Saturday 6 February 2021

Kisah Quarter Life Crisis pada Novel Mencari Simetri

Halo semuanya!

Ga kerasa udah ganti bulan aja yaa.. Gimana progres bacaan bulan kemaren? Saya pribadi udah berhasil menyelesaikan 4 buku, dan semuanya buku metropop 😁 Lagi seneng-senengnya baca buku yang santai bulan kemaren. Kalau bulan ini rencananya saya mau mulai baca buku tebal-tebal dan nonfiksi juga. Udah lama banget sepertinya saya tidak berani menyentuh buku tebal. 😅 Makanya tahun ini saya manarget bacaan hanya 20 buku, jauh lebih sedikit dari tahun lalu.

Salah satu buku yang saya baca bulan kemarin adalah novel metropop berjudul Mencari Simetri karya Annisa Ihsani. Berikut adalah review singkat saya untuk buku Mencari Simetri:

Blurb

Menjelang usia kepala tiga, April merasa gamang dan kehilangan arah. Ia memiliki karier yang nyaman, tapi tidak bisa dibanggakan. Punya banyak teman, tapi mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Dekat dengan Armin, tapi tak pernah ada kejelasan. Belum lagi menghadapi keanehan Papa yang terus menerus melupakan hal sepele.

Enam tahun April terjebak dalam hubungan yang rumit dengan Armin. Entah salah satu dari mereka punya pacar, atau memang sudah terlalu nyaman berteman. April tetap tak mampu melepaskan Armin sebagai sosok pria ideal.

Saat menemani Papa melalui serangkaian tes medis, Lukman hadir. Pria itu menawarkan kehidupan yang mapan dan hubungan serius.

April berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan hidupnya kembali. Dan cara untuk menemukan simetri hatinya. Memilih hidup bersama Lukman, atau menunggu Armin entah sampai kapan.

 

Mencari Simetri Annisa Ihsani

Buku dimulai dari April yang mengatakan bahwa biasanya setiap orang punya Armin-nya sendiri. Orang yang disuka dan cukup dekat, tapi tidak pernah benar-benar jadian dan jadi pacar. Itulah yang terjadi dengan April. Sudah enam tahun ia memendam rasa kepada teman kantornya, Armin. Kamu punya Armin juga kah dalam hidupmu? 😄

Breadcrumbing

Jangan bayangkan Arminnya luar biasanya banget ya. Karena walaupun keren, saya agak gimna gitu dengan sifat Armin yang kalau istilahnya breadcrumbing banget kepada April. Ada yang tahu istilah breadcrumbing dalam hubungan? Jadi ini dianalogikan dengan orang yang selalu memberikan remahan roti, cukup enak untuk membuat sang wanita untuk tetap dekat menikmati remah-remah. Namun, tidak cukup ngenyangin perut karena mereka tidak akan pernah jadian. Saat penebar remahan ini merasa si wanita mulai menjauh, ia akan kembali menerbarkan lebih banyak remahan roti. Misal tiba-tiba nge-chat lagi setelah lama menghilang, jadi otomatis membuat si wanita galau. 

Itulah yang dilakukan Armin kepada April. Jadi wajar selama 6 tahun sulit sekali bagi April berpaling dari Armin. Misalnya saat ia memutuskan menjauhi Armin, laki-laki itu malah ngechat sebatas buat nanyain jeans mana yang cocok buat dibeli. Arrggg, bikin kesel kadang 😆

Quarter Life Crisis

April berada dalam quarter life crisis. Udah 6 tahun kerja, tapi tidak ada perkembangan karir yang berarti. Bahkan salah satu yang membuat ia tetap bertahan di pekerjaannya karena Armin. Sedangkan di keluarga, mau tidak mau dia dibanding-bandingkan dengan kakaknya yang cantik, kerjaannya oke dan punya suami dan anak yang luar biasa. Teman-teman seumuran April pun tampak pelan-pelan terasa semakin jauh karena temannya sudah mulai sibuk dengan suami dan anak-anaknya.

Ini sebenarnya sempat mengingatkan saya juga dengan salah satu postingan Mba Jane tentang WHEN FRIENDSHIP CHANGES.  Tentang bagaimana pelan-pelan persahabatan akan berubah karena masing-masing orang akan sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Kondisi yang diangkat cukup nyata, jadi pasti banyak pembaca merasa related dengan kisah April. 

Selain kehidupan pribadi, April juga harus bergumul dengan kondisi orangtuanya. Terutama sang ayah yang mengalami demensia. Parahnya karena sang kakak sibuk (dengan pekerjaan, keluarga, dsb), biasanya April yang akan menemani Ayah bolak balik ke dokter. Atau sekedar menemani di rumah, karena April memiliki pekerjaan dengan waktu yang cukup fleksible.

Simetri dalam Hidup

Membaca ini sebenarnya cukup memberikan gambaran, sesuatu itu dibangun dengan simetri tertentu. Ada teman April yang menikah dan punya anak, tapi harus merelakan keluar dari pekerjaannya yang padahal memiliki prospek karir yang bagus. April yang mungkin terlihat tidak memiliki apa-apa dibandingkan sang Kakak, tapi siapa yang selalu sedia menemani sang ayah? 

Banyak postingan teman-teman blogger yang membuat saya ngerasa betapa related-nya ini dengan kehidupan sehari-hari. Mba Eno pada postingannya Train & Railways pernah cerita tentang bagaimana hidup adalah kereta api, jadi kita tidak perlu fokus pada pemberhentian stasiun-stasiunnya. Kita lebih baik menikmati saja prosesnya. Postingan Mba Awl waktu itu juga kurang lebih mengkhawatirkan hal yang sama. Bagaimana sepertinya orang lain sudah memiliki kesukesannya sendiri. Yang kita tidak tahu, apa yang sudah mereka korbankan untuk itu, ada harga yang harus mereka bayar buat itu. 

Seorang teman pernah mengatakan kepada saya, Life work balance is a bullshit.  🤣😆 Saya setuju sebenarnya dengan itu. Kita tidak bisa meraih semua sama bagusnya sama kerennya. Tinggal kita gimana menyelasarkan simetri aja, mau lebih fokus kemana. Dan ketika kita sudah memutuskan fokus  itu, semoga kita bisa mengurangi membanding-bandingkan hidup dengan orang lain. Setiap orang pantas bahagia, dengan caranya sendiri.

Rating

Back to the book 😁 Jadi, ini adalah buku Annisa Ihsani pertama yang saya baca. Awalnya saya agak kaget karena bahasanya terasa kaku karena menggunakan bahasa baku. Apalagi buat orang yang tinggal di Jakarta, tanpa ada lo-gue-enggak sama sekali dipercakapannya. Membaca ini rasanya menberi warna berbeda dibandingkan dengan metropop sejenis yang banyak akhir-akhir ini. Jujur pas awal membaca agak kerasa kurang nyaman, tapi ternyata setelah diteruskan saya bisa menikmati ceritanya. 

Kalau dari jalan cerita, saya akui banyak sekali pesan kehidupan yang didapat dari buku ini. Namun, buku ini terasa kurang kejutan. Sepanjang cerita, tidak ada klimaks yang benar-benar memainkan perasaan. Jadi saya merasa ceritanya agak datar. Bahkan saat ....

Spoiler alert


So, saya merekomendasikan buku ini buat kamu yang butuh bacaan ringan tentang quarter life crisis. Menurut saya 3.5 bintang untuk novel Mencari Simetri ini. 



Judul buku : Mencari Simetri
Penulis : Annisa Ihsani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978602 062 9353
Cetakan Pertama : 2019
Baca di : Ipusnas

Foto: Canve edited by me
 

25 comments:

  1. Waaah ??? Ceritanya halu mbak, jujur untuk saat ini saya tidak mahu dan tidak ingin membaca novel halu karena saya masih trauma mendengar cerita tetangga seberang saya yang berhalusinasi tingkat dewa dan merasa masuk dalam cerita tersebut dan apa yang terjadi dia hamil. Eeets??? Dia hamilnya bukan berhubungan badan dengan seseorang namun mungkin barang tak kasat mata itu yang menjadikannya seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Tariii, kok aku merinding membayangkannya yaa 😆😆
      Tapi memang iya, sesuatu yg berlebihan itu ga baik. Apalagi halu berlebihan yaa. Huhu..

      Delete
  2. Aku bayangin ceritanya kok aku kesal sendiri sama Armin ya 🤣 apalagi pas baca spoilernya 🤣 udah gregetan duluan sama Armin wkwkwk
    Aku sendiri jarang baca Metropop, tapi kadang kalau ingin bacaan ringan, suka mencari buku cinta-cintaan sih 🤣 pankapan boleh tanya Kak Thessa nih kalau mau rekomendasi buku romance metropop 🙈

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama kaya perasaan aku pas baca Lia 😅 Bawaannya kesel sama Armin, trus lbh kesel lg sama April yg bs sebucin itu ke Armin. Hehehe..
      Matropop lumayan sih Lia buar bacaan ringan. Hehehe.. Klo dulu aku lbh suka teenlit buat bacaan ringan, skrng2 lbh cocok metropop klo aku 😁 Leh ughaaa, walaupun rekomendasi aku biasanya receh2 aja 😂😂

      Delete
  3. Halo teteh, reviewnya mantap, enak banget dibacanya. Saking enaknya, saya malah jadi ga tertarik baca novelnya, hehehe... Suka kesel sendiri kalo ada tokoh female lead yang sebucin itu sampe gak mau pake akal sehatnya dalam menilai laki-laki 😅. Eh tapi banyak nilai positif yang bisa diambil juga sih ya dari novel ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaa makasi banyak Teh Meita 😍 Alhamdulillah klo pembahasannya cukup ngalir yaa 😁
      Nah, mudah2an jadinya aku ga menggiring opini ya. Hehehe.. Memang agak bikin gimana gt ya klo karakternya sebucin itu. Tp bagusnya dia akhirnya menemukan simetri dlm hidupnya sih.
      Bener, ada nilai2 positifnya juga. Dan aku yakin banyak yg related dg kondisinya 😉 btw, makasi udah berkunjung teh 💖💖

      Delete
  4. Pas baca blurbnya aku udah bisa merasakan mbak, ini novel emang quarter life crisis banget sih, kayaknya related sama kehidupan sehari-hari, apalagi menyangkut soal hubungan berkedok teman😁 Meskipun belum sampai ke tahap sana, ikut bisa merasakan pusingnya di posisi April.

    Kalau dipikir-pikir, iyaa ya, sebel juga aku mbak sama Armin🤣 Dia tuh tipe-tipe cowok yang kayaknya bakal aku tinggalin mau sesuka dan sebutuh apapun dirikuuhh, wkwk. Abis mainnya tarik ulur, pengen tak hihh aja😂 Terus tadi tangan jahil ini iseng baca spoiler alert, dan hmm.. kayaknya aku bisa mengerti kekecewaan mbak Thessa dengan penyelesaian konfliknya. Akupun pasti akan berpikir demikian🤧 Sangat disayangkan yaa, padahal bisa aja ditambahin bumbu lain. Misal April yg dendam lantas pergi ke mbah dukun terus mantra-mantrai si Armin biar kualat tau rasa dia. *Wkwkwkkw
    kok jadi syirik ya🤣 inimah ujung-ujungnya jadi novel horror ya mbak🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Awl, isu yg diambil memang fokus ke quarter life crisis nya. Termasuk hubungan temen tp naksirnya itu 😆
      Nah bagus Mba Awl, rasionalnya pasti kita langsng tendang aja penyebar breadcrumbing itu yaa. Tp kenyataannya buat orang yg mengalami, rasionalnya udah ketutup duluan sama kebucinannya. Huhu..
      Nah, aku jg menunggu gebrakan sbnrnya dr April. Eh kok ya dia malah nrimo aja gt kesannya. Hmmmm, yaudahlah dr pd ntr jd novel horor ya mba 😂🤣🤣

      Delete
  5. masih terekam jelas dalam ingatanku membaca sinopsis buku ini di blog seorang kawan yang memang khusus mengulas buku, si adin namanya...ya dia menulisnya secara singkat namun to the point ke hal hal krusial, jadi aku sampai sekarang masih ingat betul bagaimana jalan cerita dari buku ini, walau aku belum pernah baca bukunya secara utuh. Tapi aku jadi nangkap isinya karena temanku itu menuliskan reviewnya begitu melekat sehingga ya tentang si tokoh duo A yang saling tarik ulur ini masih aku hapal sangat, hehehe

    kalau quarter life crisis ini terjadi di usia 25 (khusus pemikiran kapan nikah...eh tapi ini ditambahi dengan bab wang sinawang tentang kesuksesan dan menanyakan esensi hidup deng ya), dulu aku nikah tuh sebelum usia 25 sih....jadi ga ngerasain kayak yang april rasain......terutama yang masalah kapan nikah. Cuma memang menilik karakter tokohnya kayaknya agak bikin gumush ya modelan si Arminn ini ...pehape tingkat dewa... hiiiiih wkwkwkkwkwkkw, mungkin perlu dicubit dulu kalik biar ga tukang pehape...kesian si april digantung mpe 6 tahun lamanya hahhahahahahha

    tapi endingnya jadian kan? kan? kalau ga mungkin perlu di...di...ah sudahlah hahahhahahhahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaaa Mba Nita udah pernh baca reviewnya juga yaaa 😍 Memang ini buku udah dr thn 2019. Untungny skrng ada di Ipusnas, jd bs baca gratis di situ 😁
      Iya bener, ini dua orang tarik ulur bikin greget. 😆😆
      Sama mbaaa, aku jg nikah dibawah 25. Toooss. Kita kan kayanya seumuran mba, ga beda jauh 😁 (beda dimuka aja mba nita lbh baby face 😍). Trus jdnya umur segini udah sibuk sama bocah2.
      Nah aku malah seringnya dicurhati temen2, apalagi yg blm menenukan jodohnya. Huhu. Jd cerita ini lumayan mirip dg kegalauan bbrapa temen2ku.
      Tingkat dewa memang, pengen dijitak rasanya itu si Armin 😂

      Delete
  6. ealaaaaa aku buka spoiler alertnya kok....hoho..pingin jitak si armin hahhahahhahaha...pait tenan ketemu modelan cowok kek si arminn hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahha 🤣🤣 akhirnya ngeklik spoiler alertnya ya Mbaa 🤣🤣 Ga sesuai harapan yaa, apalagi buat pencinta happy ending 🙈😆

      Delete
  7. Wuiiih, tipe cowok kayak Armin sangat menyebalkan menurut saya hahaha, maunya apa coba, paling KZL sama orang yang nggak punya kejelasan. Anak orang digantung macam jemuran 😂 Biasanya yang begini suka nggak sadar diri dan seenaknya. Nanti ketika si perempuan menyatakan cinta karena sudah nggak sabar, dia akan sok sok kaget, padahal bisa jadi dia tau sebenarnya jika perempuan itu suka. Buaya! *lah jadi marah-marah saya* hahahahahahaha *maaf mba Thessa* 😆

    Eniho, on a serious note, saya setuju kalau masing-masing dari kita punya simetri kehidupan, yang mungkin berbeda dengan satu sama lainnya. Plus tentu akan selalu ada yang dikorbankan, dari pencapaian hidup semua orang. Cuma masalahnya ada yang kelihatan dan ada pula yang nggak 🙈 Intinya, kita semua pasti punya moments dimana harus mengorbankan sesuatu, entah itu waktu, tenaga, uang, karir, bahkan kadang kesempatan untuk tidur, demi hal yang kita inginkan. Seperti teman April yang korbankan karirnya demi anak. And that's life 😍 hohoho.

    Terima kasih untuk review-nya plus pelajaran berharga mengenai simetri hidup, mba Thessa 🥳🎉

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah persis Mba Eno. Arminnya kaget cobaa, masa iya dia ga tau. Orang ceritanya aja sekantor udah pd tau perasaan April. Bikin kezel kaan 🤣😅

      Iyaa, hanya krna orang ga keliatan pengorbanannya bukan berarti semua baik2 saja. Kadang orang suka ngeliat rumput tetangga lebih hijau, padahal di dalemnya blm tentu seperti itu. Entah apa yg udah dikorbankan agar membuat semuanya terlihat hijau kan.. That's life 😁

      Sama2 Mba enoo, terima kasih udah membaca dan sharing di komen 😉

      Delete
  8. Itu April gimana menghadapi sikap Armin yang menjengkelkan? Gimana caranya dia bisa bertahan? 😅 duh duh. Dan terima kasih kak Thessa untuk informasi soal “Breadcrumbing” menarik banget nih buat jadi peringatan soal menjalin hubungan wkwkwk. Thankyou kk Thessa buat reviewnya yang informatif! :D

    Ngomongin mba Annisa Ihsani, aku pernah baca satu bukunya yang berjudul “A untuk Amanda” kalo ini novel YA yang ngomongin soal mental health, bagus banget kak. Barangkali kak Thessa mau coba baca bukunya mba Annisa yang lain😁✌🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah Mba Reka, aku jg bingung sama April menghadapinya 🤣🤣
      Sama2 Mba reka, makasi juga yaa udah baca 😉
      Wah aku jg tau A untuk Amanda. Rating Goodreadsnya jg lbh bagus dr ini. Makasi rekomendasinya Mba Reka, pankapan aku cari juga ah 😁

      Delete
  9. Aku lgs cari bukunya di ipusnas, dan download. Walopun mba thessa bilang kata2nya agak baku, tapi temanya kok ya bikin penasaran :D. Akupun kdg terganggu Ama buku yg tulisannya rada baku mba. Tapi as long as isinya menarik, aku ttp baca biasanya :D.

    Metropop aku baca, kalo sdg butuh bacaan ringan, dan aku sdg ngabisin buku tebel. Soalnya kan aku review buku 1 week 1 book di medsos. Kalo bukunya tebel, kadang aku butuh LBH dr seminggu utk baca. Naah supaya target seminggu 1 buku ttp on track, aku baca buku lain yg LBH tipis. Jd bisa aku review sesuai jdwal, dan buku tebelnya utk Minggu berikut :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah Mba Fanny udah mulai baca di Ipusnas nih? Kereeen. Soalnya setau aku dulu Mba Fanny lbh nyaman baca buku hard copy kan ya? Asiik, ntr aku juga tunggu share review buku mingguan Mba Fanny, siapa tahu ada buku di Ipusnas lain yg oke jg buat aku baca 😁😁
      Aku skrng ngurangin target jumlah buku malah mba. Kerena Mba Fanny konsisten bacanya.. 😍😍

      Delete
  10. mba tesaaaa, aku mau komentar dari kemarin kok pas udah nulis banyaaak gagal terus yaa. moga yang ini masuk yaaa... hihi

    btw, bulan ekmarin aku baca buku tebal2 dan belum baca buku novel ringan kek gini, aku coba cari ini di ipusnas ah, buat selingan nanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaa kenapa yaa Mbaa? Huhuhu. Maafkaaann. Entah knapa jg ini kadang pas dibuka di HP, blog aku kadang suka kaya nge-freeze sendiri gt skrang, walau ga lama tp cukup mengganggu. Gara2 itu kah?
      Iya Mbaa, coba aja baca Mba. Lumayan ringan buat penyeimbang bacaan berat dan tebal. Hehehe..

      Delete
  11. Waaah, quarter life crisis :")
    nampaknya aku banget ini yang tengah mengalami nya, mbak. Namun dalam hal yg agak sedikit berbeda..

    Ini rekomendasi buku yg bagus nih, pengen coba baca deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaa mudah2an Mas dodo ga ngalamin quarter life crisis berkepanjangannya yaa. Semoga ini hanya sedikit fase yg segera berlalu 😁

      Ntr klo baca share pendapat Mas Dodo ya. Mirip2 lah temenan tp naksis, kaya cerita kang mas joe terakhir di blog 🤣

      Delete
    2. waaah bisa gitu yaaa hahhaa 🤣
      ok otw baca nih, kmren udah didonlot di ipusnas

      Delete
  12. Aq baru tahu istilah Breadcrumbing dalam cerita romance �� ini ulasan yang bagus banget

    ReplyDelete