Friday 3 April 2015

Rumah Coklat by Sitta Karina

"Memang kalau sudah berkelurga ga boleh seneng2 lagi"
Kurang lebih hal itulah yang sering terlontar pada buku ini. Tokoh utamanya, Hannah Andhito menggunakan kata2 itu agar dia tetap bisa mendapatkan 'me time' nya di weekend seperti melukis, atau sesekali jalan dengan temannya, tanpa perlu terganggu dengan Razsya, anaknya yang berumur 3 tahun. Namun pada suatu hari, anaknya bergumam dalam tidurnya bahwa dia menyayangi pengasuhnya. Hal ini lah yang membuat Hannah kembali memikirkan tentang kehidupannya. Haruskah dia quit dari pekerjaannya yang sangat brilian sekarang? Karena ternyata memang pembantunya tiba2 mau mengundurkan diri dan pulang kampung. Kalau Hannah resign, dia jd tidak bs beli apapun yang dia inginkan dan rencana membeli rumah dpt tertunda, tetapi kasian ibunya kalau harus selalu di titipkan Razsya.  Tetapi alasan utama dia ingin berhenti bekerja adalah karena dia ingin kembali memenangkan hati Raszya, karena selama ini anaknya lebih memilih pengasuhnya atau neneknya daripada Hannah.

Untunglah Hannah memiliki suami yang tidak terlalu menuntut banyak, charming, baik n family man bgd. Suaminya lah yang selalu ada untuk memompa semangat Hannah..



Teman Hannah, Smith, juga sering sekali ingin bersenang2 walaupun dia telah mempunyai anak. Berbeda dengan Hannah, Smith justru tidak terlalu mempedulikan anaknya. Suatu hari dia cuti, malah full jalan dengan teman2nya dan membiarkan anaknya dengan baby sitter di rumah. Karena sikap Smith yang seperti itu, dia akhirnya tidak dapat mempertahankan rumah tangganya yang berujung perceraian. Smith jg lah yang mengompori Hannah sehingga dapat mengancam keluarganya karena adanya orang ketiga. 

Buku ini adalah buku 'Mom-lit' pertama yang saya baca. Ceritanya menarik untuk diikuti karena memang menceritakan keseharian wanita bekerja di Jakarta, seperti keseharian yang saya alami. Berjuang dengan segala kemacetan Jakarta, jd harus berangkat pagi n pulang mlm. Begitu di rumah jg harus melupakan betapa capenya di jalan n di kantor karena harus benar2 ada untuk anak karena kalau tidak, anak akan membuat kita berada di urutan kesekian. Belum lagi tentang susaaahnya nyari pembantu di Jakarta.. Sampai ada memenya kan ^^ : 



4 comments:

  1. Ini juga seumur-umur baru kali ini saya baca mom lit ini.

    ReplyDelete
  2. Tos kalo gitu mas helvry.. Hehehe..

    ReplyDelete
  3. Baru tau ada genre mom-lit. Sitta Kirana ceritanya emang seru-seru ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, saya jg baru satu ini baca mom lit ^^

      Delete