Monday 3 August 2020

5 Buku Berlatar Paris yang Wajib Kamu Baca



Akhir-akhir ini saya lagi suka banget dengerin lagu country, salah satunya lagu Home yang dinyanyikan oleh Blake Shelton. Video klip nya menggambarkan kota Paris dan Menara Eiffelnya yang cantik. Coba deh liat video klipnya, pasti deh bikin pengen buru-buru ke Paris 😆
Paris selalu mendapat tempat spesial tersendiri di hati saya.. Favorit saya adalah saat jalan-jalan santai bersama suami menyusuri kota Paris sampai tengah malam, kemudian duduk memandangi light show menara Eiffel. 
Jadi, karena saya sedang suka banget dengan Paris, saya akan rekomendasikan buku-buku berlatar Paris yang wajib banget kamu baca. Semua buku saya rating 4, jadi memang ini buku bagus menurut saya ya.

buku paris

1. Paris Letters by Janice Macleod

Goodread Rating 3.84

buku paris

Blurb
Berapa banyak uang yang kaubutuhkan untuk berhenti kerja?
Dalam kondisi lelah lahir batin, Janice mengajukan pertanyaan itu kepada dirinya sendiri sembari mencoret-coret gambar di notesnya. Ternyata jawaban pertanyaan itu tidak seheboh yang semula diduganya. Dengan sedikit hitung-hitungan dan keteguhan hati yang besar, Janice mulai hidup berhemat dan menabung untuk membiayai dua tahun hidup penuh kebebasan di Eropa.
Beberapa hari setelah menginjakkan kaki di Paris, Janice bertemu dengan Christophe, tukang daging tampan yang bekerja di dekat tempat tinggalnya—pria pujaan yang tak bisa berbahasa Inggris. Dengan campuran bahasa isyarat dan Franglais, kisah asmara mereka pun bersemi. Tak lama, Janice menyadari bahwa dia tidak akan bisa kembali ke kerja kantoran. Maka dia menyemai harapannya pada tiga hal yang dia cintai—kata-kata, lukisan, dan Christophe—demi mewujudkan akhir kisah cinta yang bahagia di Paris.

Paris Letters adalah buku New York Times best sellers yang terbit pada tahun 2014. Buku terjemahannya juga sudah diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2017. Tapi entah mengapa di Indonesia bukunya tidak begitu best seller.
Buku ini menceritakan tentang pengalaman penulis, Janice, yang ingin keluar dari rutinitasnya sebagai karyawan kantoran. Akhirnya ia mengumpulkan uang agar bisa tinggal di Eropa. Janice yang telah berumur pertengahan 34 tahun, tidak memperoleh kebahagiaan dengan segala rutinitasnya. Walaupun ia mempunyai pekerjaan yang sangat bagus, tetapi ia kelehan dengan seluruh kesibukan dan segala deadline. Menariknya, ia berangkat dengan menjadi orang lebih baik. Ia membereksan semua tagihan kartu kredit, tagihan pajak, hidup minimalis, dan lebih rajin berolah raga, hidup berhemat, mencari cara mendapatkan uang lebih, semua untuk bekal ia berpetualang dan keluar dari pekerjaannya. Kita bukan bicara liburan seminggu dua minggu ya, tetapi Janice memperisapkan uang untuk dia hidup setidaknya 2 tahun tanpa perlu bekerja kantoran. Bahkan sebelum berangkat pun ia sudah bertransformasi menjadi orang yang lebih baik. 😍
Sebenarnya ini bukan buku motivasi, tapi entah bagaimana saya merasa buku ini banyak memberikan pesan-pesan tanpa terasa menggurui. Selama ini banyak buku motivasi menyuruh kita keluar dari zona nyaman, seperti keluar dari pekerjaan untuk menggapai mimpi, entah sekolah lagi atau malah menjadi pengusaha sukses. Sedangkan pada cerita ini, Jenice keluar dari kehidupan lamanya hanya untuk memperoleh jeda dalam hidupnya, bukan menjadi orang hebat atau apapun itu yang digadang-gadang buku motivasi. 
Perjalananannya di beberapa negara, dan berakhir di Paris membawa Janice menjadi orang yang lebih baik dalam memandang banyak hal, plus memperoleh keberuntungan dengan bertemu jodoh. Dan tentu saja, ia menjadi orang yang jaauhh lebih bahagia. Bahkan saat membaca buku ini kita seperti ikut merasa bahagia dengan pengalaman Janice.
Tidak ketinggalan buku ini membawa kita terasa ikut berpetualang di setiap pojok kota Paris. Tidak hanya tempat terkenal seperti Menara Eiffel atau Museum Louvre atau Notre Dome, tetapi juga betapa romantisnya kota ini dengan kafe-kafe dan kebiasaan minum orang Paris, toko buku, taman-taman, menyusuri sungai Seine, Metro, bahkan patung-patung yang menghiasi setiap pojok Paris. 

Saking romantisnya Paris, saya banyak banget nemu pasangan yang sedang foto prewedding
-pinggir kali Seine-

Selain itu juga tidak ketinggalan kita diajak Janice menikmati berbagai cemilan khas Paris seperti macaroon, Meriunge, Baguette, chèvre dan berbagai jenis keju.
Buku juga dihiasi dengan lukisan Janice yang ia buat di dalam surat-suratnya, Paris Letters.
Jadi, tentu saja saya sangat merekomendasikan buku ini untuk kamu yang ingin berpetualang di Paris melalui kata-kata.

Jenice, satu-satunya cara untuk bahagia adalah memcari orang untuk diajak makan, minum dan tertawa bersama. Itu saja. Itu sudah segalanya. Dan sesendok Nutella setiap hari membuat hidup lebih indah. Itu obat anti depresan. Hal 121

Teman tertawa bersama saya 💖

2. Da Vinci Code by Dan Brown

Goodread Rating 3.85


buku paris

Blurb
Robert Langdon menerima telepon misterius yang mengundangnya ke Museum Louvre Paris pada tengah malam. Sesampai di sana, yang ditemui Langdon adalah mayat telanjang sang kurator museum dengan posisi dan tato aneh di perutnya.
Langdon terkejut ketika menyadari bahwa teka-teki itu mengarah ke misteri terbesar sepanjang sejarah yang petunjuknya tersembunyi dalam karya-karya Da Vinci. Misteri tentang persaudaraan rahasia yang melibatkan nama-nama besar. Persaudaraan yang menjaga sebuah fakta sejarah yang sangat mengejutkan. Fakta yang bisa mengguncang keyakinan miliaran manusia di dunia.
Dengan bantuan kriptolog Sophie Neveu, Langdon berusaha memecahkan misteri itu sambil berusaha menghindari kejaran polisi sepanjang Paris, London, dan kota lainnya. Langdon harus segera memecahkan misteri itu dan mengalahkan musuh tersembunyi yang menghadang di setiap langkah mereka dan mengancam nyawa.
Da Vinci Code adalah buku karya Dan Brown pertama yang saya baca, belasan tahun yang lalu. Buku yang melambungkan nama Dan Brown ini juga kemudian diangkat menjadi film box office.
Buku ini menceritakan pengalaman simbolog Robert Langdon memecahkan pembunuhan seorang kurator di Museum Louvre. Ternyata pembunuhan itu membawa mereka lebih dalam ke dalam kontroversi gereja, cawan suci dan ilumintai. Buku ini menarik karena kita seperti ikut kejar-kejaran memecahkan berbagai teka teki bak cerita detektif, walaupun Langdon bukanlah detektif. Buku ini juga terkenal karena kontroversialnya terkait rahasia gereja yang diungkap Langdon. Jadi buku ini ramai menuai banyak pujian dan juga kritikan.

Robert Langdon (Tom Hanks) di Louvre

Kalau kamu menyukai cerita petualangan, wajib banget baca buku ini. Saking memukaunya buku ini, bahkan Museum Louvre pun menyebut Da Vinci code dalam perkenalan di situs reminya loh.
Dulu, buku inilah yang pertama memperkenalkan saya dengan Museum Louvre. Sebelumnya saya tau Paris ya Menara Eiffelnya aja 😅 Dan tentu saja sukses membuat saya bertekad suatu saat bisa melihat piramida Louvre dengan mata kepala sendiri, yang akhirnya terwujud belasan tahun kemudian.

 


3. Call From an Angel by Guillaume Musso

Goodreads Rating 4.02


buku paris

Blurb
Di New York, tanpa sengaja ponsel Madeline dan Jonathan tertukar. Saat mereka menyadari kesalahan tersebut, mereka sudah terpisah hampir sepuluh ribu kilometer. Madeline adalah seorang floris di Paris, sedangkan Jonathan memiliki restoran di San Fransisco.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk menyerah pada godaan dan menelusuri ponsel masing-masing. Namun, itu malah menguak sebuah rahasia yang ingin mereka berdua kubur selamanya. Sebuah rahasia yang bisa membunuh mereka berdua.

Buku Call From an Angel adalah karya penulis Prancis favorit saya, Guilaume Musso. 
Ponsel yang tertukar, tadinya saya kira bukunya akan kental dengan nuansa romance tantang cinta jarak jauh antara Madeline dan Jonathan. Saya udah membayangkan, orang yang sama sekali belum kenal satu sama lain tiba-tiba menjadi dekat karena ponselnya tertukar. Tapi ternyata ceritanya sangat kaya, penuh kejutan dan lebih kental unsur thrillernya. Dengan latar kota Paris dan New York, seru juga pelan-pelan menguak masa lalu Madeline yang tidak terduga. Paris di sini digambarkan melalui Madeline sebagai soerang tukang bunga, bagaimana ia pagi-pagi berburu bunga-bunga segar dan wangi di pasar bunga Paris. Dan Paris malalui masa lalu Jonathan yang mewah sebagai koki kondang di Paris. 
Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi kamu pencinta genre thriller ringan 

Baca juga review lengkap Call From An Angel saya di sini

4. Perfume : History of Murderer by Patrick Suskind

Goodreads Rating 4.01

buku paris

Blurb
Di lingkungan kumuh Prancis abad delapan belas, Jean-Baptiste Grenouille lahir dengan anugerah penciuman yang luar biasa. Semasa kecil, dia telah mengenal dan menguraikan segala macam bau-bauan di Paris, lalu dia bekerja pada ahli pembuat parfum yang mengajarinya seni kuno mencampur minyak-minyak dan rempah berharga. Tetapi Grenouille tidak berhenti sampai di situ. Dia ingin menangkap bau-bauan berbagai objek. Suatu hari dia menghirup wangi yang membuatnya makin terobsesi---aroma gadis muda yang cantik. Dan obsesi ini menyeretnya ke dalam eksperimen yang semakin mengerikan.

Jujur dari semua buku yang saya rekomendasikan, ini satu-satunya yang belum saya baca. Tapi saya sudah nonton adaptasi movie Jerman dari buku ini yang keluar tahun 2006 dengan judul yang sama. Dua kata saya untuk cerita Perfume ini, Bizzare and Masterpiece. Bizzare, jalan ceritanya benar-benar aneh. Jean-Baptiste Grenouille digambarkan bisa mencium berbagai bau. Tetapi ia seperti hidup dalam  kutukan, karena siapapun yang dia tinggalkan akan mati mengenaskan. 😆 
Awalnya Jean-Baptiste Grenouille sejak lahir tinggal di panti asuhan. Ketika sudah cukup dewasa unutk bekerja, dia bekerja di penyemakan kulit dan berakhir bekerja sebagai pembantu di toko parfum. Saat itulah ia menyadari, begitu banyak bau yang indah. Jean akhirnya berpetualang mencari bau yang terindah, dan dia mendapatkan itu dari wangi wanita cantik perawan. Mulailah kemudian petualangan Jean-Baptiste Grenouille mengekstrak bau dari perempuan-perempuan para korbannya. 
Endingnya juga aneeh banget, saya sampai terheran-heran karena tidak menduga itu. Tapi seruu, ini cerita bener-bener masterpiece. Saya sangat kagum kepada Patrick Suskind yang bisa membuat cerita sebagus ini. Pantas sejak buku ini terbit pertama tahun 1985, sampai sekarang masih setia nongkrong di toko buku karena banyak penggemarnya. Buku ini juga  sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

Jean-Baptiste Grenouille yang psikopat

Berbeda dengan buku sebelumnya, Paris di buku ini digambarkan sebagai kota yang kumuh, penuh bau pesing. Belum lagi Jean-Baptiste Grenouille dibesarkan di lingkungan pasar ikan yang penuh bau amis.
Buku ini saya rekomendasikan buat kamu yang suka genre psikologi horor, itupun kalau kamu tidak terganggu dengan adegan vulgar dan memuakkan ya.

5. Autumn In Paris by Ilana Tan

Goodreads Rating 4.09

buku paris

Blurb 
Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....

Kalau buku-buku sebelumnya adalah karya penulis luar, sepertinya tidak lengkap kalau saya tidak merekomendasikan buku lokal ya. Saya rekomendasikan karya penulis romance lokal favorit saya, Ilana Tan.

Berlatar musim gugur di Paris, kita dibuai kisah kasih Tara Dupont. Awalnya terasa manis, tetapi ternyata banyak rahasia terungkap tentang Tatsuya yang membuat Tara Dupont kecewa. 
Sayangnya pada buku ini, Paris tidak terlalu tereksplore dengan detail. Bahkan pada beberapa tempat lebih terasa seperti tempelan nama-nama tempat di Paris, membuat kita susah membayangkan kota Paris dimaksud. Tetapi terlepas dari itu, ini adalah novel paling favorit saya di seri Tetralogi Empat Musim nya Ilana Tan. Jadi tentu saja saya merekoemndasikan buku ini untuk kamu yang suka kisah cinta semanis permen kapas

Baca juga tulisan saya tentang buku Tetralogi Empat Musim Ilana Tan di sinisini dan sini.

quote paris

Baca juga cerita saya ke Paris di sini

My Story In Paris
Selain kisah di atas, saya juga mau share sedikit cerita saya dan suami saat di Paris ya. Paris waktu itu jadi kota terakhir yang kami kunjungi saat di Eropa. Kami menyewa flat cantik yang hanya walking distance dari Menara Eiffel di Rue Spontini melalui Airbnb. Jadi hari-hari kami habiskan dengan berjalan-jalan santai di kota Paris. Duduk santai memakan bekal di pinggir sungai Seine, piknik di rumput taman dekat Menara Eiffel, dan tentu saja mengunjungi landmark kota Paris. 



Sayangnya sepanjang hari di sana saya sering merasa eneg kaya masuk angin dan mulut berasa pahit. Sedih juga kok bisa masuk angin, padahal kota Paris relatif lebih hangat dari kota lain yang kota kunjungi sebelumnya di Eropa. Jadi saya sering ajak suami mampir ke supermarket cuma buat jajan yogurt. Entah kenapa makan yang asem-asem bikin mulut jauh lebih enak. Hari terakhir saat kita mau pulang, kita berencana naik Metro ke Charles de Gaulle Airport. Masalahnya stasiun Metro di Paris itu banyak yang ga koper friendly, jadi kita harus angkat-angkat koper buat naik atau turun tangga. Saat saya sedang ngangkat koper, perut bagian bawah saya tiba-tiba sakit, rasanya kayak kontraksi abis lahiran. Saya sampai nunduk karena rasanya ga enak banget. Suami yang liat saya kaya gitu, langsung otomatis ngajak naik taxi aja ke bandara. Btw, taxi ke bandara di Paris itu fix price, jadi jangan takut di ajak muter-muter karena ga tau jalan. Hehe. Taxinya bersih dan wangi, drivernya juga pake jas rapi. Bener kata Janice di buku Paris Letters, orang Paris kemana-mana pasti berpakaian rapi. Bahkan cuma buat ke supermarket depan rumah aja mereka ga akan mau pake baju tidur. 

Singkat cerita, beberapa hari nyampe Jakarta saya masih sering ngerasa kayak masuk angin terus-terusan. Perut eneg, mulut pahit, mual-mual kecil gitu. Seminggu berlalu akhirnya saya baru kepikiran, kok ini rasanya sama kayak waktu hamil Kakak Tara 😆😆 Sambil mikir, mungkin ga ya hamil, padahal kan pake IUD. Akhirnya sambil deg2an saya memutuskan beli test pack, dan bener garis dua 😍😍 Pikiran pertama saya langsung, mudah-mudahan calon bayi di perut sehat walau udah diajak penerbangan panjang dan angkat-angkat koper.. 

Alhamdulillah sekarang dia tumbuh jadi anak sehat dan ceria. Saya dan suami memberi nama Tafiya, yang artinya Journey. Dia adalah hadiah mengagumkan yang tidak kami sangka-sangka 😍😍


Tafiya sekarang udah 8 bulan, bersama kakak-kakaknya selalu menceriakan hari-hari saya dan suami 💖💖


Jadi kalau ditanya pas Paris ingetnya apa, ingetnya ternyata ada bayi ikut jalan-jalan di perut 😁 

Bonjour!

Dari 5 buku di atas, kamu tertarik baca buku yang mana? Atau malah kamu udah baca semua?

Sumber gambar film dari Imdb, gambar lainnya semua koleksi pribadi dan edited by me.

50 comments:

  1. Dari buku-buku di atas, yang sudah saya baca cuma Da Vinci Code sama bukunya Ilana Tan, karena dulu buku Ilana Tan sangat famous sampai dijual satu paketan, mba :D hehehehe ~ terus terlalu sukanya sama Da Vinci Code, saya sampai menonton filmnya dua kali (sebuah pencapaian untuk saya yang biasanya hanya menonton film sekali hahaha) :3

    Ngomong-ngomong, saya tertarik mau baca bukunya Janice, dari review yang mba Thessa buat, saya jadi penasaran sama alur cintanya dan bagaimana Janice survive tanpa pekerjaan selama dua tahun hidup di Eropa :D hehehehe. Eniho, unik bangettt cerita mba ketika di Paris, ternyata saat itu sudah ada le~baby Tafiya di dalam perut mba. Pasti rasanya kaget campur bahagia ya, mba :3 untung baby kuat diajak jalan-jalan, semoga baby Tafiya bisa tumbuh sehat dan ceria :D lalu nanti bisa pergi ke Paris, tempat di mana baby Tafiya pertama kali diketahui kehadirannya <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Da vinci code juga aku nonton berkali2 malah mba, tp itu pas ditayangin di Tv 😁 Kalau pas di bioskop cuma sekali. Hehehe..
      Buku Ilana Tan yg 4 musim ini sampe skrng malah terbit cover baru yg udah 1 set, kayaknya karena penggemarnya banyak 😁

      Aku awalnya pas baca Paris Letters ga berharap banyak Mba Eno, eh ternyata menarik banget. Apalagi itu kisah nyata penulisnya. Trus abis baca aku jd kepoin dia di blog nya 😁
      Amin makasii mba eno.. Iya nih smoga suatu saat T5 family sampe Tafiya juga bs ikut jalan2 bareng ke berbagai negara 😍

      Delete
  2. Saya sudah baca Perfume sama Autumn in Paris. Da Vinci Code masih menjadi wishlist. Saya penasaran ingin baca Call From an Angel karena saya suka bunga, ehehe.

    Wah kerennya Tafiya sudah ikut mama papa jalan-jalan ke Paris, hihihi <3 <3 <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbaa, Perfume bagus gaa? Aku belum baca.. takut sama bagian disturbing pas dia ekstraks orang2 itu sbnrnya. Soalnya d buku lebih detaik katanya ya?
      Da Vinci Code bacaa mbaa. Pasti suka deh 😁 Kalau Ilana Tan hampir semua pencinta karya lokal pasti udah baca yaaa..

      Iya nih, ternyata dia udah ikut jalan2.. sampe kita kepikiran buat kasi nama yg ada bhasa Parisnya, tapi ga nemu. Eh abis itu Kak Titha kasi ide nama Tafiya. Cocok deh, apalagi artinya Journey 😁

      Delete
  3. Saya udah baca davinci code sama bukunya ilana tan mbk. Bahkan saya udah baca semua buku tetralogi empat musimnya. Karena waktu sekolah dulu saya suka banget baca. Kalau perfume itu saya udah nonton filmnya. Dan wah...filmnya emang keren menurut saya, keren dalam artian yang beda, menarik gitu ceritanya. Tapi emang untuk yang udah dewasa, karena ada adegan yang nggak senonoh juga...

    Kalau denger kata paris, maka yang terbayang emang hal yang romantis, tapi banyak juga ternyata novel-novel dengan genre lainnya. Penasaran sama call from an angel😁

    Duh... Ternyata jalan-jalan ke paris bawa dedek bayi di perut enggak sadar ya mbak. Alhamdulilah dek tafiya sekarang udah gede dan sehat. Gemesh banget lihat foto anak-anaknya mbk thessa😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mba Astria suka tetralogi 4 musim juga ya? Bagus soalnya ya, ceritanya manis. 😁

      Perfume memang unik yaa mba ceritanya, aku aja kaya banyak melongonya gt saking kagumnya kok ceritanya bisa seunik itu 😁 Tp memang itu dewasa sih, selain vulgar juga terlalu sadis jd ga boleh untuk dibawah umur

      Iya nih mba, Tafiya tau2 udah ikut jalan2. 😁 Wuaa makasii ya Mba Astria, anak kecil memang gemesin yaa 😘

      Delete
  4. dulu, gara-gara baca DaVinci Code jadi pengen banget ke Paris. tapi ya belum kesampaian.. 😅 semoga suatu saat nanti bisa ke sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga duluuuu banget pas baca pertama kali langsng ngebayangin jalan2 ke Paris dan museum Louvre. Hehehe.. mudah2an suatu saat bisa tercapai yaa mbaa 😘

      Delete
  5. Ciyeeeh yang udah terbang nyampai Paris 🗼 ...,keren euuy.
    Mamaku juga sudah pernah liburan ke Paris dan negara Eropa lainnya, kak.
    Sementara aku baru cuma bisa mandangin menara Eiffel di foto dan baca buku Da Vinci Code dududu ..., syedih :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. Alhamdulillah rejeki bisa ke sana tahun lalu mas 😁
      Wah seru pasti ya, Mama mas himawan udah jalan2 ke berbagai negara 😍 Semoga suatu saat mas himawan juga bisa mengunjungi tidak hanya Paris, tapi juga negara2 lain di dunia..

      Delete
    2. Amiiiin .. #mata berbinar harap-harap sangat 🤩.
      Terimakasih buat doanya kak 😊

      Delete
  6. Kok keren sih ide nulisnya, rekomendasi buku terus nyambung ke cerita (ternyata) babymoon ke Paris, sukak deh alurnya Mba Ica. Btw itu buku semua aku belom baca hahaha. Karena sudah takut klise duluan bakalan baca cerita indah soal Paris, kek nonton Midnight in Paris (yg sebenernya aku suka banget sih hahahaha).

    Pas Mba Ica di Paris, sempet kayak duduk di kafe pinggir jalan terus ngeliatin sekitar santai gitu gak Mba? Kalau iya, kek apa sih rasanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini kepikiran sbnrnya pas dengerin lagu Blake Shelton yg video klipnya Paris. Eh trus jadinya ceritanya kemana2. Hahaha. Alhamdulillah kalau masih dianggap nyambung alurnya Justin 😁.

      Ini yg aku rekomndasiin ga (semuanya) klise kok. Hahaha.. Perfume kalau mau ga klise, tp malah psikologi thriller gt jadinya 😅

      Sempeet. Nongkrong di cafe deket Louvre, pesen coklat panas dan cremee brule. Rasanyaaaa, sama aja kaya nongkrong di cafe di Jakarta 😂 Bedanya lebih asik karena bisa sambil meratiin orang bule lalu lalang, soalnya sengaja milih tempat duduk yg agak luar 😅

      Delete
  7. Meski tau hampir sebagian besar judul bukunya, belum ada satupun yang pernah saya baca. Paris Letters kayaknya menarik, tapi 3 judul besar lainnya sangat menggiurkan. Sekali waktu, saat riset judul film saya nemu judul parfume dan tau kalau itu adaptasi novel.

    Salam kenal kak Thessa. Senang sekali nemu book blogger seperti ini. Selain punya referensi baru, saya bisa nunjukin ke teman-teman saya kalau buku saya masih sedikit dibanding orang lain :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mas Rahul. Terima kasih ya sudah mampir. 😊

      Wah sempet riset Perfume juga ga berarti mas? Aku rekomendasiin buat nonton mas kalau belum. Hehehe. Sedangkan kalau Paris Letters kayaknya buat cowok belum tentu menarik menurutku 😁

      Delete
  8. thank you for the recommendations!! Saya suka sesuatu yang bertema Prancis, romantis~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi juga udah mampir yaa..
      Memang sesuatu bertema Paris seperti ada kekuatan magis tersendiri yaa..

      Delete
  9. Novel Metropop favorit aku masuk daftar hihi soalnya begitu dengar "Paris", yang terlintas di kepala Autumn in Paris milik Ilana Tan. Aku suka banget dengan semua sekuel novelnya, yang Autumn in Paris ini aku sampai punya dua buah lho, karena dikasih oleh teman hahaha jadi kangen tulisannya Ilana ):

    Aku juga pernah baca Perfume waktu masih SMA, kalo nggak salah nemu ini di perpustakaan. Agak kaget juga dengan alur ceritanya ya. Begitu tau diadaptasi ke film, aku nggak berani nonton karena ngeri membayangkan adegan-adegan dalam buku T_T

    Btw, apakah Tafiya "made in Paris"? 😍 bahagia sekali pasti rasanya yaa Mbaaa pulang perjalanan mendapat berkah dari Tuhan hihi semoga Tafiya dan kakak-kakaknya sehat dan bahagia selalu ya (:

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah Mba Jane pencinta Ilana Tan juga yaa. Tos mbaaa 😁 Sampai punya 2 gitu bukunya yaa. Hehehe.

      Aku kalau SMA baca Perfume kayaknya bakal shock duluan. Skrng aja udah seumur gini aku kadang masih blm sanggup dengan genre itu 😅

      Baby Tafiya ternyata pas di Paris udah 6 minggu Mba. Makanya aku panik duluan takut kenapa2 karena sebelum di Paris pun udah capek2 jalan2 sana sini. 😅 Amin, makasii yaa Mba Jane.. Mba Jane juga ya, sehat dan bahagia selalu 😘😘

      Delete
  10. sepertinya Paris punya daya tarik tersendiri ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mas. Ga hanya di Paris, tp banyak orang di berbagai dunia bahkan menjual pernak pernik dg gambar kota Paris kan 😊

      Delete
  11. Dari kelima buku itu, satupun belum pernah aku baca novelnya mbak. Sebenarnya sih ingin tapi harus ngirit jadi belum beli.

    Tapi yang paling terkenal itu sepertinya The Da Vinci Code ya karangan Dan Brown ya. Kalo ngga salah dibuat filmnya dengan aktor Tom Hanks. Kalo ngga salah ada novel Dan Brown lainnya yang berjudul Angels and demons.

    perfume: history of murderer juga sudah dibikin filmnya bahkan kalo ngga salah mbak Astria tri Anjani sudah pernah mengulasnya. Saya pengin nonton juga sih, cuma katanya banyak adegan vulgar jadinya ngga berani, maklum masih kecil.🤭

    Wah, ternyata pas jalan jalan ke Paris sama suami sedang hamil ya mbak. Alhamdulillah lancar saja ya bahkan sekarang anaknya sudah umur delapan bulan.😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga ga semuanya beli Mas Agus, aku baca online di perpustakaan digital Ipusnas 😁

      Yakin ga mau nonton Perfume mas agus? Kan mas agus suka yg nyerempet2 horor gitu. Hehehe. Walaupun ga sehoror kisah satria di cerpen mas agus 😂

      Iya Alhamdulillah mas agus, anaknya kuat 😍 Makanya nama tengahnya itu kita kasih yg artinya pejuang wanita, karena kekuatannya berjuang membuat saya dan suami bangga 😍 #maap kalau emaknya lebay 😅

      Delete
    2. Waduh jadi penasaran pengin nonton film perfume, nanti kalo ada adegan vulgar tinggal pelototi, eh tutup muka maksudnya.😂

      Alhamdulillah anaknya kuat ya. Waktu istri saya hamil itu istirahat total, tak boleh masak apalagi cuci baju sendiri. Bahkan menyapu pun tidak boleh sama dokter karena kandungannya lemah. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah lahir dan anaknya malah hiper aktif tidak bisa diam.😄

      Delete
    3. Wah memang ada yg kayak gt mas, sampe harus bedrest total. Temen kantorku juga ada yg gt. Jd kita kalau cuti hamil 3 bulan, dia jd hampir 5 bln krna hrs bedrest total..
      Alhamdulillah aktif anaknya ya Mas Agus, tanda anak sehat dan ceria itu 😁

      Delete
  12. Wah saya kalo latar belakang Paris baru nonton doang sih kak, belum baca. Itupun kalo gak salah nonton film Indonesia yang judulnya I love Paris eh apa My love in Paris lupaa sih, waduh parah emang wkkwkk

    Btw Saya pernah baca review film Perfume : History of Murderer ini di blognya someone (eh kayak siapa aja). Saya kira memang film yang benar2 digarap dari naskah film gitu, ternyata mengangkat dari sebuah buku yahh. Jadi pengen baca huaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku film berlatar Paris paling inget itu Eiffel I'm in love.. Film jamanku SMA (ketauan umurnya 😂)

      Iya Mba, Perfume itu dari buku klasik. Bahkan bukunya udah ada lebih dari 100 tahun yg lalu 😁

      Delete
  13. Dan belum ada yang pernah saya baca dong *tutup muka hahaha
    Tapi kayaknya Davinci code dan Autumn in Paris itu menarik.
    Eh saya familier deh ama Autumn in Paris itu, apa udah pernah baca ya, tapi lupa :D

    Btw kece banget pas di Paris nggak nyadar ya kalau ternyata udah ada si bayi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Auntumn in Paris mungkin Mba Rey familiar karena sering mejeng di rak best seller toko buku. Trus sekarang ada booksetnya juga 1 set 4 buku.

      Aku juga heran mba kok bisa pas di sana ga ada feeling sama sekali. Hehehe. Mikirnya karena di sana dingin. Taunya pas nyampe Jakarta, udah ga dingin kan, kok masih mual2 🤣

      Delete
  14. Dari 5 buku yang diulas, saya baru baca Da Vinci Code doang hahahaha. Tapi kayaknya menarik nih baca Paris Letter, soalnya saya dan istri juga lagi belajar downsizing hehehe. Plus kantor baru saya bulan depan bermarkas di Paris, kali aja diajak ke sana buat meeting atau annual conference.

    Oh iya, saya pernah juga baca novelnya Kristin Hannah yang "The Nightingale", ada latar belakang Paris nya juga. Ceritanya menarik dengan latar sejarah Perang Dunia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menarik Mas Cipu. Apalagi Jenice di Paris Letters mencoba bertahan hidup cukup dengan 1 koper. Hehehe.
      Waah asik, ntr begitu pandemi berakhir Mas Cipu bisa langsng terbang ke Paris nih 😁

      Aku barusan cek di Goodreads, ternyata rating The Nightingale nya baguus. Ada di Ipusnas lagi. Mau baca ah.. makasi rekoemdasinya ya Mas Cipu 😊

      Delete
    2. Eh sekalian temenan di Goodreads juga boleh, bisa search Cipu Suaib.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Mas cipu, aku masa ga ngerti cara add friends di Gd. 😅 Pas aku cari td Mas Cipu, munculnya piluhan follow malah. Hahaha.. Jd td aku follow aja gpp ya 😁

      Delete
  15. The Davinci Code. Ya ampun itu bukunya bagus syekaleeee. Yang ngarang pinter banget deh. Mengajak pembaca bermain logika.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Mas, Dan Brown luar biasa banget sih. Entah risetnya sampai gimana bisa bikin buku yg memainkan logika banget gt ya 😁

      Delete
  16. The Da vince code di buku sama yang di film itu mirip kan ya?. Ceritanya bener-bener seru, misterinya dapat banget soalnya. Keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, filmnya memang diangkat dari buku ini. Walau menurutku filmnya ga sedetail buku nya sih. Tapi setuju, misterinya dapet banget..

      Delete
  17. sebagai pecinta buku-bukunya Dan Brown, aku merasa terpanggil untuk ikutan komen, hihihi

    ya soalnya sebagian bukunya Dan Brown aku punya dan udah khatam sejak lama yaitu waktu kuliah tingkat satu (dan masih wajib asrama lalu ketrigger sama temen satu kamar yang bilang bahwa bukunya Dan Brown bagus-bagus walaupun awal awal penuh kontroversi hihi...kata dia tiap mau ganti bab, lu kayak ga bisa berhenti begitu aja karena alurnya tuh kek orang lari).

    Tau ga sih, pas baca Da Vinci Code dan buku-bukunya Dan Brown yang lainnya masa ya aku sampe ngebayangin yang jadi Langdonnya itu si james bond juga pemain casino royal aka daniel craig...bukan yang terjadi di filmnya beneran yaitu tom hanks hiksss...juga yang jadi cewenya, antara bayanganku pas bacap buku ternyata sangat beda jauh dengan pas ada dalam film hiks hiks huahhaa
    #lebih suka bayangan shopie neveu di bukunya langsung ketimbang pas diperankan dalam film #dibahas :D

    selain DaVinci Code, aku juga uda lengkapin koleksi Dan Brown lainnya kayak Digital Fortress, Deception Point, Angel n Demond, The Lost Symbol dan juga Inferno.....cuma ternyata aku paling suka ama Digital Fortress walaupun pas baca Davinci Code juga aku bener-bener kayak dibawa ke setting ceritanya yaitu museum louvre, kapel sistina, adegan di perpus yang banyak kaca-kacanya itu...lari larian di ruang bawah tanah, naik jet dll

    nah semenjak baca Dan Brown itulah, aku mulai menyukai buku-buku genre thriller, konspirasi ataupun spionase..

    Oh ya, btw... syenangnya mba thessa pernah menginjakkan kaki ke sana...pemandangannya paris aku bayanginnya kok serba cokelat kayak yang ada di film rattatouile masa ya ahahha....dan yak dari buku juga aku sering baca stereotype warganya yang walaupun masyarakat biasa tapi kok yo tampan tampan dan juga cantik cantik...meuni rapi lagi hihi

    ah ternyata di paris ada moment tersweetnya dedek tafiya ya, alhamdulilah biar kata sempat muleg muleg si dedeknya kuat dan sehat yap...btw namanya cute banget mba, tafiya hehe, sesuai kayak mamahnya ini mah.....#si dedek mah baru jabang bayi uda plesirnya jauh pisan, aunty kalah ini hahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuaa ada pencinta Dan Brown 😍😍 bukunya yg terbaru yg Origin udah baca belum Mba? Aku udah dikasi bapak mertua, abis dia baca dikasi aku. Tp aku blm sempet bacaa..

      Eh tp bener sih Mba, berasa kejar2an trus ngos2an gitu ga sih pas baca bukunya. Belum lg rasa penasarannya kan.. Nah iya itu settingan ceritanya bikin kita ngerasa ikut berada di sana yaa..

      Daniel Craig yaa.. tp cocok juga sih bener mbaa 😁 Aku malah dulu ga bs ngebayangin siapa2. Abis keluar filmnya, otomatis bayangin klo baca yg jd nya Tom Hanks 😁

      Rapi2 itu bener sih Mba. Kalau masalah tampan n cantik menurutku, tp hampir semua yg bule paris pas papasan emank emank enak dipandang mata 🤣🤣

      Asiik, dibilang cute, pdhal Mba Nita yg komen lebih juara cutenya dengan mata cantik bola pimpong 😘😘 Maacih yaa Mbaaa..

      Delete
  18. Dari buku di atas yg pingin saya baca itu keempat-empatnya, mba😂 karena buku Ilana Tan saya sudah baca semua. Maklum rasanya buku ini gak boleh kelewatan buat dibaca di perpus sekolah, hehehe. Sebetulnya buku Dan Brown sendiri yg baru saya baca itu Origin karena baru sempat punya yg itu. Kalau baca novel Dan Brown sepertinya kita memang selalu diajak berpetualang sambil nebak2 siapa dalang di balik pembunuhan yg terjadi ya mba😅 apalagi kayaknya memang selalu berkaitan dengan konservatoris gereja-gereja seperti itu. Saya lihat sinopsis dari buku installment Robert Langdon yg lain pun sama. Sayang belum ada waktu untuk menamatkan beberapa bukunya yg lain. Mungkin nanti kalau sudah ada waktu luang saya mau fulltime jadi pembaca aja deh, haha.😂😂 Semoga tiga buku latar Paris yg mba rekomendasikan pun bisa segera saya baca dan sholawatin, siapa tau saya bisa menyusul mba untuk bisa ke Paris juga setelah baca buku2 tersebut😍😁

    Anyway, salam kenal ya mba Thessa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Mba Awl. Makasi udah mampir mba 😊😊

      Bener ya ternyata Ilana Tan banyak penggemarnyaaa. Hehehe.. Kalau Dan Brown yang Origin aku malah belum baca Mba. Ga kayak dulu yg aku tahan banget baca buku tebel2, sekarang kalau baca buku tebel ga beres2 karena kecepatan baca kayak liliput nih..hehehe..

      Semoga suatu saat bisa baca buku2 di atas ya Mba, dan diwujudkan juga bisa jalan2 di kota Paris secara langsung 😘😘

      Delete
    2. Sama-sama, mba😁.

      Banyak pake banget mbaaa penggemarnya wehehe, sampe sekarangpun saya lihat buku Ilana Tan masih laris aja di rak gramedia. Heheh makin kesini jadi makin harus diresapi yaa bacanya mba😅. Kalau saya selalu lemah sama ingatan, jadinya sebagus apapun buku yg sudah saya baca suka lupa bagian mana aja yg jadi favorit. Buku Origin ini pun lupa hoho, kecuali bagian di perkenalkannya Museum Guggenheim di Bilbao dan suasana di Barcelona sebagai latar tempat aja yg ingat, Dan Brown emang juara kayaknya kalau mengajak pembacanya berpetualang Eropa ya, hehehe😂

      Aamiin ya Allah makasi ya mbaaa😍🤗

      Delete
    3. Akupun juga gitu Mba, ga inget lama2 juga sama buku yg dibaca. Makanya ini salah satu tujuan aku bikin blog, biar memori tentang bukunya ada terus lewat tulisan. Hehehe..

      Wah Origin latarnya Italy berarti yaaa. Makin pengen bacaaa 😍😍

      Delete
  19. waa masyaAllah ngga nyangka ternyata lg ada debay waktu jln2 k Paris..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih Mba, ga ngira aja. Kirain mual2 karena masuk angin 🤣🤣 Tau2 bayi ikut jalan2. Hehehe..

      Delete
  20. Ternyata Home nya Michael Buble beneran di adaptasi ke versinya Blake Shelton ya Mba, dulu saya cuman sempet nonton konser mereka lagi duet (di video tentu saja, bukan nonton live) hihihi 😂😁

    Karena saya fansnya Buble, jadi yah versi buble masih jadi yang terfavorit 😁 (udah denger blom lagunya, Mba?) 😁😂

    Kok jadi penasaran banget yah sama Paris Letter dan Call from angel ini yah (karena emang belum baca juga sebenernya) 😂😅 Kalo yang laen udah semua, tapi udah lama banget jadi gak terlalu inget lagi meskipun davinci code itu buku novelnya udah saya baca semua. Justru semacam Parfume yang paling membekas filmnya (hot bo') 😂😅 malah jadi males baca novelnya, meski saya punya ebooknya hihihi.. dan novel-novelnya Ilanan Tan ini dulu punya beberapa ebooknya, tapi baru dibaca sedikit dan belum dilanjutin lagi (hingga sekarang) 😂😅 dan sekarang saya lupa, folder-folder ebook itu ada di folder mana 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku dr dulu juga suka denger Home yang dr Michael Buble. Trus begitu keluar yang versi Blake Shelton kok juga bagus. Mana suara country Blake Shelton itu kedengerannya cowok banget 🤣 Soalnya aku juga suka denger lagu2 Blake Shleton yg lain.

      Wah brarti cma Paris Letters dan Call from an Angel yg belum ya Mba.. perfume itu berkesan, in strange way 😅 Da vinci code jg sama mbaa, aku udah lama jg bacanya, udah belasan tahun lalu pas baru2 keluar. Hehehe..
      Kalau mau baca2 skrng bisa lewat aplikasi IPUSNAS mba rini, jd ga perlu lewat ebook yg disimpen sendiri 😊 Cukup lengkap kok Mba koleksi di Ipusnas, apalagi kalau mau baca2 buku lama itu 😁

      Delete
  21. 3 di antaranya aku udah baca mba thes ;). Yang ilana Tan, dan brown dan parfume. Karena ceritanya beda2 , jadi bingung nentuin mana yg bagus.Eh tapi dan brown aku ga terlalu bisa nikmati . Beraaaat hahahahaha. Aku butuh agak lama namatin bukunya, Krn hrs pelan2 dibaca.

    Waktu ke eropa dulu, sbnrnya aku sempet mau mampir ke Paris. Tapi dari Bulgaria, tiket keretany lumayan mahal hahahaha. Jd cancel , dan ganti ke turki turki jadinya. Waktu itu sedang visit ortu mertua yg msh jd diplomat di Bulgaria.

    Kalo ke Paris nanti, sbnrnya aku ada 1 tempat yang pengeeeeen banget aku datangin. Agak ga lazim tapi :p, museum the catacombs. Ini museum kuburan bawah tanah, yang letaknya beneran di bawah tanah kota Paris. Isinya tengkorak2 yang dipindahkan dari kuburan biasa ke situ di tahun 1700an. Waktu itu Paris terkena wabah yg mana air tanahnya jd tidak bisa diminum. Karenanya para mayat yang dikubur dipindahkan ke bawah tanah.

    Mungkin agak spooky, tp Krn aku memang penyuka yg tidak biasa, aku justru tertarik dengan yg begini gini mba :).

    Waaaah si baby pasti suka jalan2 itu :D. Dulu pas hami anak pertama aku sdg di Beijing, dan ngerasa si baby ga nyusahin blasss. Ga mabuk, walopun ga terlalu doyan makan jadiny. Eh skr si Kaka malah jadi pencinta traveling kayak emaknya :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah udah baca 3 itu ya Mba 😍 Aku malah perfume belum baca, baru nonton filmnya.. hehehe..

      Asik banget Mba jalan2 mengunjungi bapak mertua. Walau ga ke Paris, tp bisa ke Turki. Itu salah satu negara di bucket list aku, pengen ke Hagia Sophia sama liat balon udara di Capodacia. Wuaa ngebayanginnya aja udah seruuu 😁

      Aku baru tau itu Mba museum Catacombs, mistis ya kayaknyaa 😆

      Asiik si Kaka jadi bisa jd temen jalan mommy nyaa yaaa.. hehehe.. 💖💖

      Delete