Wednesday, 5 March 2025

Menyelami Karakter Arc dalam Menulis Novel

 Lagi bulan puasa bagusnya berbagi hal-hal bermanfaat nih 😊. Sekarang saya akan berbagi tips menulis novel tentang Karakter Arc. Pastinya kamu tahu dong kalau karakter adalah faktor utama yang menentukan cerita kamu akan seperti apa. Jadi, alur cerita yang luar biasa tidak akan lengkap dengan karakter yang kuat. Karakter yang kuat ini lah yang bisa membuat cerita lebih hidup, realistis dan memikat pembaca. 

Karakter Arc adalah perjalanan perubahan atau perkembangan yang dialami karakter sepanjang cerita. Arc ini bisa berupa perubahan emosional, psikologis, atau ideologis yang membuat karakter berkembang dari titik awal ke titik akhir yang berbeda. 
Tips Karakter Arc Novel

Ada beberapa macam Karakter Arc yang bisa gunakan, tergantung dari jenis cerita dan genre yang kamu tulis, yaitu: 

Positive Arc (Perubahan Positif)

Dalam arc ini, karakter mengalami perkembangan yang membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. Biasanya, karakter memulai dengan kekurangan atau keyakinan yang salah, lalu melalui berbagai tantangan, ia belajar dan berkembang.

Arc ini paling umum dan banyak digunakan di novel-novel populer. Bahkan di metropop yang saya tulis dan sering saya baca bukunya, juga hampir semuanya menggunakan Positive Arc ini. Jadi, tipe ini biasanya digunakan dalam cerita coming-of-age, fantasi heroik, atau kisah perjuangan yang membangun semangat pembaca. 

@thessalivia Replying to @tinyinfinity_ Terima kasih banyak yaa, Kak 🥲😍 Terharu banget saat tau kisah Ve dan Tante Sasa memberikan tempat spesial di hati Kak Tinyinfinity 💖. Anak2 ini adalah sumber inspirasi dalam menulis kisah2 keluarga seperti Semangat, Tante Sasa! #gramedia #penulisnovel #penulis #fyp ♬ original sound - JomTravel

Sebut saja buku Laskar Pelangi (Andrea Hirata), Agensi Rumah Tangga (Almira Bastari), novel saya yang If I Met You First dan Semangat, Tante Sasa! juga menggunakan positif arc. Buku-buku fantasi dan distopia favorit saya juga hampir semuanya menggunakan positif arc juga, seperti Hunger Games, Maze Runner, Harry Potter, Darren Shan dan banyak lagi contoh lainnya. 

Tips: Gunakan katalis yang membuat karakter kamu berubah menjadi lebih baik. Ingat, kunci katalis adalah tidak ada jalan balik untuk karakter selain menjalaninya dan berubah.


Negative Arc (Perubahan Negatif)

Kebalikan dari positive arc, karakter dalam arc ini mengalami perubahan ke arah yang lebih buruk. Bisa karena trauma, kekalahan, atau obsesi yang membuatnya kehilangan kemanusiaan. Biasanya digunakan dalam novel yang lebih gelap, psikologis, atau kritik sosial.

Tidak banyak buku yang saya baca menggunakan ini. Salah satu yang saya inget itu adalah karakter Kaleshi di film Game of Thrones, adaptasi dari buku George RR Martin. Daenerys Targaryen, alias Khaleesi, dalam Game of Thrones mengalami negative arc yang sangat kuat dan tragis. Awalnya, dia adalah seorang pemimpin muda yang bermimpi membawa keadilan dan membebaskan orang-orang dari perbudakan. Namun, seiring berjalannya cerita, ambisi dan rasa percaya dirinya yang berlebihan mengubahnya menjadi seorang tiran yang kejam.

Tips Karakter Arc Novel
Awalnya savior, akhirnya malah jadi tirani 😆

Selain itu, dari beberapa sumber yang saya temukan, novel terkenal yang menggunakan negative arc ini antara lain: The Picture of Dorian Gray (Oscar Wilde), 1984 (George Orwell). Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari), dan Cantik Itu Luka (Eka Kurniawan).

Tips: Gunakan negatif arc kalau kamu ingin cerita yang lebih tragis dan gelap. 


Flat Arc (Tidak Ada Perubahan, tetapi Mengubah Dunia Sekitarnya)

Dalam arc ini, karakter tetap pada prinsipnya sejak awal hingga akhir, tetapi justru dunia di sekitarnya yang berubah karena pengaruhnya. Biasanya terjadi pada tokoh yang sudah memiliki keyakinan kuat sejak awal dan membantu orang lain melihat kebenaran. Sering digunakan dalam cerita pahlawan yang tidak butuh perubahan internal tetapi memengaruhi orang lain.

Flat Arc banyak digunakan di buku-buku atau komik series dimana karakter sudah memiliki keyakinan atau prinsip yang kuat sejak awal dan tidak perlu berkembang secara drastis. Jadi Ceritanya lebih berfokus pada bagaimana karakter mempertahankan keyakinan itu dan mengubah dunia di sekitarnya. Selain itu juga plot lebih episodik, dengan karakter menghadapi berbagai kasus atau tantangan yang berbeda, tetapi tetap konsisten dalam kepribadian dan moralitasnya.

Contoh-contohnya antara lain Detektif Conan, Detektif Kindaici, Doraemon, Kungfu Komang dan lain-lain. Walaupun karakternya tidak banyak perubahan, ceritanya tetap menarik diikuti dari awal karena masing-masing karekter sudah memiliki keunikan dari awal. 

Tips Karakter Arc Novel
Saking uniknya setiap karakter di film Doraemon,
 kita sampai hapal semua keunikannya 😁

Tips: Kalau kamu menggunakan flat arc, jangan lupa beri masing-masing karakter keunikan dan khas tersendiri sejak awal.  

Demikian tips menulis kali ini. Selamat ngabuburit dan menunggu adzan magrib ya guys 😊

Sunday, 2 March 2025

Dari Blogger ke BookTok: Evolusi Konten Kreator Perbukuan di Indonesia

Halo semuanya!

Selamat tahun baru (walau telat 😁) dan akhirnya saya berhasil menulis postingan pertama tahun 2025 ini. Hehehe.. Postingan pertama kali ini tentang rubrik reportase asik dunia kepenulisan.

Sebelumnya saya mau cerita sedikit dulu guys. Akhir-akhir ini saya mulai aktif di Tiktok. Karena memang dasarnya saya suka banget edit-edit video. Bahkan dulu sebelum zaman capcut dan aplikasi edit, saya sudah pernah menang lomba video di kantor. Hehehe.. Belum pernah ikut lomba-lomba lain sih, tapi tetep aja seneng otak atik video. Oiya, Tiktok saya mostly membahas tentang tips menulis, karya saya dan review-review buku. Diselipin juga beberapa postingan random tentang #auhtorslife

Dengan aktif di Tiktok, ternyata saya mulai memperhatikan ada shifting nih dari content creator perbukuan. Saya jadi tertarik menyoroti beberapa era konten kreator perbukuan di Indonesia.

Era Blogger (2010-2018an)

Pada periode ini, banyak blogger yang fokus menulis tentang buku, baik dalam bentuk resensi, diskusi literatur, maupun pengalaman pribadi terkait membaca. Dulu blogger ini diwadahi oleh komunitas bernama Komunitas Blogger Buku Indonesia (BBI) resmi dibentuk pada 13 April 2011, dan kemudian pada 21 April 2011 dibentuk grup Facebook Blogger Buku Indonesia. Tujuan utama BBI adalah menularkan virus membaca sekaligus menulis, dengan kegiatan seperti posting resensi buku secara serentak setiap akhir bulan.


Saya sendiri dulu jadi anggota BBI baru sejak 2014. Dan dulu, penerbit saat akan menerbitkan buku, banyak yang menghubungi pengurus atau anggota BBI untuk diadakan review, blog tour dan giveaway. Masa-masa ini Blogger lagi rame-ramenya, dan kalau ada postingan terkait buku apalagi giveaway, pasti rame. Oiya, mostly juga blogger buku ini tidak mengenakan tarif untuk jasa review mereka. Karena memang komunitas ini berisi orang-orang yang suka membaca dan pasti happy banget dapet buku gratis. Hehehehe.. Saya juga waktu itu berkali-kali waktu itu dapat buku gratis😍.

Saya jadi ingat dulu novel pertama saya, Nikah Muda, sekitar tahun 2018, saat terbit masih bisa merasakan benefit para blogger buku ini. Walaupun waktu itu sudah mulai sepi, jadi saya kombinasikan dengan promo di Instagram juga.

Sekarang beberapa blogger masih aktif menulis di blog sebenarnya. Tapi sudah hampir tidak pernah lagi ada acara-acara seperti giveaway, blog tour, dan lain-lain. Beberapa masih menulis dan update blog, menurut saya karena mereka secinta itu dengan menulis, membaca dan berbagi, terlepas ada atau tidaknya gimmick dari penerbit atau penulis. Seperti saya yang masih suka nulis di sini sejak 2009 (walau angin-anginan juga updatenya😂)  

Era Instagram (sekitar 2015 – 2023)

Lama kelamaan blogger buku ini udah mulai sepi. Dan ternyata banyak yang mulai berpindah ke Instagram. Dengan meningkatnya popularitas Instagram, komunitas pecinta buku mulai memanfaatkan platform ini untuk berbagi ulasan dan rekomendasi buku melalui foto-foto estetis yang dikenal dengan istilah "Bookstagram". Tagar #bookstagramindonesia sampai dipakai di ratusan ribu postingan, menunjukkan antusiasme yang tinggi pecinta buku dalam berbagi dan mendiskusikan buku. Saya pun akhirnya membuat satu akun bookstagram @mybooklyfe waktu itu 😁: 

Kalau dulu sebagai blogger, kita harus belajar bagaimana menulis SEO (Search Engine Optimization) friendly, gimana postingan bisa jadi urutan teratas pencarian di mesin pencari (i.e. Google), Bookstragram beda lagi. Bookstagram yang bisa mendapatkan banyak follower biasanya adalah yang posting konten dengan foto estetik, review menarik dan tentu saja rutin update. Hehehe.. Bahkan bookstragram dengan follower ribuan juga bisa mengenakan rate card untuk review dan upload buku loh. 

Dengan adanya instagram, penulis dan penerbit diberikan kemudahan untuk reach out langsung ke bookstagram yang diinginkan untuk review buku. Bahkan waktu saya menerbitkan buku Semangat, Tante Sasa! dan If I Met YouFirst, penerbit saya sudah memberikan list akun bookstagram yang bisa saya pilih untuk mempromosikan buku.


Setahun belakangan ini, entah mengapa saya merasa dunia bookstagram menjadi agak lebih sepi dari sebelumnya. Bisa jadi karena bookstragram yang saya follow mulai move on dan memiliki kesibukan masing-masing, atau bisa jadi sayanya yang tidak terlalu aktif lagi. Jadi kurang update deh…

Baca juga: 

Istilah Pada Dunia Buku dan Bookstagram yang Wajib Kamu Tahu

Era TikTok (sekitar 2020 – sekarang)

Setelah era foto estetik di Instagram, sekarang content creator mulai beralih ke video. TikTok membawa inovasi baru dalam promosi buku melalui tren yang dikenal sebagai "BookTok". Pengguna TikTok saling berbagi informasi dan rekomendasi buku melalui video singkat yang kreatif dan biasanya lebih ekspresif. Jadi ulasan buku pada BookTok cenderung emosional dan menarik. Tren ini tidak hanya menghidupkan kembali ketertarikan pengguna untuk membaca buku, tetapi juga membantu penerbit dan penulis mempromosikan buku terbitannya kepada publik.

@thessalivia Replying to @butircollection Makasii banyak yaaa Kak 😍😍 Karena aku pengen pembaca juga ikut merasakan yang rasakan saat mengunjungi tempat2 baru 🥰💖 #novel #BookTok #europe #hongkong ♬ I'm Falling In Love - Wildflowers

Salah satu fitur Tiktok yang banyak digunakan Booktok adalah keranjang kuning dengan menjadi Tiktok Affiliate. Jadi content creator itu bisa menyisipkan link atas buku yang mereka promosikan, dan nantinya akan mendapatkan fee atas setiap buku yang terjual. Jika dulu buku gratis bisa didapatkan content creator dengan menunggu di-reach out penulis dan penerbit, sekarang mereka bisa lebih aktif dengan request sendiri ke penerbit atau penjual buku dengan “request sample” sebagai Titktok Affiliate.

Dengan adanya keranjang kuning, juga banyak penulis yang langsung mengiklankan bukunya sendiri. Bahkan banyak buku indie yang bisa mendapatkan banyak pembeli dan pembaca dengan keranjang kuning ini.

Perubahan merupakan hal yang tidak tehindarkan

Perubahan era di atas menunjukkan adaptasi komunitas literasi Indonesia terhadap perkembangan teknologi dan platform digital, dengan tujuan utama tentu saja untuk terus berbagai tentang buku dan mudah-mudahan bisa meningkatkan minat baca dan literasi di masyarakat. Pentingnya kita juga untuk beradaptasi karena dunia ternyata berubah dengan cepat, dan kebiasaan orang juga begitu.

Pada setiap era konten kreator perbukuan di Indonesia memiliki tantangan dan strategi berbeda dalam menarik audiens. Pada era Blogger, penulis harus memahami cara menulis artikel yang SEO-friendly agar tulisannya muncul di peringkat atas mesin pencari seperti Google, termasuk penggunaan kata kunci yang tepat dan struktur tulisan yang baik. Berbeda dengan itu, era Instagram atau Bookstagram lebih mengandalkan visual yang estetis, ulasan yang menarik, dan konsistensi dalam mengunggah konten agar bisa mendapatkan banyak pengikut. Sementara di era TikTok atau BookTok, tantangannya terletak pada kemampuan mengedit video yang engaging dan memahami pentingnya hook dalam 2 detik pertama agar penonton tertarik melanjutkan video hingga selesai. Adaptasi terhadap setiap platform ini menunjukkan bagaimana cara berbagi ulasan buku terus berkembang sesuai dengan perubahan tren digital.

Selain platform di atas sebenarnya juga ada platform lain seperti Youtube. Banyak youtuber luar yang aktif me-review buku sebenernya, tapi sayangnya Youtuber Indonesia belum terlalu banyak. Mungkin kapan-kapan saya akan bahas di reportase selanjutnya😁.

Demikian cerita kita pagi ini. Kira-kira dari semua era di atas, kamu paling nyaman saat berada di era mana aja? Share di komen yaaa.. 😉

 

 

Sunday, 15 December 2024

Rekomendasi Aplikasi Wajib untuk Pencinta Buku

Membaca dan mendapatkan akses ke buku jaman sekarang tidak berarti hanya membeli buku di toko buku, atau meminjam ke perpustakaan seperti dulu. Baca buku tidak lagi terbatas dalam bentuk fisik, banyak kemudahan cukup dengan membaca buku lewat aplikasi di gadget. Tidak sebatas ebook, bahkan sekarang kita dimudahkan dengan cukup memdengarkan buku dibacakan untuk kita, dalam format audio book 😍.

Pokoknya kita udah  dimanjakan banget dengan berbagai aplikasi yang dapat mempermudah untuk membaca, mengelola koleksi, atau menemukan buku baru. Berikut ini adalah beberapa aplikasi yang menurut saya wajib dimiliki oleh pencinta buku. Saya sendiri sudah menggunakan semuanya, jadi saya akan coba jelasin juga dengan kelebihan, kekurangan, dan manfaatnya.

1. Goodreads

Kita mulai dari aplikasi  yang sangat berguna untuk melacak buku yang sudah dibaca, sedang dibaca, atau ingin dibaca, yaitu Goodreads. Inget ya, Goodreads ini bukan tempat baca buku.. Karena saya sampai sekarang masih sering liat komen-komen di Goodreads yang bertanya, 'gimana ini cara baca bukunya di sini?'😆.

Selain membantu tracking buku apa aja yang sudah kita baca, fitur ulasan dan rating dari pengguna bisa sangat membantu kita menemukan rekomendasi buku baru. Rating Goodreads ini semacam rating IMDB untuk para pecinta film. Yang paling saya suka di sini, juga ada tantangan membaca tahunan yang bisa memotivasi pengguna untuk membaca lebih banyak buku. 

Aplikasi Pencinta Buku
Salah satu wrap up Reading Challange saya di Goodreads

Kurangnya Goodreads, paling tampilannya yang agak kurang modern (but, I'm totally fine with that) dan kadang-kadang kerasa agak lambat. Rekomendasi buku yang diberikan juga tidak secanggih aplikasi2 lain yang sudah pakai AI dan user behavior untuk ngasi rekomendasi (kayak Spotify misalnya). Tapi, secara keseluruhan, Goodreads sangat membantu pencinta buku untuk menjaga rekam jejak bacaan mereka dan terlibat dalam diskusi literatur dengan komunitas yang luas.

2. iPusnas

Aplikasi ini adalah surga bagi pembaca buku di Indonesia karena menyediakan koleksi buku yang sangat lengkap dan yang utama: gratis 😍. iPusnas mendukung misi literasi nasional dengan memberikan akses mudah ke buku berkualitas tanpa biaya. Oiya, iPusnas ini adalah perpustakaan online ya. Jadi kamu cuma bisa minjem beberapa hari. Kalau belum beres baca, bisa pinjam ulang. Jumlah buku per judul juga terbatas, jarang banget yang sampai sepuluh buku. Jadi untuk judul-judul tertentu, kamu bahkan harus antri buat minjem karena stoknya masih dipinjam pengguna lain semua. 

Aplikasi Pencinta Buku

Sayangnya, iPusnas interface aplikasinya terkadang memiliki bug atau lag yang lumayan menggangu. Kayak tiba-tiba nge-lag, loading-nya lamaaa, atau ke-log out sendiri, atau menu pencariannya error. Hahaha.. Pada beberapa kesempatan emang harus banyak sabar pake aplikasi ini tuh 😂 

Afterall, iPusnas adalah pilihan yang sempurna bagi siapa saja yang ingin memperluas wawasan tanpa mengeluarkan uang, terutama pelajar atau pembaca dengan anggaran terbatas.

3. Gramedia Digital

So far, aplikasi favorit saya pribadi jatuh kepada: Gramedia Digital, aplikasi yang menawarkan solusi hemat bagi pencinta buku dengan langganan murah untuk akses ke buku-buku terbitan Gramedia Group.  Koleksi yang tersedia mencakup berbagai genre, mulai dari novel, buku nonfiksi, hingga majalah. Langganannya bisa bulanan atau tahunan. Harganya menurut saya sangat worthed karena dengan membayar langganan bulanan, kita punya akses ke semua buku terbitan Gramedia Group. Dan, tau dong buku Gramedia Group itu sebagus dan sebanyak apa...😍 Jadi, dijamin puas banget kalau punya akses ke sebanyak itu buku. Cocok juga buat kamu yang mulai menerapkan hidup minimalis dalam mengkoleksi barang, jadi cukup nyimpen ebook aja di Gramedia Digital.


Aplikasi Pencinta Buku
Harga langganannya sangat worthed kalau kamu bisa baca banyak buku dalam sebulan

Oiya, karena ini sifatnya langganan, walau kita udah download buku tertentu, saat langanan berakhir, kita tidak akan punya akses buat bukunya. Kalau kamu punya kecepatan membaca yang cukup cepat, Gramedia Digital tetap bisa menjadikannya pilihan ekonomis untuk menikmati bacaan dari penerbit ternama.

Aplikasi Pencinta Buku
Dati pada kamu beli satuan ebook saya, lebih hemat dengan langganan Gramedia Digital saja dan bisa membaca buku saya If I Met You First dan Semangat, Tante Sasa! dengan bebas 

Tips dari saya, jangan lupa kalau mau beli paket Gramedia Digital, kepoin dulu instagramnya. Karena seraing banget ada promo-promo yang belum tentnu semua keliatan kalau buka aplikasi langsung.  

4. Rakata

Kalau tadi aplikasi untuk Gramedia Group, sekarang saya akan merekomendasikan aplikasi untuk membaca ebook Mizan Group, yaitu Rakata. Ebook di Rakata pembeliannya bersifat satuan, jadi sekali beli akan selamanya kita bisa baca ulang di aplikasi. Bahkan bisa dibaca saat offline juga. Jadi bukan dengan langganan di waktu tertentu seperti Gramedia Digital. Harga per bukunya pun juga pastinya lebih murah dari buku cetak. Kalau lagi ada promo-promo, bahkan buku bagus dan baru ada yang harganya di bawah 5ribu perak loh 😍

Rekomendasi Aplikasi Pencinta Buku


Dari sisi interface, menurut saya masih belum terlalu nyaman ya. Apalagi saat membaca buku, sering sekali nge-lag saat harus di-bookmark. Kalau abis nutup aplikasi dan kita buka lagi, buku yang kita baca pasti mulai lagi dari cover awal. Jadi gawat kalau lupa bookmark 😅

5. Google Play Books

Aplikasi ebook lainnya adalah Google Play Books yang dikenal karena koleksi bukunya yang sangat lengkap, termasuk buku internasional yang sering sulit ditemukan di toko buku lokal. Aplikasi ini juga fleksibel karena memungkinkan pembelian buku satu kali tanpa perlu berlangganan, dan dapat diakses di berbagai perangkat. Jadi misalnya kamu download di HP, saat buka user Playbook di laptop, kamu juga bisa baca bukunya. Ini kelebihan Google Play Books yang utama dibanding yang lainnya, lumayan bisa baca di laptop juga soalnya 😍.

Aplikasi Pencinta Buku

Bagi pembaca yang mencari buku-buku langka atau sulit ditemukan dalam versi cetak, Google Play Books adalah solusi ideal. Dengan aksesibilitas yang luas, pembaca dapat menikmati buku kapan saja dan di mana saja. Saya kebantu banget waktu nyari buku literartur kuliah untuk penyusunan tesis, jadi buku-buku yang susah ditemukan di toko buku itu masih ada di Play Book. Mantaab! 

Tapi yaa, harga buku digital di Google Play Books terkadang hampir sama dengan harga buku cetak😆. Jadi Playbook biasanya adalah alternatif saya mencari ebook, klo sudah nggak ada di iPusnas, Gramedia Digital dan Rakata. 

6. Storytel

Aplikasi terakhir yang saya rekomendasikan adalah Storytel, aplikasi yang menawarkan langganan murah untuk mendengarkan audiobook. Yup, bukan ebook lagi, tapi audiobook. 

Sebagai pembaca konvensional, saya sebenernya sempat agak skeptis dengan audiobook. Hehehe.. Menurut saya, kita tidak mendapatkan pengalaman membaca sesuangguhnya dengan audiobook. Tapi, ternyata saya salah besar saudara-saudara 😂. Audiobook ternyata sangat memudahkan kita untuk mengakses buku di sela-sela keterbatasan waktu. Bayangkan, saya bisa menampatkan buku dengan cukup mendengarkan audiobook sambil di gojek, atau sambil lari sore di GBK. Audiobook yang saya pilih juga mostly non fiction/ self help English version, jadi selain dapet ilmu dari isi bukunya, juga bisa membantu saya lebih lancar listening English. Luv 💖. Cara praktis untuk tetap membaca di sela-sela kesibukan.

Aplikasi Pencinta Buku


Dengan koleksi yang sangat beragam, mulai dari buku fiksi hingga nonfiksi, Storytel cocok banget untuk pencinta buku yang ingin menikmati bacaan dalam format audio. Aplikasi ini juga mendukung kita yang kebiasaan multitasking, jadi kita dapat mendengarkan buku sambil melakukan aktivitas lain. User interfacenya juga oke, jarang error, rekomendasi bukunya berdasarkan buku yang udah kita baca juga bagus. Harga langganannya pun sangat bersahabat, apalagi dibandingkan dengan harga beli buku impor yang lumayan banget harganya. Kita juga bisa download buku yang ingin kita dengerin, sehingga saat offline pun kita tetep bisa dengerin audiobooknya. Oiya satu lagi yang saya suka dari Storytel, beberapa buku tersedia dalam format ebook juga. Jadi selain mendengarkan, kamu juga bisa baca bukunya 😉. 

Namun, kekurangan dari Storytel adalah tidak semua buku tersedia dalam format audiobook, terutama untuk judul-judul yang lebih niche. Beberapa buku non fiksi incaran saya malah banyaknya hanya tersedia dalam bentuk summary aja, bukan keseluruhan isi buku. 

***

Demikian beberapa rekomendasi aplikasi untuk pembaca buku. Dengan banyaknya kemudahan, yuk tetap kita budayakan membaca buku dengan legal dan stop pembajakan buku biar penulis cepet kaya dari royalti  😉

Dari aplikasi di atas, mana yang sering kamu gunakan? Kalau ada rekomendasi aplikasi lain, jangan lupa share di komen, yaaa.. 

Sunday, 8 December 2024

Novel "Hello, Miskha!": Dimulai dari keresahan, karya, dan lomba menulis novel

Saya pernah membaca suatu quote, "Writing is the art of untangling the chaos within". Sepertinya ini cukup menggambarkan isi kepala saya akhir-akhir ini yang terasa penuh dengan berbagai hal 😆. Mulai dengan mempertanyakan hal yang saya lakukan dan usaha-usaha yang saya upayakan, rutinitas, dan segala kesibukan lainnya. Kadang pikiran saya begitu penuh dengan pertanyaan yang terus bergaung dan  pastinya saya sendiri tidak punya jawabannya. Dunia berputar begitu cepat sampai saya mulai ragu siapa yang bisa saya percaya. Bahkan pada saat-saat tertentu, saya mulai mempertanyakan kapasitas diri sendiri. I used to be so positive, but in several time this year, I begin to question myself. 

Dan yang saya lakukan untuk mencegah pikiran saya makin overthinking adalah: 

I started to write, write and write....

Sampai akhirnya jadilah sebuah cerita dan saya mulai upload di gwp.id, berjudul "Hello, Miskha!" Kisah seorang wanita workaholic bernama Rafaya, yang berusaha lebih menikmati hidup dengan ditemani sahabat Artificial Intelligence (AI), tetapi ia malah membuat karir dan hubungannya dengan orang lain menjadi semakin berantakan.


Kata Mereka tentang "Hello, Miskha!"

Saya menulis kisah Miskha ini awalnya tanpa ekspektasi apa-apa. Saya hanya mau bagian otak saya yang digunakan untuk overthinking bisa beralih fungsi jadi sibuk memikirkan nasib Rafaya dan kisah seperti apa yang cocok dengannya. Tapi ternyata komen yang masuk dari pembaca sangat menghangatkan hati. 
Beberapa di antaranya adalah: 
Female Lead kayaknya kurang lengkap kalau ga ada Male Lead nya yaa. hehehe. Please welcome, Ardhan. Bos Rafaya yang bikin kantor makin terasa seperti medan perang 😆

Boleh donk dikasi romance tipis-tipis 😍

Perasaan hangat setiap aku berhasil menyelesaikan cerita, ditambahkan dengan baca komen-komen seperti ini. My heart is full 💖



Lomba Novel Ramu Aksara

Pada bulan Juli 2024, Penerbit Bhuana Sastra (Kompas Gramedia Grup) dan Gramedia Writing Project (GWP) mengadakan lomba menulis novel dengan tema Horor dan Thriller yang bertajuk Ramu Aksara 2024. Hadiahnya selain uang, tentu saja adalah 3 naskah terpilih akan diterbitkan oleh penerbit  Bhuana Sastra. Impian semua penulis banget dong, bisa terbit di penerbit mayor di Kompas Gramedia grup ini 😍. 
Akhirnya cerita "Hello, Miskha!" yang kebetulan sudah tamat dan ada di gwp.id, saya daftarkan untuk mengikuti lomba. Nothing to lose aja, karena memang saya belum memutuskan untuk mengirimkan ke penerbit mana pun untuk cerita ini. 
Total ada 240an cerita yang masuk untuk lomba ini. Saya pun sempat baca beberapa cerita yang ikut lomba ini, dan memang banyak yang bagus-bagus. Nuansa thriller dan mencekamnya dapet banget. Beda banget sama cerita Rafaya yang htirllernya lebih banyak tentang perang perasaan dan office politics. 

Ternyata Lolos Penyisihan 

Awal November 2024, seorang teman nge-tag saya di salah satu postingan instagram @gwp. Eh, ternyata di postingan pengumuman 30 naskah terpilih, dan ternyata "Hello, Miskha!" lolos menjadi salah satu yang terpilih! AAAAAAaaaaaaaaa!!! Seneng banget 😍😍😍😍

Cerita "Hello, Miskha!" masuk dalam seleksi 30 besar dari 240+ cerita yang ikut lomba

Dari 30 terpilih ini, nanti akan dipilih 3 naskah yang akan diterbitkan. Saya berdoa, apapun jalannya, semoga kisah "Hello, Miskha!" dapat menyapa lebih banyak pembaca dan diterbitkan. Semoga cerita Rafaya dan Ardhan ini dapat mejeng di rak toko buku seluruh Indonesia, menemani Riana (If I Met You First) dan Tante Sasa (Semangat, Tante Sasa!). 

Apakah jalannya melalui lomba ini, atau justru lewat jalan lain, saya belum akan tahu😆. Yang penting percaya dulu aja.. Let's see the power of believing 💗

Karya dan Keresahan

Kembali ke cerita tentang awalnya kenapa saya mulai menulis lagi saat sedang sibuk-sibuknya. Ternyata, tanpa saya sadari, menulis adalah coping mechanism saya saat merasa keadaan di dunia nyata mulai terasa meresahkan. Ada yang sama? 😊

Oiya, yang mau baca cerita "Hello, Miksha!" dapat klik link di bawah ini ya.. Mumpung ceritanya masih lengkap sampe tamat di link gwp.id

BACA "HELLO, MIKSHA!" DI SINI

Saturday, 30 November 2024

QUOTE: The Subtle Art of Not Giving a F*ck by Mark Manson

Have you read The Subtle Art of Not Giving a Fck* by Mark Manson? I bought it years ago but only just finished it before 2025 rolled around (also with a help of audiobook in Storytel). Honestly, I kinda regret not reading it sooner because this book is a total gem!😍


In today’s world, with all the pressure we deal with, it’s so easy to forget how to actually enjoy life. We spend way too much time worrying about living up to standards set by other people and ignore what really makes us happy. Mark Manson really nails it when he says, Not giving a fck doesn’t mean being indifferent; it means being comfortable with being different.”

Unlike most self-improvement books that push you to constantly leave your comfort zone and chase the extraordinary, this one takes a fresh approach. It’s okay to be “normal” or “average” as long as you’ve picked your battles wisely. And seriously, in a world full of noise, learning to care about the right stuff and letting the rest go? That’s the real win 💖

Here some of quotes I love in this book: 




I highly recommend this book to you—it’s one of the best self-improvement books I’ve read. What do you think?
 

Saturday, 3 August 2024

Itenerary Potterhead 3 Hari di London

 Waktu itu di salah satu postingan tiktok saya, ada yang komen tentang, Fake it till you make it! Quote itu membuat saya berpikir, betapa banyak hal-hal yang dulunya hanya seperti mimpi, ternyata sekarang telah terjadi. Betapa luar biasa kuasa Allah untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya 😍. Rasanya masih merinding, bagaimana dulu Santorini, Cappadocia, Paris dan berbagai kota itu dulu hanyalah sebuah mimpi dari seorang gadis desa yang baru pertama kali ke luar negri waktu SMA dulu. Rasanya masih terasa sureal saat melihat buku saya terpampang di rak buku seluruh Indonesia. Luar biasa rasanya foto saya terpampang di seluruh sosial media kantor karena diliput sebagai seorang pekerja dan juga penulis. Belasan tahun lalu, saya bermimpi menghabiskan waktu keluarga yang menyenangkan di rumah dengan reading nook dan dinning nook sendiri di rumah ala-ala film Barat. Dan berbagai mimpi-mimpi lainnya...

Sekarang, berbagai mimpi itu satu persatu terwujud... Fake it, till you make it!

Back to topic, karena biasanya hal-hal luar biasa itu dimulai dari sebuah mimpi, kali ini saya mau ajak kamu semua untuk bermimpi dan jalan-jalan virtual 😁. Sebagai seorang Potterhead, sudah pasti salah satu bucket list saya adalah mengunjungi London dan tempat-tempat iconic Harry Potter di sana. Saat ini, cita-cita itu masih sebatas mimpi, tapi kita tidak tahu beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi itu akan terwujud, kan 😁.

Iseng-iseng saya bertanya ke ChatGPT, berikut adalah itenerary 3 hari di London apabila kamu adalah seorang pencinta Harry Potter: 

Day 1: Wizarding World and Iconic Sights

  • Morning: Start at King’s Cross Station, Platform 9¾. Snap a photo with the luggage trolley disappearing into the wall and explore the Harry Potter Shop.
  • Late Morning: Head to the British Library nearby. While not a Harry Potter location, it’s a treasure trove of manuscripts and a haven for book lovers.
  • Afternoon: Explore Leadenhall Market, which was the filming location for Diagon Alley scenes. Wander the market and take photos in this beautiful Victorian space.
  • Evening: Walk along the River Thames to see Big Ben and Westminster Bridge. You’ll feel the magic of London as the city lights up in the evening.
Itenerary London Harry Potter
Udah nyiapin pose kaya gini rencananya nanti pas ke sana, tapi bedanya pake baju Slyterin. Hahahha..
(sumber: mugglenet.com)


Itenerary London Harry Potter
Abis dari library, jalan-jalan dulu kita di Leadenhall Market, yang jadi tempat syuting Diagon Alley
(sumber: ilendedhere.com)

Day 2: Magical Shopping and Sightseeing

  • Morning: Begin at House of MinaLima, the gallery and shop by the designers behind the Harry Potter films’ graphic art. It’s located in Soho, full of colorful prints, posters, and other memorabilia.
  • Late Morning: Stop by Waterstones Piccadilly or Daunt Books for a unique bookstore experience. Both are charming, with rich histories and enchanting decor.
  • Afternoon: Visit St. Pancras International (featured as the exterior of King’s Cross Station in the films) and take in the architectural beauty.
  • Evening: Have dinner at The Cauldron for a magical potion-making experience, where you can mix your drinks in cauldron-inspired settings.
Siapa yang tau MinaLima dari buku illustrated Harry Potter? Jauh sebelum mereka menerbitkan buku itu, sebenarnya Minalima sudah lama bekerjasama dengan frenchise Harry Potter. MinaLima adalah nama studio desain grafis yang didirikan oleh Miraphora Mina dan Eduardo Lima, dua desainer yang bertanggung jawab atas banyak elemen visual ikonis dalam film-film Harry Potter dan Fantastic Beasts. Mereka menciptakan berbagai desain grafis penting, seperti surat penerimaan Hogwarts, peta Marauder, koran Daily Prophet, dan kemasan toko Weasleys' Wizard Wheezes. Selain desain grafis, gaya khas mereka memadukan ilustrasi detail dengan warna-warna cerah dan gaya vintage yang unik. Nah, MinaLima ini memiliki galeri dan toko di London yang memamerkan karya-karya mereka, termasuk cetakan, buku, dan barang-barang bertema dunia sihir yang menarik bagi para penggemar Harry Potter.

Itenerary London Harry Potter
Kira-kira kalau beli buku Harry Potter Minalima di sini, bakal lebih murah dari Periplus Jakarta ga ya? 😂 
(sumber: comejoinmyjourney.com)

Itenerary London Harry Potter
Tempat makan super seru di The Cauldron, udah berasa lagi di kelas ramuannya Snape 😁
(sumber: travelwithpau.com)

Day 3: Studio Tour Adventure

  • Morning to Afternoon: Spend the day at Warner Bros. Studio Tour - The Making of Harry Potter in Leavesden. Book tickets in advance for this unforgettable journey through sets, props, and costumes.
  • Evening: Head back to central London and, if time permits, enjoy a stroll through Covent Garden for its lively street performances and market.
Hari terakhir, tentu saja agenda wajib buat Potterhead kalau ke London, yaitu Warner Bros. Studio Tour - The Making of Harry Potter. Di sini nanti kita bisa melihat langsung set, kostum, dan properti asli dari film-film Harry Potter. Di studio ini, ada berbagai set ikonik seperti Great Hall, Diagon Alley, dan Hogwarts Express di Platform 9¾. Selain set, tur ini menampilkan kostum dan makhluk ajaib yang digunakan dalam film, seperti kostum Dumbledore dan boneka Buckbeak. Kita juga bisa mempelajari efek khusus di balik berbagai adegan magis, mencoba butterbeer, dan melihat model skala besar Kastil Hogwarts yang megah. Yang pasti, tur ini dirancang untuk memberikan pengalaman memorable dan innerchild Potterhead meronta-ronta 😆 


Itenerary London Harry Potter
Itenerary London Harry Potter
Kebayang klo ke sini, pasti setiap pojok saya bakal foto-foto semua 😂
(sumber: tours-international.com)

Kalau udah puas jalan-jalan di London, jangan lupa nanti beli kita oleh-oleh khas Harry Potter buat kenang-kenangan 😊. Beberapa yang populer termasuk wand replika karakter ikonik seperti Harry, Hermione, atau Snape, yang diproduksi dengan detail persis seperti di film. Selain itu, ada syal dan jubah rumah Hogwarts, memungkinkan penggemar untuk mewakili rumah favorit mereka, seperti Gryffindor atau Slytherin. Butterbeer souvenir mug juga banyak diminati—gelas ini tidak hanya dapat digunakan di rumah tetapi juga menjadi kenang-kenangan unik dari minuman khas dunia sihir. Ada juga replika buku dan koran seperti The Daily Prophet atau Advanced Potion Making yang membawa kesan vintage, serta permen Bertie Bott's Every Flavour Beans yang penuh kejutan rasa. Semua oleh-oleh ini dibuat dengan kualitas tinggi dan detail autentik, membuatnya sangat spesial sebagai kenangan dari kunjungan dunia Harry Potter.
Itenerary London Harry Potter
Kira-kira nanti kita akan dapet rasa apa aja yaaa? 😆

Seru juga yaa jalan-jalan virtual. Hehehhe.. Yuk kita hitung bareng-bareng, kira-kira butuh berepa bulan atau berapa tahun mimpi saya yang ini bisa terwujud 😍

Baca juga cerita dengan label 'Travel' lainnya: