Tau kah kamu Indonesia termasuk salah satu dunia yang berada di urutan terbawah untuk literasi?
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Riset yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked, dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Salah satu alasannya, mungkin karena anak-anak di Indonesia tidak pernah dipaksa 'membaca'. Dari beberapa film dan buku luar yang saya baca, saya memperoleh informasi ternyata anak-anak di luar negri sering diberi 'tugas membaca' di sekolah. Misalnya mereka harus menamatkan buku tertentu pada liburan musim panas dan memulis ringkasannya. Buku-buku yang direkomendasikan untuk tugas membaca mereka biasanya adalah buku-buku klasik seperti To Kill a Mockingbird, Oliver Twist, Little Women dan buku-buku klasik lainnya.
Buku terakhir yang saya rekomendasikan masih bertema tentang yatim piatu, yaitu Pollyanna. Pollyanna adalah anak berumur 11 tahun yang tinggal bersama ayahnya seorang pastor miskin sejak ibunya meninggal. Ketika ayahnya meninggal, Pollyanna kemudian dikirim untuk tinggal bersama Bibi Polly, adik ibunya yang kaya raya. Bibi Polly terkenal sebagai orang yang pemarah dan jarang sekali tersenyum. Sedangkan Pollyanna, ia adalah anak yang sangat ceria, bersemangat dan selalu berpikiran positif.
Andai kebiasaan itu diterapkan juga di sini yaa.. Walaupun saya rasa akan banyak halangannya terutama untuk askes mendapatkan buku. Karena setau saya, banyak perpustakaan sekolah yang koleksinya tidak terlalu lengkap sampai menyediakan buku-buku klasik. Bahkan beberapa sekolah di pelosok mungkin malah tidak punya perpustakaan sama sekali 😢
Berbeda dengan anak-anak di luar negri sana, saya justru baru kenalan dengan buku-buku klasik terutama buku klasik anak setelah dewasa. Ya, walaupun sudah sudah seumur ini, saya masih suka baca buku anak, apalagi buku klasik. Kalau kata Mba Nita di komen salah satu postingan saya, cerita anak itu sederhana dan hangat, tapi polos. Selain itu, selalu saja ada hikmah positif yang bisa diambil dari buku-buku anak ini. Itulah yang membuat saya sampai sekarang masih suka membaca cerita anak. Ada yg sama juga?
Jadi pada postingan kali ini, saya akan rekomendasikan buku-buku klasik anak yang bisa kamu nikmati. Klasik yang saya maksudkan di sini adalah buku-buku yang sudah berumur sampai lebih dari 100 tahun, tapi masih mendapat tempat spesial di hati. Old but gold. Wah, kalau klasik susah donk carinya? Tencuu tidak, kamu bisa baca gratis di Ipusnas kok. Tidak hanya versi english classic, tapi juga versi terjemahannya. Semua buku di bawah udah saya baca, dan menurut saya cukup aman untuk semua umur. Jadi tidak hanya kamu yang bisa baca, anak-anak pun kalau ikut intip punya orang tuanya juga boleh 💖💖
1. Oliver Twist by Charles Dickens (1838)
BlurbCerita bermula dari sebuah kota kecil di Inggris, di sebuah penampungan anak-anak yatim piatu. Oliver Twist memulai kehidupannya dengan diusir keluar dari rumah penampungan hanya karena dia berusaha meminta jatah sop yang lebih banyak. Kemudian, ia dipekerjakan di sebuah rumah tukang kayu pembuat peti mati, namun karena dia selalu disiksa, akhirnya ia melarikan diri dengan berjalan kaki ke London selama 7 hari. Ketika ia merasa hampir mati karena lelah dan lapar, seorang anak sebayanya menolongnya dan membawanya kepada seseorang di pinggir kota London, yang ternyata adalah gembong pencuri.
Buku pertama yang saya bahas adalah buku yang paling menyayat hati di antara semua daftar yang saya rekomendasikan. Oliver yang malang dari kecil tidak pernah merasakan kebahagiaan. Ia sudah menjadi yatim piatu sejak lahir. Ia kurus kering tinggal di panti asuhan, karena pemilik panti yang picik yang suka mengambil uang jatah anak panti untuk kepentingan pribadi. Saat Oliver memberanikan diri meminta tambah makanan, ia dihukum dan diberikan kepada siapa pun yang mau membelinya untuk dijadikan pekerja. Bayangkan anak umur 9 tahun yang kurus dan kesepian, sudah harus bekerja. Huhu.. Ketika Oliver memutuskan kabur ke London pun hidupunya juga tidak lebih baik, karena di sana ia bertemu dengan kelompok pencuri yang memaksanya ikut menjadi pencuri. Oliver yang baik hatinya, sempat sampai menangis mengatakan ia tidak mau mencuri karena menurutnya itu tidaklah baik..
Tapi tenang, dengan semua penderitaan yang dialami Oliver, buku ini happy ending kok 💖
Buku ini ditulis oleh Charles Dickens pada tahun 1838 sebagai bentuk ungkapan hatinya akan kondisi Inggris pada masa itu dimana kesenjangan ekonomi banyak terjadi. Termasuk bagaimana anak-anak berusia belia banyak yang terpaksa bekerja kasar untuk kepentingan ekonomi.
Kalau kamu mau baca buku ini secara gratis, buku versi English Classics terbitan Gramedia tersedia di Ipusnas. Sayangnya versi lengkap yang bahasa Indonesia tidak tersedia, hanya versi yang telah disederhanakan dan lebih singkat terbitan Pustaka Jaya. Buku terbitan Pustaka Jaya ini sudah terbit sejak tahun 1979, jadi mungkin kamu akan menemukan beberapa gaya bahasa (jadul) yang tampak tidak familiar, seperti banyaknya penggunaan 'dalam pada itu' di awal paragraf.
Dalam pada itu si kecil Oliver memandang ke arah Gamfield ...
Dalam pada itu Tuan Pengurus merasa terganggu ...
Dalam pada itu kedua anak itu terus mengikuti ...
Tapi overall, Oliver Twist terbitan Pustaka Jaya layak dibaca kalau kamu ingin membaca cerita Oliver Twist versi lebih singkat (160 halaman). Kalau ingin baca terjemahan yang lengkap sesuai aslinya, ada terbitan Bentang (tidak ada di Ipusnas) setebal 578 halaman.
Pesan Moral
Pelajaran yang bisa diambil dari hidup Oliver Twist adalah tentang kesabaran. Ingatlah betapa pun sulitnya hidup yang kamu alami, jangan pernah patah semangat dan menyerah.
2. Heidi by Johanna Spyri (1881)
Blurb
Si kecil Heidi dititipkan Bibi Dete kepada kakeknya yang tinggal di Pegunungan Alm. Mulanya para tetangga mengira Heidi tidak akan kerasan tinggal bersama Kakek yang pemarah, tapi ternyata mereka bisa hidup rukun. Heidi berteman dengan Peter, si gembala kambing, dan setiap hari ikut menggembala di padang rumput. Suatu hari, Bibi Dete datang lagi hendak mengambil Heidi untuk dibawa ke kota, bekerja di rumah majikannya, untuk menemani Clara yang cacat. Heidi merasa iba dan ingin menolong Clara. Lambat laun Clara mulai membaik. Setelah beberapa waktu tinggal di kota, Heidi merindukan kampung halamannya, juga Kakek, Peter, nenek Peter, dan kambing-kambing Peter. Dia ingin pulang, tetapi keinginannya ditolak Bibi Dete. Heidi yang ceria mulai menjadi pemurung. Sementara itu, di rumah keluarga Clara ada kehebohan, sebab ada hantu yang konon suka bergentayangan pada malam hari.
Buku kedua yang saya rekomedasikan adalah kisah Heidi, anak yatim piatu berumur 7 tahun yang tinggal bersama kakeknya di puncak Alm Swiss. Heidi awalnya tinggal bersama bibinya, namun bibinya kemudian menyerahkan Heidi untuk dirawat kakeknya yang terkenal pemarah. Awalnya saya kira hidup Heidi akan menderita, tapi ternyata Heidi menemukan banyak kebahagiaan. Mulai dari menikmati puncak Alm yang sangat indah, kakeknya yang ternyata baik, serta temen baru seperti Peter (dan keluarganya), Clara, Pak Dokter dan banyak orang lainnya.
Baca buku ini benar-benar menghangatkan hati, apalagi gambaran puncak Alm di pegunungan Swiss sangat-sangat indah. Puncak bersalju dengan padang rumput dan bunga-bunga yang indah. Meminum susu kambing segar dan memakan keju kambing yang dibuat sendiri oleh Kakek dan roti hangat yang dioles mentega meleleh. Karakter Heidi juga digambarkan sangat memukau, tidak salah kalau kakeknya yang awalnya pemarah dan pemurung bisa berubah setelah bersama Heidi.
Heidi versi terjemahan oleh Gramedia bisa kamu baca gratis di Ipusnas.
Buat yang penasaran secantik apa Swiss di buku Heidi, baca juga : Heidi dan Pengunungan Swiss yang Indah
Pesan Moral
Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari buku ini, terutama tentang bagaimana kebaikan kepada orang lain bisa sangat berdampak terhadap hidup mereka. Jadi jangan pernah lelah berbuat baik yaa 💖💖💖
3. The Railways Children by E. Nesbit (1906)
BlurbRoberta, Peter, dan Phyllis hidup bahagia di Vila Edgecombe, tapi mereka tidak menyadari betapa bahagianya mereka sampai sesuatu terjadi… sesuatu yang memaksa mereka menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda.
Ketika Ayah terpaksa pergi beberapa lama, ketiga anak itu bersama Ibu meninggalkan rumah mereka di London dan pindah ke pondok kecil di pedesaan. Anak-anak itu mencari hiburan di stasiun kereta api dekat pondok mereka dan berkawan dengan Pak Perks, portir stasiun, dan bahkan juga dengan Kepala Stasiun. Tapi satu hal tetap merupakan misteri: ke manakah Ayah dan akankah Ayah kembali
Railway Children adalah buku pertama yang mengenalkan saya dengan buku klasik anak selain tema fantasi beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya, buku menarik bagi saya adalah buku yang penuh fantasi dan hal magical. Saat membaca ini, saya heran sendiri kok bisa buku tanpa ada hal ajaib terjadi tapi ceritanya bisa menarik begini..
Buku ini mengisahkan 3 bersaudara yang harus pindah dari kota besar London ke daerah pedesaan. Menurut mereka hidup di desa berbeda sekali dengan selama ini yang mereka rasakan, apalagi dibandingkan dengan gemerlap kota London jalani sebelumnya. Di London mereka tinggal di rumah yang besar dengan banyak pembantu. Sedangkan di desa ini, Ibu bahkan harus bekerja karena tidak ada lagi ada Ayah yang mencari nafkah. Mereka kemudian mencoba mencari kesenangan dengan bermain-main di stasiun kereta api. Pada suatu saat mereka bahkan berhasil membantu menyelamatkan kereta api agar tidak terjadi kecelakaan..
Kemana kah sebenarnya ayah mereka pergi? Apakah ayah bisa kembali dan hidup mereka bisa balik seperti semula? Silahkan baca bukunya sendiri yaa. Hehehe.. Ada kok bukunya di Ipusnas versi terjemahannya terbitan Gramedia dengan judul Anak-anak Kereta Api
Baca juga review lengkap : The Railway Children (Anak-anak Kereta Api) by Edith NesbitPesan Moral
Buku ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak harus hidup bergelimpangan harta untuk dapat bahagia. Seperti Roberta, Peter, dan Phyllis yang menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana di tempat mereka yang baru.
4. Secret Garden by Frances Hodgson Burnett (1911)
BlurbMasih mengangkat tema anak yatim piatu seperti Heidi dan Oliver Twist, tapi buku ini menawarkan sesuatu yang berbeda karena tokohnya bukanlah anak baik dan cantik. Mary Lennox adalah anak 10 tahun yang menyebalkan, egois, dan sok kuasa. Bukan salah dia juga kalau dia tumbuh menjadi anak yang seperti itu. Sebagai keluarga kaya raya Inggris yang tinggal di India, ia dibesarkan oleh orang tua yang sama sekali tidak mempedulikannya. Ia dirawat oleh banyak pembantu dan pengasuh yang pasti selalu menuruti kemauannya. Semua berubah ketika wabah kolera melanda India. Mirip dengan wabah Covid sekarang, karena wabah kolera banyak memakan korban jiwa, termasuk orang tua Marry.
Setelah kematian orangtuanya, Mary Lennox si gadis manja dan pemarah datang dari India untuk tinggal di rumah pamannya, Mr. Archibald Craven. Dia merasa kesepian di rumah besar dan sunyi itu. Namun suatu hari dia menemukan jalan menuju taman rahasia yang sudah bertahun-tahun dikunci. Dengan bantuan Dickon, anak lelaki yang bisa “berbicara” dengan binatang, dia menghidupkan kembali taman itu dan membuatnya indah. Kegiatan mengurus taman perlahan-lahan membuat sifat Mary berubah, dan pada akhirnya bukan hanya Mary yang menjadi bahagia karena taman rahasia itu…
Karena di India sudah tidak ada yang merawatnya, Marry harus kembali ke Inggris. Ia kemudian tinggal dengan satu-satunya keluarga yang ia punya, paman Archibald Craven, yang tinggal di rumah besar dengan ratusan pintu dan taman-taman yang luas.
Pada buku ini kita bisa melihat transformasi Marry, dari anak yang bahkan tidak bisa memakai bajunya sendiri, menjadi anak yang semakin mandiri. Dari anak yang suka memerintah, mulai menjadi anak yang lebih baik. Bahkan dengan keramahan yang berlahan muncul di wajahnya, ia ternyata juga tampak menjadi lebih cantik.
Selain transformasi Marry untuk menjadi lebih baik, yang menjadi menarik tentu saja adalah taman rahasia yang ditemukan Marry tersembunyi di tanah luas milih pamannya. Taman memukau dipenuhi bunga-bunga mawar dan tanaman indah lainnya. Taman yang sudah bertahun-tahun dikunci karena menyimpan suatu rahasia..
Membaca ini tentu saja juga menghangatkan hati. Karakter Marry yang awalnya menyebalkan, perlahan membuat kita jatuh cinta akan transformasinya.. Kalau kamu pencinta kisah klasik, terutama kisah klasik anak, wajib banget baca buku ini. Versi terjemahannya terbitan Gramedia bisa kamu baca di Ipusnas.
Pesan Moral
Tidak ada anak yang benar-benar terlahir berkarakter buruk. Mereka menjadi seperti itu karena pengaruh lingkungan dan pola pengasuhan. Seperti Marry yang ternyata bisa menjadi anak yang baik dan menyenangkan.
5. Pollyanna by Elanor H Porter (1913)
Blurb
The orphan girl Pollyanna moves in with her strict aunt in New England. Despite a difficult start, Pollyanna's exuberance and positivity affect everyone who meets her, and she spreads joy and love wherever she goes. But when tragedy strikes, Pollyanna finds her optimistic attitude tested, and she must learn to find happiness again.
Buku terakhir yang saya rekomendasikan masih bertema tentang yatim piatu, yaitu Pollyanna. Pollyanna adalah anak berumur 11 tahun yang tinggal bersama ayahnya seorang pastor miskin sejak ibunya meninggal. Ketika ayahnya meninggal, Pollyanna kemudian dikirim untuk tinggal bersama Bibi Polly, adik ibunya yang kaya raya. Bibi Polly terkenal sebagai orang yang pemarah dan jarang sekali tersenyum. Sedangkan Pollyanna, ia adalah anak yang sangat ceria, bersemangat dan selalu berpikiran positif.
Pada buku ini diceritakan sebuah permainan menarik, yang membuat Pollyanna tumbuh menjadi anak yang selalu berpikiran positif. Waktu tinggal bersama Ayah, hidup Pollyanna sangat miskin. Sampai untuk mendapatkan baju dan mainan pun hanya mengharapkan sumbangan dari jemaat gereja. Permainan yang diajarkan ayahnya tercetus saat dulu ia hanya punya sebuah tongkat alih-alih mainan atau barang-barang bagus. Aturan permainannya adalah : Pollyanna dan ayahnya harus menemukan hal menyenangkan apa yang bisa dilakukan dengan hanya sebuah tongkat. Dari situ, Pollyanna terbiasa selalu melihat hal positif dari kondisi apapun. Saat ia ditempatkan di kamar pengap di loteng oleh Bibi Polly (Padahal rumahnya punya banyak kamar lain yang lebih bagus, tapi bibi Polly tidak mau Pollyanna merusak barang-barangnya), Pollyanna bahagia karena dari kamar itu ia bisa melihat pemandangan bagus di jendela. Ia juga senang di kamar itu tidak ada apa-apa, termasuk meja rias dan cermin, jadi dia tidak perlu melihat pantulan bintik-bintik di wajahnya yang dia tidak sukai..
Kalau kamu ingin membaca buku ini, ada versi terjemahannya terbitan Noura (imprint Mizan) di Ipusnas.
Pesan Moral
Buku ini banyak sekali mengajari kita tentang bersyukur, bagaimana dalam kondisi sesulit apapun, pasti masih ada sesuatu yang bisa kita syukuri.
Pesan Moral
Buku ini banyak sekali mengajari kita tentang bersyukur, bagaimana dalam kondisi sesulit apapun, pasti masih ada sesuatu yang bisa kita syukuri.
Baca juga review buku fantasi klasik:
Dari semua buku klasik anak yang saya rekomendasikan di atas, apakah kamu sudah baca semua? Kalau belum, buku mana yang kamu tertarik untuk segera dibaca?
Belum pernah baca satu pun buku-buku di atas 😭 Sebagai orang yang suka baca dari kecil tapi hobinya gak didukung orangtua dan lingkungan, agak sedih sebenarnya karena baru bisa puas baca, beli dan (ehm) menimbun buku-buku yang diinginkan setelah dewasa. Apalagi tinggal di pinggiran kota kecil, toko buku dulu juga jarang ada. Untung sekarang sudah serba online, jadi akses buat (ehm) menimbun buku jadi lebih mudah 😅
ReplyDeleteKalo menurutku, sebenarnya minat baca masyarakat Indonesia itu gak rendah kok mbak. Cuma emang akses buat dapat bacaan yang berkualitas yang sulit. Aku tanya anak-anak kecil di sekitar rumah, mereka aslinya juga suka baca (walau masih level suka baca komik aja), tapi setidaknya mereka punya minat, tapi emang lingkungan aja gak mendukung. Apalagi kalo ketahuan orangtuanya suka baca komik bukannya belajar, pasti auto dimarahin 😅.
Pengen deh bisa minjemi mereka buku-buku punyaku, tapi kebanyakan koleksiku novel remaja-dewasa 🙈 pasti auto dimarahin juga entar sama orangtuanya kalo ketahuan ngeracunin anak dengan bacaan yang gak sesuai umur. Doakan saja mbak, saya punya rezeki supaya bisa ngasih mereka akses bacaan yang bagus.
Samaa Mbaa, aku waktu kecil juga tinggal jauh dr kota besar. Di sana ga ada Gramedia sampe skrng, klo mau ke Gramedia hrs ke kota dulu. Tp untung orang tua ku mendukung buat baca mba, jd sebulan sekali pas ke kota, kita boleh milih buku buat dibeli di Gramedia.
DeleteSebenarnya anggapan orang tua yg omelin anaknya baca selain buku pelajaran itu juga masih banyak terjadi. Pdhal mending baca dr pd liat gadget terus kaan. Huhu..
Semoga mba selalu dikaruniai rizki yg melimpah agar bisa berbagi buku yaa 🙏🙏 Kalau mau bisa mulai dg ngasi mereka buku KKPK mba. Itu ceritanya aman buat anak2, dan klo lg obral di web Mizan harganya bisa sampe 5-10rb saja loh. 😁
Waah, terima kasih Mbak Thessa, baru kali ini saya tahu tentang buku klasik untuk anak-anak. Suatu hari akan saya "paksa" anak saya untuk membacanya. Saya juga akan paksa diri saya sendiri untuk lebih banyak lagi membaca buku.
ReplyDeleteCuma satu hal yang jadi pertimbangan saya, mungkin saya belum akan memberikan anak saya bacaan yang e-book. Saya takut pengaturan cahaya, ukuran font dan ukuran gadget yang tidak tepat akan mempengaruhi kesehatan matanya. Tapi untuk membeli buku, tentu butuh ruang dan waktu yang istimewa untuk merawatnya agar tetap awet dikoleksi sampai kapan pun.
Iya Mas Agung, kalau mnrt saya yg utama di awal kita membiasakan anak2 berada dilingkungan yg penuh buku dan kebiasaan membaca. Nanti mereka mudah2an pelan2 ikut juga.
DeleteSama Mas Agunh, saya pun sampai skrng blm prnah ngenalin ebook ke anak2. Even lewat kindle yg katanya lbh ramah di mata pun saya ga kasih 😁 Nah itu, buku fisik Peer diperawatannya n makan tempatnya sih. 😆
Kalau menurut saya, untuk merangsang minat baca anak bukan dengan memberinya tugas paksa baca, tapi dengan mengenal apa yang disukai anak. Tentu saja ini tugas masing-masing orangtua. Setelah itu, rangsang dengan bacaan dari apa yang ia sukai. Misalnya ia suka robot, rangsang dengan bacaan robot-robotan. Sama seperti saya dulu, ketika sudah merasa kehabisan bahan bacaan, secara otomatis kita akan mencari bacaan-bacaan lain.
ReplyDeleteWaktu kecil, seingat saya belum langsung baca buku anak. Paling dongen atau cerita bergambar Si Kancil yang ada di perpus sekolah. Terus diselingi dengan majalah dinosaurus dan buku komik 2 ribuan yang dijual depan sekolah.
Untuk opsinya, saya tertarik dengan Chatles Dickens. Beberapa kali saya melihatnya. Entah itu dalam tulisan atau potongan film
Iya sih, mungkin bukan tugas paksa ya, walaupun yg namanya tugas pasti aja ada unsur 'terpaksa' saat ngerjainnya yaa. Hehehe.. (eh apa aku doank ya 😅)
DeleteSebenarnya lebih ke membiasakan dr kecil dg bacaan, lbh bagus lg kalau bisa sesuai dg minat. Jadinya semangat membaca mereka jd lbh tumbuh. Tinggal peer nya buat memberikan akses ke buku2 itu yaa.
Oliver Twist by Charles Dickens ini memang udah terkenal bgd mas, sampe filmnya pun udah ada beberapa versi 😁
Tinggal baca Oliver Twist nih, masih di TBR, hehehe. Empat buku lainnya favorit semua, tapi paling favorit Heidi dan Anak-Anak Kereta Api. :)
ReplyDeleteHalo Mba Ratih. Wah udah hampir baca semua yaa 😍 Oliver Twist vibe nya agak kerasa beda mba, lbh suram dan sedih sebenrnya, dibanding 4 buku lainnya. Ayo bacaa Mbaa.. hehehe..
DeleteSama, klo aku favoritnya Heidi 😍
Aku belum pernah baca semua 😭 seri buku klasik belum pernah aku baca, tapi aku sering lihat buku-buku no 1-3 berseliweran di Gramedia hihihi. Aku sendiri punya buku Little Men sama The Belly of Paris hanya saja belum aku baca 😂 Kak Thessa udah pernah baca 2 judul yang aku sebutkan di atas?
ReplyDeleteSetelah melihat ulasan dari Kak Thessa, aku jadi tertarik untuk baca Oliver sama Anak-anak Kereta Api 🙈
Kedua buku ini yang paling sering aku lihat berseliweran soalnya, juga ceritanya terlihat menarik 😍
Terima kasih atas rekomendasinya ya, Kak! 🥰
Little Men aku belum bacaa, taunya malah Little Women buku sebelumnya. Itu klo ga salah cerita anaknya Jo March di buku Little Women kan yaa..
DeleteThe Belly of Paris malah baru denger 🙈 Hehehhe..
Iyaa, memang banyak yg berseliweran rekomendasiin 2 buku itu. Apalagi kayaknya klo buku klasik pasti langsng nyambungnya ke Oliver Twist kaan. 😍
Sama2 Liaa. Makasi juga udah baca rekomendasi aku yaa 💖💖
Aku udah punya rencana banget buat baca2 buku klasik. Bahkan udah punya yang Railway Children tapi belom kebaca sampe sekarang. Secret Garden pun aku nonton filmnya bukan baca bukunya hehe. Kemarin nyoba baca yang Peter Pan sih karena aku suka banget sama filmnya dan mau baca deh bukunya bakal se magical apa.
ReplyDeleteBtw, mending baca yang Inggris apa udah terjemahan ya Mba? Aku takut bahasanya sulit kalo yang Bahasa Inggris apalagi ini buku klasik....
Wah udah punya Railway Children 😍 Ayo dibaca Mbaa. Hehehe..
DeleteAku malah Peter Pan yg udah lama punya n blm dibaca 🙈 Bagus mba bukunya?
Film Secret garden yg tahun ini baru keluar mba? Jauuh bagusan bukunya deh. Menurut aku yaa 😁
Aku baru nyoba baca yg Oliver Twist yg English mba, yg lain belum. Mnrt aku agak sulit sih bahasanya klo Oliver Twist, mana tebel bgd lg kan. Hahaha..
Iya nih, nanti diusahain sesegara mungkin buat baca yang Railway Children hehehe. Belum selesai sih yang Peter Pan tapi aku suka hahaha. Setuju banget Mba, aku belum baca bukunya aja kecewa dengan Secret Garden yang kayaknya kurang banget deh filmnya, padahal kayak Peter Pan gitu aku suka banget padahal.
DeleteHmmm kayaknya emang mending baca yang terjemahan aja deh daripada pusing baca yang inggris hahaha
Pantesan film Secret Gardennya juga ga terlalu bagus ratingnya ya Mbaa..
DeleteHehehe, itu buat aku ya Mba. Mungkin klo buat Mba Tika yg bahasa inggrisnya lebih bagus bisa jd aja bedaa :D
Aku nggak pernah baca semua judul di atas Mbaa 😭 cuma pernah baca To Kill A Mocking Bird (bacanya setengah mati waktu itu karena agak berat buatku 😂) sama Little Women, ini juga direkomendasiin temenku yang memang suka literasi luar.
ReplyDeleteSoal minat baca, aku setuju sama komentar teman di atas kalau sebenarnya minat baca itu ada namun aksesnya yang terbatas. Dan setuju juga soal kita waktu sekolah dulu nggak dipaksa baca,akhirnya pas ada tugas ngerangkum novel di SMP-SMA bawaannya maless karena gak biasa baca 😂 untungnya aku di rumah dibiasain baca sama orangtua, jadi kalau ada tugas baca paling senang 😆
Makasih buat daftar rekomendasinya, Mbaa. Ada di iPusnas jadi gampang bacanya hahaha Eh iyaa, kalo Toto Chan masuk cerita klasik nggak yaa, Mba?
To Kill a Mocking Bird aku udah baca juga dan baguus bgd mnrt ku. Hehehe.. Tapi bagusan Toto Chan sih 😁 Mungkin ga terlalu klasi ya klo Toto Chan, soalnya pertama terbit thn 80an klo ga salah.
DeleteWah Mba Jane beruntung dibiasakan membaca dr kecil di rumah yaa 😍 Aku setuju mba, mungkn anak2 kurang membaca bukan krna ga mau, tp krna akses terhadap buku2nya yg kurang. SD di tmpt aku dulu bahkan ga punya perpus. Jd klo mau minjem buku, hrs ke perpus Pemda. Eh aku bahkan pas SMP n SMA ga pernh punya tugas baca n ngerangkum buku loh mba. Hehehe.. beda kali ya klo di daerah 😅
Wooww buku yang menarik untuk bisa menambah wawasan pada anak2 kita...Apakah ada file gratisnya versi pdf atau ebook.😊😊 kalau ada asik tuh..
ReplyDeleteBicara soal buku meski tidak semua orang Indonesia minat dengan membaca akan tetapi setidaknya masih ada beberapa persen orang indonesia yang mau membaca.
Terlebih era seperti sekarang ini yang dimana keberadaan buku bacaan menarik sangat sulit untuk didapatkan sekalipun ada biasanya kurang lengkap seri urutannya. Orang lebih cendrung mengandalkan membaca melalui bacaan digital yang boleh dikatakan tak selengkap seperti buku2 pada zaman era 90,an.😊😊
Halo Mas Satria :) Semua yg aku rekomendasiin di postingan ini bisa dibaca gratis di aplikasi minjem buku online Ipusnas. Aplikasinya tingga download di playstore atau apple store.
DeleteSetuju mas, sekarang orang udah mulai beralih dari buku fisik ke ebook. Apalagi ebook lbh gampang didapat yaa.. Hehehe.. Tp harapannya sih orang walau pd baca ebook, tetep ebook yg legal. Karena sedih juga liat ebook ilegal banyak berseliweran bahkan di market place..
Ok mbak Thessa thanks info menariknya nanti aku mau download deh buat anakku..🙏🙏
DeleteSama2 Mas Satria. Terima kasih juga udah mampir 😊
DeleteAku belum baca satupun buku diatas mbak, padahal ceritanya bagus. Cuma sayang yang Oliver twist tidak ada terjemahan bahasa Indonesia ya, padahal menarik sekali ceritanya.
ReplyDeleteCoba ah aku baca Heidi sama Marry ah, sepertinya cukup bagus.
Terimakasih atas rekomendasi buku bukunya mbak Tessa.
Sama2 Mas Agus, terima kasih juga sudah mampir 😊
DeleteIyaa, Oliver Twist terjemahan versi lengkapnya ga ada di Ipusnas. Ada nya versi buku fisiknya.
Heidi termasuk salah satu favorit saya, kalau udah baca share jg pendapat Mas Agus dg bukunya yaa 😁
Nah, benar dugaanku kalau masyarakat Indonesia itu masih minim minat bacanya!.
ReplyDeleteApalagi generasi muda sekarang lebih 'teracuni' yang namanya game dan juga budaya Kpop.
Satu solusi (mungkin) agar kids jaman now suka membaca buku atau artikel, penulis bukunya lebih kreatif mencari cara agar karyanya mudah diterima.
Tencuuu , *eh tentu juga ketersediaan perpustakaan lebih gencar dikenalkan ke publik.
Seperti ide Ipusnas ini juga keren.
Setuju Mas Himawant, paling utama itu akses ke buku yg menarik.. Karena walaupun banyak buku misalnya di perpus, koleksinya blm tentu menarik minat anak2 buat baca..
DeleteIpusnas memang keren ya. Saya juga termasuk yg sangat suka dg Ipusnas Mas, jd akses buku bagus bisa dirasakan siapapun asal punya jaringan internet.
Salam kenal mba Thessa. mampir ke blog mba thessa karena emang lagi cari rekomendasi buku anak nih. anakku "dipaksa" sama sekolah buat baca minimal 3 lembar perhari. bagus sih programnya, tapi anaknya susaaaaaah banget suruh baca. eh curhat
ReplyDeleteSalam kenal Mba Elin, terima kasih sudah mampir 😊
DeleteWah keren juga ide sekolahnya ya Mba, 3 lembar per hari 😍 Mau juga ah aku terapin k anak2ku. Makasi idenya ya Mba. Anakku juga susah baca klo dia ga terlalu suka bukunya Mba. Aku mikirnya kaya kita aja, klo ga sesuai selera pasti susah. Tp klo giliran dia suka bukunya, itu sampe kemana2 dibawa2 sampe tamat 😆
Oiya, aku jg pernah nulis postingan tentang rekomndasi buku anak. Siapa tau bermanfaat buat anaknya Mba Alin jd suka baca. 😊
Nggak nyangka kalo minat baca di negara kita rendah banget.
ReplyDeleteTapi emang sulit sih menerapkan wajib membaca buku bagi anak-anak di sini. Untuk yang tinggal di kota, mungkin mudah. Namun yang tinggal di kabupaten kecil, toko buku aja belum tentu ada dan perpustakaannya pun nggak lengkap.
Iya bener Mas, sedih juga ya, ternyata sebegitunya..
DeleteMemang akses mendaparkan buku di daerah pasti susah ya. Tp dg adanya perputakaan digital, mudah2an akses buku berkualitas jd lebih merata. Karena klo buku fisik, toko buku kan ga ada di semua tempat. Perpustakaan pun blm tentu isi koleksinya menarik minat anak..
Dari 1000 orang, yang rajin baca hanya satu.. Waduh miris sekli itu mbak.
ReplyDeleteFaktanya emang gitu ya orang Indonesia, banyak yg males baca,tapi yaa mau gimana lagi haha.
btw,yang baru-baru ini demo. katanya ada sampe 900 halaman tuh undang-undang. Pertanyaannya, siapa yang mau baca! wwkkw
Iyaa miris ya Mas Dodo 😢
DeleteAku mikirnya mungkin mrka males baca karena memang tidak dibiasakan dr kecil mungkin yaa..
Nah itu, aku yakin yg demo ga nyampe 5 persen yg udah baca full UU nya yaa 😂
jangankan yg demo, anggota dpr aja katanya ada yg belum nerima draf full nya. haduuh, aku sebagai rakyat jelata jadi bingung sendirii haha
DeleteSemuanya aku udh baca, tapi sayangnya buku2nya di simpan di perpustakaan rumah papa di Medan :D. Yg paliiiiiing berkesan banget buatku, itu Heidi sih mba. Ngebayangin yaaa tinggal di gunung Swiss, dingin, hijau, pemandangannya ga usah ditanya, ya ampuuuun aku slalu berkhayal bisa ksana pas baca buku Heidi :). Sampe skrpun msh cita2ku utk bisa DTG ke Swiss.
ReplyDeleteBuku2 Charles Dickens sbnrnya buku2 awal di mana papa bacain ke anak2nya. Papa punya banyak buku Charles Dickens tp yg bahasa Inggris. Dan aku dulu slalu penasaran apa isinya. Apalagi wktu itu belum ngerti bahasa Inggris. Akhirnya dibacain papa tp udah sekaligus diterjemahkan :D. Pas udh bisa baca, barulah aku aku cari yg versi terjemahan :).
Anak ku sendiri yg sulung slalu aku ksh tugas membaca 1 novel anak, dan dia hrs ceritain k aku apa isinya. Mungkin setelah target buku bulan ini selesai, aku bakal minta dia baca buku klasik :)
Mbaa yampun udah baca semuaaa 😍😍😍 Keren loh keluarga Mba Fanny, dr kecil udah dibacakan buku2 klasik setebal2 ini. Bahkan dibacain Oliver Twist juga 😍
DeleteAku pas kecil paling banter cma novel 100an halaman. Baru baca buku lbh tebel pas udah SMP.
Mbaa, Swiss memang bagus bgd. Aku permah bikin postingan tntng Heidi dan pegunungan Swiss yg indah. Saking aku sukaaa nya sama Swiss 💖💖 Semoga saat pandemi berakhir Mba Fanny bisa sgera mengunjungi Swiss yaa..
Wah keren Filly, happy reading 😊
Dulu saya suka banget nget baca buku klasik gini.
ReplyDeleteTapi yang versi bahasa Indonesia ya.
Sakit pala baca versi Inggris hahaha.
Saya ingat dulu punya buku kesukaan, lupa judulnya apa, bahkan lupa namanya siapa.
Hanya saja bercerita tentang anak-anak yang tersesat di dalam gua, kalau ga salah lokasi ceritanya di Inggris deh, oh ya lakonnya si Tom Sawyer.
Dari berbagai buku yang saya baca, buku itu paling melekat.
Karena saya baca berkali-kali, dan karenanya saya jadi merasa ikut masuk ke dalam guanya, ikut ngeri membayangkan tersesat di gua dengan berbekalkan lilin.
Lalu bertemu penjahat pula.
Aku juga klo buku klasi lbh seneng baca terjemahannya Mba. Bahasa Inggrisnya agak sulit (klo buat aku) soalnya 😂
DeleteTom Sawyer? Itu kan novel klasik terkenal karya Mark Twain 😍😍 Aku malah belum bacaa.. Mau ah nyari bukunya jugaa. Makasi rekomendasinya Mba Rey 😊
Mba Rey, saking penasarannya qku langsng cari di Ipusnas dan ada donk bukunya 😍 Menarik bgd kayaknya yaa. Abis bacaan aku yg skrng tamat aku mau baca ini ah..
DeleteWaaahhh serius ada di ipusnas?
Deletemau ikutan nyari aahhhh.
Kumau menikmati masa kecil lewat buku itu.
Ampuuunnn kangen banget.
Tau nggak sih, di antara banyak buku yang saya baca di puluhan tahun lalu, si Tom itu yang paling melekat di ingatan :D
Membaca buku itu sebenarnya sangat nikmat. Ada energi pencerahan yang kita dapatkan setelah membaca buku. Anak yang dibiasakan menyukai buku, maka akan baik bagi imajinasi, dan kemampuan inovasi di masa depan.
ReplyDeleteIya setuju mas. Setidaknya anak yg menyukai buku bisa lbh bebas berimajinasi.. Jadi kalau bisa kenalkan lah buku sejak dini ke anak2..
DeleteWah... ternyata ada buku2 klasik anak di ipusnas, ya... thanks banget infonya, ca! :)
ReplyDeleteSelama ini kalau buka app-nya suka bingung sendiri mau baca apa :))
Makin ke sini makin masuk golongan 99.9% orang Indonesia, nih... *tutup muka*
Dulu suka baca Malory Towers sama St. Clare's-nya Enid Blyton.
Terus pas udah gedean baca serialnya Anne of Green Gables, meskipun awal-awal sebel banget sama si Anne yang kok kayaknya ga bisa bedain dunia nyata sama khayalannya. Tapi lama-lama malah lanjut baca sampe dia dewasa.
Terus ada satu buku klasik yang penasaran tapi ga selesai-selesai dibaca smp sekarang, lupa judulnya, tapi tentang anak-anak yang terdampar di pulau tak berpenghuni. Kayaknya sih ditulis sekitaran 1800an, jadi English-nya classic bener smp sering ga mudeng... :))
Sama2 Chaaa. Makasii jugaa yaa udah baca rekomendasinya 😁
DeleteBuku2 Enid Blyton juga ku suka bacaa. Anne Gables ku juga oengen bacaa, udah lama masuk wishlish. Makasi rekomendasinya Cha 😍
Wah apa ya buku tntng anak2 yg terdampar di pulau, ku ga pernh bacaa 😆😆
Setelah googling dengan berbagai query akhirnya ketemu, ca. Judulnya Lord of the Flies :))
DeleteSaya baru baca Heidi dan Secret Garden. Waktu baca Heidi jadi pengin banget ke Swiss. Pas baca Secret Garden jadi kepingin punya kebun mawar, hihihi. Dari rekomendasi di atas saya jd pengen banget baca Pollyanna, akhir-akhir ini saya merasa kurang bersyukur, huhu. Semoga pesan moral yang dibawa Pollyanna nanti bisa bikin saya insaf *eh*
ReplyDeleteWah udah baca Heidi dan Secret Garden ya Mba 😍 Bagus baguus yaa..
DeleteSwiss memang supeer cantik mbaa, gunung2 bersalju dan padang rumput hijau 😍😍 Sama mbaa, penasaran ngebayangin kebun mawarnya. Hehehe mm
Aku pun pas baca Pollyanna jd berasa banyak diingetin jg mba, tntng bagaimana kita selalu bisa menemukan hal positif di saat sulit sekalipun 💖💖