Monday 14 September 2020

Save The Cat! Cara Jitu Menulis Novel (Part 2)


Pernah kah kamu sudah mempunyai ide sebuah cerita, tapi kemudian bingung bagaimana memulai menceritakan dalam bentuk novel? Kalau kamu mengalami itu, cara Save The Cat! Ini cocok sekali untuk kamu terapkan. Berikut saya akan memabahas tips menulis novel Save The Cats! menurut Jessica Brody...

Sebelumnya biar runut, jangan lupa baca Save The Cat! Cara Jitu Menulis Novel (Part 1)

Pada postingan kali ini, kita akan membahas 5 Langkah pada Act 1 yang akan menjadi 20% bagian awal novel kamu. Kalau kata Jessica Brody, Act 1 ini merupakan status quo, kondisi awal kehidupan Hero sebelum terjadinya konflik pada novel. 

tips menulis novel Save The Cat


5 Langkah pada Act 1 terdiri dari: 

1. Opening Image – 0% to 1% 

Opening Image adalah berupa satu kejadian (Single scene), yang membuat pembaca memiliki gambaran kehidupan hero saat awal cerita.
2 kunci yang disampaikan oleh Jessica pada opening image adalah : Visual dan flaws
 
Visual : Cerita harus menunjukkan (show) kondisi hero, bukan memberitahu (tell). Seperti yang sering disampaikan oleh para suhu dalam menulis, show not tell!
Misal kalau Hero kamu adalah seorang pemarah, maka opening image bisa berisi dia lagi marah saat tidak sabar menunggu temannya yang telat. Jadi kamu ga perlu ngasi tahu pembaca, misalnya memulai kalimat dengan “Sari adalah orang yang pemarah ...” ini namanya tell, bukan show. Ngeh kan bedanya? Sekali lagi, Show not tell!

Flaws
Hero yang diceritakan harus memiliki kekurangan dan cacat (flaws), karena ga ada pembaca yang penasaran dengan cerita orang yang kondisinya serba sempurna. BORING! Kata Jessica. 


Kalau semua serba perfect, ceritanya jadi ga akan asik and nowhere to go. Karena sebagus apapun narasi kita, sebagus apapun world building di novel, kalau kisah pemeran utamanya tidak mengena di hati, itu ga akan menjadikan cerita yang bagus.
Jadi, buatlah Hero di cerita kita kesulitan dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Sepanjang novel nanti ia bertansformasi menjadi lebih baik, itu lah inti sebuah novel. Perjalanan Hero menjadi kondisi yang berbeda dari sejak dia awal mulai, saat ia memiliki flaws.

2. Setup – 1% to 10%

Setup ini berisi multi scene, artinya ada beberapa kejadian yang terjadi pada bagian ini. Setup berisi tujuan Hero, dunia tempat hero tinggal (world), masalah yang dialamai Hero (problems)

Hero's goal : tujuan dia nanti di akhir buku. Tetapi pada bagian ini masih eksplisit, sebagai sneak peek pembaca buat tau sebenernya yang dipengenin Hero nya itu apa. 

World : Saatnya kita menceritakan gimana sih kondisinya si Hero. Dia tinggal dimana, sama siapa, kesehariannya gimana dll. Kalau cerita kamu fantasi, saatnya mulai menceritakan dunianya dengan penuh keajaiban. 

Problems : masalah utama Hero itu apa.


Setup ini dibuat ringkas aja. Ga perlu berlama-lama menceritakan tempat Hero kita tinggal misalnya, cukup 10% dari cerita biar ga ngebosesin


3. Theme Stated – 5%

Bagian ini cukup berisi satu kejadian aja (single scene). Di sini diceritakan transformasi sang Hero.

Without a transformation, the story will fall flat

Kalau di bagian setup lebih ke apa yang hero inginkan, sedangkan di bagian ini menceritakan apa yang hero butuhkan. Hal itu biasanya disampaikan oleh orang lain, dan bisa juga oleh orang yang tidak terlalu penting. Transformasi ini juga biasanya diacuhkan oleh hero.

Salah satu contohnya di buku Me Before You. Saat Louisa ditanya waktu wawancara kerja, kamu sebenarnya mau apa di hidupmu? Saat itu Louisa ga bisa jawab karena selama ini hidupnya hanyalah untuk orang lain. Dia ga pernah memikirkan kebahagiaannya sendiri atau apa yang dia inginkan. Jadi saat ditanya itu oleh yang wawancara, otomatis Louisa bingung kan..

4. Catalyst – 10%

Sesuatu harus terjadi agar cerita tidak membosankan. Satu aja, makanya langkah ini masuk ke single scene. Sesuatu yang besar dan bisa merubah jalan hidup sang hero. Saking besarnya, itu akan merubah jalan hidup sang hero and there's no way back.

The story will change the hero.

Kata Jessica, catalyst ini adalah alasan orang buat beli buku kita dan baca cerita yang kita suguhkan.
Jadi catalyst harus sesuatu yang besar dan sangat bermakna. Buat tau apakah katalis yang kita buat udah cukup, kamu bisa mengajukan pertanyaan : 
Apakah setelah ada katalis, hidup sang hero bisa kembali seperti dulu?
Kalau jawabannya bisa, itu artinya katalis novel kamu kurang kuat.

Contoh katalis di buku 

Hunger Games : saat Katniss mengajukan diri menggantikan adiknya di Hunger Games.


Harry Potter : Saat Hagrid bilang "You are a wizard, Harry" 


Novel Nikah Muda saya : Saat Kirana dijodohkan dengan Aji oleh ayahnya. (Tetep ya promosi 😁)

Kebayang kan katalis harus sebesar apa? Ibaratnya kalau ga ada katalis, ga akan ada cerita novel kamu. 

Oiya, katalis ga harus hal buruk. Kalau di buku romace biasanya katalis saat dia bertemu orang yang akan merubah hidupnya, mau saat itu dia udah suka atau belum.

5. Debate – 10% to 20%

Setelah terjadi sesuatu yang besar dengan hidup Hero pada katalis di atas, agar cerita realistis, maka harus ada sesi saat Hero bertanya-tanya, atau berpikir ulang. Apakah benar itu terjadi, apakah ia harus melakukan itu atau tidak dan berbagai keraguan lainnya. Reacts and debate.
Oiya, Debate ini multi scene ya, jadi bisa beberapa kejadian di ceritakan di sini.

Di debate ini, Hero mulai mikir banyak. Bisa juga sampai di colek pun juga ga nyadar kayak kucing ini 😁

Kurang lebih itu Act 1 untuk menulis buku. Setelah itu karena penasaran, saya mencoba membuka beberapa buku saya di rak, dan saat itulah saya menemukan kesamaan dengan cara ini :
  • Dru dan 5 Kerajaan (Clara Ng) : cerita dimulai dengan Dru marah sampai berkelahi dengan anak lain.
  • Critical Eleven (Ika Natassa) : yang menceritakan kehidupan Anya yang sangat mobile dimulai dengan saat Anya di pesawat.
  • Lockwood & Co (Jonathan Stroud) dimulai dengan Lockwood dan teman-temannya membasmi hantu dengan sifat kenekatan Lockwood yang terkesan ceroboh.
  • Hunger Games (Suzzane Collins) dimulai dengan Katniss yang pergi berburu dengan Gale, menggambarkan Katniss yang rabel dengan aturan lararangan berburu.
Cocok semua sama arahan Jessica 😍


tips menulis novel Save The Cat
Salam dari Jessica Brody 😁

Jadi bagaimana? Kira-kira dengan penjelasan di atas, udah bikin kamu kebayang ga memulai novel? Ayo segera mulai menulis, ceritakan Hero kamu dan semua kecacatannya. Lanjut ceritakan dunianya, tujuannya dan keinginannya. Beri dia katalis agar hidupnya jungkir balik sampai tidak ada jalan untuk kembali..

Selamat menulis! Sampai ketemu di postingan berikutnya untuk penjelasan Act 2 dan Act 3 💖💖

20 comments:

  1. Makasih Ica... udah berbagi tips yang praktikal sekali :)
    Btw, penasaran nih, kenapa metodeya bisa disebut Save The Cat, ya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasii juga Hicha udah baca postingan ini 😍😍

      Oiya baru ngeh, ca belum jelasin maksd Save The Cat nya yaa 😂 Jadi Hero di cerita kita diibaratkan kayak kucing. Kucing ini lah yg harus kita selamatkan di cerita kita. Dan namanya kucing kan pasti imut, gemesin dan banyak orang suka, nah itulah tujuan cerita kita, memiliki Hero yg bisa menarik hati banyak orang 😁

      Delete
  2. Wajib di bookmark, ini mah daging, saya malah belum tahu bayangannya sama sekali, ternyata kalau ada tipsnya gini, lebih mudah terarah.
    Saya pernah baca di mana ya, tapi kayaknya nggak sedetail ini, dan ini memang khusus novel ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaa alhamdulillah senangnya kalau ini bermanfaat 😍😍 Iya, akupun pas ikut trainingnya mikir gt Mba, wah jd terarah dan lbh kebayang buat nulisnya..
      Iya, katanya ini khusus buat novel mba, bisa semua genre..hehehe..

      Delete
  3. materi yang sangat berat tapi memang bermanfaat, khususnya buat pemula yang ingin semangat menulis dengan lebih bernyawa #eaaa, apakah aku akan makin greng membangkitkan jiwa menulis fiksiku yang sempat mati suri saat SMA dulu, hiks...kupelajari pelan pelan dulu ah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Nita, buat aku bermanfaat sekali.. mudah2an juga yg baca bs mendapatkan manfaatnya 😁

      Ayoo mba nita, kobarkan lagi semangat nulisnya.. apalagi mba nita bekgron ilmu nulisnya udah keren bgd, mantan reporter gitu loh 😁 Apalagi sejak SMA udah nulis. Aku yakin tinggal dipoles dikit lg pasti karyanya keren.. 😍

      Delete
    2. Ayo mbak Nita, semangat dong bikin lanjutannya cerita bersambung kupu kupu yang menabrakkan sayapnya pada dinding jendela. 😃

      Delete
    3. Iyaa, udah lama ga baca sambungan cerita Mba Nita. Semangaat ayo terusin Mba Nita :D

      Delete
  4. Kemarin baca artikel mbak eno tentang membuat buku, sekarang baca artikelnya mbak thesa tentang tips membuat sebuah novel. Mungkin kalian sudah janjian untuk membuat konspirasi ini...hhahahaha

    Saya sih belum kepikiran bikin novel. Hanya kepikiran untuk nulis ulang beberapa artikel yang ada di blog agar lebih bagus lagi.
    Panduan ini sangat berguna. Makasih mbak thessa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya juga ya Mas Rivai, jadi sama2 tentang menulis buku ya dg Mba Eno. Hehehe...

      Wah semangat mas, sampai mau menulis ulang bbrapa artikel di blog. Aku jangankan mau nulis ulang yg udah ada, mau terbit postingan baru di blog aja ngos2an. :D

      Sama2 Mas Rivai, semoga berguna ya. Terima kasih jg udah mampir dan membaca :)

      Delete
  5. Setelah aku baca ini jadi ngeh kenapa orang2 yg suka baca buku luar negeri kurang suka karya tere liye, walo bestseler tapi kurang shownya. Masih banyak tellnya. Wehehe. Tp anehnya ya tetep aja best seller. Sungguh sebuah keajaiban. :D

    Btw, makasih ilmunya mba Tessa jadi belajar lagi tentang gimana bikin novel yang bagus. Moga suatu saat aku bisa nelurin novel. Ku udah lama ga nulis fiksi. Haha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Ila, aku baru ngeh donk, ternyata yg bikin aku kurang sreg baca buku Tere Liye itu memang banyak tell nya. Aku pernah baca kumpulan cerpennya dan itu bagus, giliran baca novelnya aku kaya overwhelming gt.. Bener kata Mba Ila, apalagi dr kecil aku banyaknya baca buku terjemahan. hehehe..

      Amin, semoga suatu saat bisa menelurkan karya ya Mbaa.. ^^
      Terima kasih juga udah membaca, semoga bermanfaat ilmunya :D

      Delete
  6. Ini yang kadang ada di sinetron televisi menurutku, seharusnya pemeran cukup mengekspresikan perasaan agar penonton tahu kalo dia lagi marah, bukan malah ada suara pemberitahuan seperti dalam hati kalo ia marah. Menurutku gesture tubuh juga sudah cukup.

    Untuk cerita novel berarti awalnya harus ada hal yang menarik minat pembaca agar tertarik baca lanjutannya ya mbak, itu namanya Catalyst kan? (Soalnya ngga paham basa Inggris.😂)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya banget Mas Agus. Salah satu ekspresi yg aku suka itu ekspresi Katniss di film Hunger Games. Itu dia diem aja kita udah kebayang gimana perasaannya dia. Ga perlu pake kata2 dalam hati kaya di sinetron, plus zoom in zoom out kamera dan backsound music mengagetkan klo di sinetron. Hehehhe.. :D

      Iya Mas Agus, klo menurut Jessica Brody harus gt. Dan katalis itu harus muncul di 20% buku. Kalau kelamaan pembaca bsa keburu bosen buat lanjutin katanya. Hehehe.. Jadi istilahnya katalis itu semacam pemicu yg membuat hidup Hero nya berubah drastis Mas Agus. :)

      Delete
  7. Luar biasa banget kalau berpikir tentang dunia tulis menulis ini. Dimana kita bebas mau bikin tokoh yang kayak gimana. Kita siksa si tokoh, bikin dia seneng, terus dapat masalah. Tapi memang biasanya novel yang menarik ada unsur-unsur di atas. Saya suka banget sama harry potter dan hunger games. Baik buku maupun filmnya, sama-sama bagus😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Astria, bebas bikin tokoh menderita atau malah bisa juga, berbunga-bunga. Hehehe.. Asal sepanjang cerita kita, tokoh bertransformasi dibanding saat awal muncul.

      Toooss Mbaa, Harry Potter itu favorit saya sepanjang masa. Hhehehe.. Kalau Hunger Games itu buku distopia favorit saya, filmnya juga bagus banget. Nge fans deh sama sama Janifer Lawrence di filmnya :D

      Delete
  8. Aku gemooooy Ama kucing yaaa hahahhaha.

    Pas baca urutannya, aku lgs keinget Ama Harry Potter sih, drpd hunger games :D. Itu buku jauh berkesan memang :D. Baca berkali2 tetep ga bosen.

    Dan mba, aku jd tertarik pesen bukuku yg nikah muda :). Bisa dipesen lwt link yg bawah yaa? Menarik sepertinya, agak2 relate Ama aku yg juga nikah muda hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kuciiing nya bikin gemes ya mbaa 😂

      Iya bangeet mbaa, aku reread Harry Potter udah berkali2, punya dr puluhan tahun lalu n ga pernah bosen sama ceritanya 😍

      Waah asiikk. Okee Mba Fanny, aku email ya Mba 😘

      Delete
  9. Wah ilmunya bagus banget. Soalnya buat eksekusi supaya jadi novel itu butuh ilmu2 seperti ini. Makasih postingannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 Mba Nurul. Semoga bermanfaat yaa 😊😊

      Delete