanggaan menggunakan jaket himpunan ini menggambarkan solidaritas sesama jurusan yang sangat kuat. Makanya kalau orang luar bisa familiar dengan UI dengan jaket kuningnya, saya yakin tidak banyak orang tau jaket almamater ITB warna apa.. 😁
Adakah yang bisa menebak Mama Ica dulu jurusan apa? 😆
Jurusan yang jumlah wanitanya jadi kaum minoritas
10. Pasar Seni
Salah satu event yang selalu ramai dan ditunggu banyak orang dan penikmat seni, bahkan oleh orang luar ITB adalah Pasar Seni. Acara ini diadakan setiap 4 tahun sekali, dan merupakan perhelatan seni se-Asia Tenggara dengan biaya sampai ratusan juta.
11. Gudangnya Unit kemahasiswaan
Selain himpunan masing-masing jurusan yang aktif dengan segudang kegiatan, di ITB juga banyak terdapat Unit kemahasiswaaan untuk menyalurkan hobi dan minat. Mulai dari kesenian daerah, olah raga, perfilman keagamaan sampai musik. Kabarnya lebih dari seratus organisasi yang ada di ITB.
Jadi kalau ada yang dapet jodoh anak ITB juga, biasanya kalau ga temen sejurusan, ya biasanya temen se-unit. Hehehe.. 😆 Soalnya kalau udah mau ada event, itu biasanya banyak waktu yang dihabiskan bersama-sama untuk menyiapkannya.
Foto jadul Mama Ica saat jadi pemeran utama drama di sebuah pagelaran seni unit kesenian
Kalau Papa Tommy dulu ikutnya unit basket.
Yang udah baca Novel Nikah Muda, jadi tau kan inspirasi karakter Keno dari siapa 😁
12. Tidak ada KKN
Saat heboh-heboh cerita KKN di Desa Penari, saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya KKN, karena di ITB tidak ada KKN. 😆 Kita biasanya adanya Kuliah Praktek (KP) di tempat kerja 1-3 bulan. Itu kerja kaya kantoran atau di site, jadi bukan ke tempat penduduk seperti KKN.
13. Ikatan Alumni yang Kuat
Alumni ITB diwadahi oleh IA (Ikatan Alumni) ITB, yang kebetulan juga sekarang sedang pemilu pemilihan ketua. Calon ketuanya mulai dari alumni yang sudah jadi Direktur di suatu perusahaan BUMN, sampai kepada ibu-ibu muda milenial. Anggotanya adalah semua lulusan ITB karena setiap alumni akan otomatis menjadi anggota IA ITB
Berbeda dengan IA ITB yang isinya lebih serius, ada juga ikatan alumni yang cukup kuat lagi di ITB yaitu ITBMotherhood. ITBMotherhood itu isinya emak-emak gajah dengan pembahasan seputar parenting, memasak, share ilmu sampai berbagi berbagai keresahan emak-emak 😁. Tidak ketinggalan subgrup dengan berbagai kegiatan positf seperti Mama Gajah Berlari, ITBMh Cook & Baking, dan yang aktif saya ikuti belakangan ini Mama Gajah Bercerita yang berisi emak gajah yang suka menulis.
Pada ITBMotherhood ini saya juga menemukan banyak kenalan yang terasa dekat walaupun belum pernah ketemu. Bahkan saat serumah sempat sakit tahun lalu itupun, temen-temen ITBMh selalu support sampai mengirimkan makanan dan bantuan lainnya.
14. ITB Receh
Selain akun instagram resmi ITB @itb1920, ada juga akun instagram @itb.receh yang isinya kurang lebih menggambarkan suara hati para mahasiswa ITB. Buat saya, scrolling akun ini bisa jadi hiburan dan bikin ketwa-ketawa sendiri karena perasaan nostalgia.
Meme @itb.receh ini retaled banget (apalagi buat saya yang potterhead). Meme ini menggambarkan banget betapa dulu yang sering bikin shock saat awal saya di ITB, banyak yang bahkan di kelas pada tidur, tau-tau dapet nilai tinggi 😆
15. Menerbitkan Buku
Waktu gegap gempita perayaan 100 tahun ITB tahun lalu, banyak para alumni yang membagikan kisah-kisah mereka selama di ITB. Akhirnya, muncul ide, kenapa tidak dibukukan saja? 😁
Jadi, dalam rangka 100 tahun ITB dan 10 tahun ITBMotherhood, saya dan beberapa alumni ITB lainnya dalam grup Mama Gajah Bercerita menerbitkan buku yang berjudul Jejak Kenangan.

Sungguh menyenangkan ketika dugaan saya ternyata tepat. Dari tulisan-tulisan yang terkumpul saya menemukan banyak cerita inspiratif. Kisah mereka yang harus berjuang untuk kuliah dengan hambatan finansial, seperti yang diceritakan oleh Yanda di tulisannya yang berjudul “The Hope Rope” dan Ayu Lazuardi dalam tulisannya “Kenangan Nol Rupiah”. Kisah perjuangan untuk masuk ITB dengan berbagai tantangan. Ternyata bukan hanya sulitnya ujian saja yang menjadi tantangan, ada juga yang awalnya mendapat penentangan dari orang tua, seperti cerita Thessalivia dalam “Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater! Dan Papa!”. Ada kisah-kisah perjuangan kuliah ketika sudah menikah dan hamil, seperti dalam tulisan “Mama Muda Kampus Gajah” oleh Rani Nurzahidah dan “Pengalaman Itu Memantapkan Pilihan” oleh Aulia Rahmatika. Lalu ada cerita-cerita seru saat melaksanakan kerja praktik atau kuliah lapangan, seperti yang diceritakan Detta Devia dalam “Gerimis” dan Nova Virgiana dalam “Nice to Meet You, Alas Purwo”. - Kata Pengantar Jejak Kenangan oleh Tria Barmawi (Penulis belasan buku Gramedia)
Karena awalnya tujuan buku ini hanyalah untuk membukukan Jejak Kenangan saat di kampus gajah, jadi kami cukup kaget saat penjualan pertama benar-benar melebihi ekspekasi. Bahkan keuntungan yang diperoleh juga sangat lumayan, mencapai jutaaan rupiah. Ini sangat membahagiakan bagi kami, apalagi keuntungan penjualan buku Jejak Kenangan nantinya akan diberikan untuk beasiswa mahasiswa yang kesulitan finansial di ITB.
Bahkan Kak Aliya juga udah baca buku Jejak Kenangan
Pada buku ini terdapat 43 cerita beragam cerita. Ada cerita seru tentang mahasiswa SBM angkatan pertama (dengan segala keunikannya sesuai fakta no 6 di atas), cerita tentang unit kemahasiswaan (fakta 11), ada tentang romansa di kampus, perjuangan kuliah di tengah kondisi finansial (fakta 7) dan berbagai cerita lainnya.
Saya sendiri di sini membagikan cerita yang cukup personal tentang kisah awal proses masuk ITB. Dengan berbagai kisah ini, saya harap Jejak Kenangan ini bisa menghibur para pembaca, atau syukur-syukur kalau bisa sekalian menginspirasi. Hehehe.. 😁
Jadi kita akan membuka PO ke-2 Jejak Kenangan. Kalau tadinya banyaknya pemasaran hanya ke internal, sekarang kita juga buka PO buat siapapun yang berminat membaca kisah ini. Insya Allah uang yang kamu keluarkan untuk membeli juga akan bermanfaat buat orang lain, karena sebagian keuntungannya akan kami gunakan untuk beasiswa S-1 ITB 💗💗
Harga buku Jejak Kenangan adalah Rp100.000,- dan PO dibuka sampai 9 Maret 2021. Kalau ada yang berminat, bisa langsung wa ke reseller kami di 085710334500 (Sari).
Atau kalau ada yang mau pesan lewat saya juga bisa, email saya aja ke mywonderfulbooklife@gmail.com, atau dm di instagram saya di @thessalivia Demikian postingan tentang fakta unik di ITB kali ini. Manakah fakta yang paling menarik buat kamu? Share juga fakta unik di kampus atau sekolah kamu dulu yaa... Saya juga penasaran dengan sharing teman-teman yang pasti juga seru-seru 😍