Penulis yang tidak bisa merangkum ceritanya dalam sebuah sinopsis singkat, bukanlah pencerita yang baik - GWP Writing Bootcamp 2020
Tahu kah kamu, saat editor penerbit menerima naskah novel tanpa sinopsis maka otomatis naskah itu akan langsung ditolak? Ya, memang sebegitu pentingnya sebuah sinopsis bagi penerbit. Jadi, pada postingan kali ini saya akan membahas sedikit tentang bagaimana tips menulis sinopsis novel untuk penerbit.
Sebelum menjelaskan lebih jauh, saya mau disclaimer dulu 😆. Saya nulis ini bukan karena saya sudah hebat atau sangat berpengalaman dalam menulis novel dan sinopsis ya. Hehehe.. Tapi ini adalah sharing hasil belajar saya dari berbagai sumber, salah satunya dari Mbak Didiet, editor Gramedia saat saya mengikuti GWP Writing Bootcamp 2020.
Sepenting Apakah Sinopsis?
Menerbitkan buku di penerbit mayor pasti merupakan cita-cita hampir semua penulis. Melihat bukunya berhasil mejeng di rak buku seluruh penjuru Indonesia merupakan sebuah dream comes true banget.
Namun, saingan untuk bisa dilirik penerbit itu sangat-sangat berat. Apalagi kalau kamu belum mempunyai fans base pembaca yang kuat. Misal kamu bukan wattpad writer dengan pembaca jutaan, bukan selebgram dengan follower beratus-ratus ribu, atau juga bukan artis.
Jadi satu-satunya cara membuat editor melirik kamu adalah dari kualitas tulisan yang kamu kirimkan.
Masalahnya, editor itu tidak punya cukup waktu untuk baca semua cerita yang masuk ke mereka. Contohnya penerbit sekelas Gramedia saja bisa menerima ratusan naskah setiap bulannya, sedangkan yang akhirnya diterima untuk diterbitkan tidak akan sampai 10%. Jadi, dari pada membaca naskah kamu sampai selesai, editor akan langsung mencari sinopsis dari novel kamu. Kalau tidak ada, siap-siap saja menerima surat penolakan.
Ketika sinopsis novelnya dianggap cukup menarik, barulah mereka mulai membaca draft cerita kamu. Dari beberapa bab awal, mereka akan memutuskan apakah gaya bercerita kamu cukup pantas untuk diterbitkan atau tidak. Jadi, jangan bayangkan mereka akan sampai ke klimak cerita atau bahkan plot twist di akhir cerita kalau dari awal kamu sama sekali tidak menyertakan sinopsis, ya..
Sinopsis atau Blurb?
Sinopsis yang saya maksud di sini adalah rangkuman novel kamu dari awal sampai akhir, ingat ya, dari awal sampai akhir. Jadi bukan sebatas blurb yang biasa dibaca di belakang buku yang isinya hanya beberapa paragraf dan tidak menceritakan ending dari buku. Kalau kamu menulis sinopsis dengan sok membuat penasaran editor, misal diakhiri dengan, apakah akhirnya Kirana memilih Aji atau Keno? 😆 Editor pasti udah tidak akan mau nerusin baca naskah novel kamu. Jadi ingat ya, harus ada endingnya!
Bagaimana Cara Menulis Sinopsis?
Sekarang kita masuk ke bagian, bagaimana cara menulis sinopsis? Salah satu ilmu yang saya dapat dari GWP Writing Bootcamp 2020 adalah menggunakan metode pixar story line yang terdiri dari :
Pada suatu hari, ada seorang... Setiap hari, dia... (menceritakan kondisi awal tokoh)
Hingga suatu hari, terjadi... (katalis yang merubah hidup tokoh)
Oleh karena itu...
Oleh karena itu...
Oleh karena itu... (kondisi up side down world tokoh setelah terjadi katalis)
Hingga akhirnya... Dan sejak itu... (akhir cerita)
Oiya, agar kamu lebih lelusa menceritakan kisah di sinopsis, ada baiknya menggunakan POV tiga serba tahu. Walaupun mungkin di cerita novel kamu menggunakan POV satu, di sinopsis gunakan POV tiga aja.
Jangan lupa baca postingan tentang membuat plot sebuah novel menggunakan cara Save The Cats di sini
Sinopsis Berapa Halaman?
Namanya juga sinopsis, itu artinya ringkasan cerita. Jadi jangan panjang-panjang. Cukup 2-3 halaman saja. Mungkin kalau cerita fantasi dengan alur cukup rumit, mungkin bisa sampai 5 halaman. Kalau kamu menulis sinopsis sampai sepuluh halaman lebih, editor akan males duluan bacanya. Sebagus apapun cerita novel yang kamu tulis. Makanya di atas saya quote kata-kata di training waktu itu, penulis yang tidak bisa merangkum ceritanya bukanlah seorang pencerita yang baik 😆
Yang tidak boleh ada di sinopsis?
Jadi kita sudah membahas apa yang harus ada di sinopsis seperti cerita novel sampai akhir, sekarang apa saja yang tidak boleh ada atau tidak perlu ada di sinopsis? Ini dia list nya:
1. Kata-kata editorial. Kata-kata yang mengarahkan orang dengan ceritanya misalnya :
"Novel ini diceritakan dengan lucu..." Kalau memang cerita kamu lucu, ya tunjukkan di sinopsis. Ga perlu ngasi tahu editor sampai kayak gitu. Hehehe..
2. Menulis blurb, seperti yang tadi saya cerita di atas
3. Memasukkan banyak cerita atau tokoh-tokoh yang tidak berperan penting dengan plot. Ingat, ini sinopsis. Buat seringkas mungkin.
⭐⭐⭐
Bagaimana? Apakah postingan ini cukup memberikan gambaran untuk kamu menuliskan sinopsis dari cerita kamu? 😊
Begitu kurang lebih postingan saya tentang sinopsis. Berikutnya akan ada juga sharing-sharing terkait dunia kepenulisan di lainnya di label Tips Menulis.
Semoga bermanfaat, ya. Jangan kapok mampir ke sini ya.. 😁
Woow lengkap sekali penjelasan diatas tentang tata cara membuat sipnopsis kepenerbit. Memang serba salah yaa mbak membuat sipnopsis kalau pendek tapi nggak sesuai dengan cerita yang kita buat yaa nggak bakal diterima.
ReplyDeleteLengkap tapi kepanjangan lebih parah lagi.🤣 🤣 Ringkas dan sedang2 saja kalau nggak beraturan sama saja.🤣 🤣
Intinya ingin menerbitkan novel kita menjadi sebuah buku kita juga harus memahami tatacara membuat sinopsis, Karena beda cerita pasti beda pula sinopsisnya.😊😊
Saya saja sampai sekarang nggak bisa untuk membuat sinopsis dengan apa yang saya tulis.🤣🤣 🤣
Tapi setidaknya penjelasan diatas sangat menarik untuk dipelajari dan dipahami. Ok mbak Thessa thanks nih ulasan menariknya tentang cara membuat Sinopsis yang baik dan benar...Meski saya sendiri bukan seorang penulis blog yang baik.😊
Wuaa alhmadulillah kalau dianggap lengkap Mas Satria. Hehehe..
DeleteNah iya, kalau terlalu singkat kahwatir ga bs ngerangkum isi novel dg baik. Kalau kepenjangan, editor udah males duluan buat baca.. :D
Iya banget mas, menurut aku penting banget buat penulis paham cara menulis sinopsis dg baik. ^^
Kalau Mas Satria yg jago nulis dan terkenal sejagad blogger bilang bukan penulis yg baik, saya apa dong kalau gitu? Lbh remah rangginang lagi. Hahahha.. Makasii banyak juga ya mas udah baca postingan ini ^^
Walaupun aku belum pernah bikin novel atau mencoba buat novel, tapi tips ini membantu bangett mbak Thessa😍 soalnya aku juga punya fanfic gitu di wattpad (ketauan deh anaknya suka mengkhayal tingkat tinggi🤣🤣), dan sejujurnya walaupun bukan untuk dikirim ke editor, menulis cerita tanpa sinopsis tuh bagai sayur tanpa garam😂 berasa ada yang kurang aja. Karena aku justru nggak bisa menulis plot cuma dengan menerka-nerka, jadi penulisnya sendiri pun tetap membutuhkan ringkasan supaya bisa mengarahkan alur cerita ke plot tertentu yg seharusnya. Dan setelah baca ini aku cek sinopsisku lumayan laah untuk sementara ini, belum ada yg salah-salah😂
ReplyDeleteKayaknya bisa nih nyoba buat novel, tapi harus mengumpulkan keberanian dulu😆
Makasi untuk tulisannya yg informatif mbak Thessaa😍
Wah Mba Awl ternyata nulis fanfic di wattpad ya? Kereeen.. Penggemar fanfic memang banyak loh sekarang. Jd bisa jadi aja nanti fanfic nya jadi novel dan diterbitkan ^^ Semangat nulisnya Mba..
DeleteMemang sbnrnya paling enak nulis sinopsis itu dari plot kerangka awal cerita kita Mba. Jadi kita udah kebayang sampai akhir akan gimana. Kaya kata Mba Awl ^^
Sama2 Mba, makasi juga udah mampir dan membaca ya. Semoga bermanfaat ;)
Qiqiqiqiqi, jadi merasa bersalah, saya sering banget nulis sinopsis film, tapi jadinya kek se film-filmnya ditulis semua, hahahaha.
ReplyDeleteAbisnya, beberapa teman bilang, kalau endingnya digantung, mereka malah kesal.
Sayapun, kalau mau nonton, cari sinopsis lengkapnya film itu, di mana ada pembuka, konflik dan ending.
Lah kok malah ngomongin film ya? :D
Maksud saya, kayaknya dalam hal ini, beberapa penonton, justru kayak penerbit buku ya.
Di mana, mereka eh saya juga ding, memilih tontonan berdasarkan sinopsis lengkap seperti penulis berikan ke penerbit.
Nah, ini nih yang bikin saya takut review buku, takutnya kebawa aura nulis sinopsis film, jadinya harusnya review doang, malah diceritakan kek sinopsis, terus ngapain lagi orang beli bukunya wakakakaka.
Tapi setuju banget ya, sinopsis ke penerbit itu amat sangat memegang peranan penting buat penulis.
Semacam rangkuman, tapi kudu menceritakan poin penting secara lebih ringkas.
Aku termasuk suka yg baca sinopsis film sampe beres lengkap dg spoiler2 nya loh Mba Rey. Hehehhe.. Soalnya sadar diri juga, blm tentu sempet nonton. Tp penasaran sama ceritanya.. Kecuali film2 tertentu yg aku memang niat nonton, itu aku sengaja ga baca review2 orang2. Biasanya langsng skip ke bagian berapa bintang nya aja, buat tau orng2 menilai film itu sebagus apa :D
DeleteMenurut aku ga usah jd takut review buu Mba. Kalau memang bakal ada spoiler, tinggal dikasi remark spoiler alert. Hehehe.. Apalagi selevel Mba Rey yg jago bgd nulis, pasti banyak yg suka deh bacanya.. ^^
Penting banget Mba, tanpa sinopsis penerbit kemungkinan besar ga akan ngelirik naskah. Kecuali kalau dia artis kali ya, hehehe.. :D
*ikutan nimbrung
DeleteAku juga lebih suka baca sinopsis film sampai se-spoiler mungkin bahkan sampai endingnya kalau perlu karena aku jarang ada waktu untuk nonton 😂
Jadi, Kak Rey jangan merasa bersalah. Ayo lanjutkan! Hahahaha
Tooos Liaa.. Karena blm sempet nonton, jd mending baca sopilernya aja yaaa 😁😆
DeleteWaaah tengkiuuuu kesayangan-kesayangan :*
DeleteIya sih ya, soalnya kadang kalau saya nyari di google, jarang banget ada yang mau nulisin se spoiler lengkapnya, bahkan yang pake kata kunci sinopsis lengkap, eh yang ditulis cuman 1 kalimat doang, kan beteh! hahaha
Oh jadi saat mengirim naskah novel ke penerbit harus ada sinopsisnya ya mbak Ica. Mau sebagus apapun novelnya kalo ngga ada sinopsis pasti ditolak karena editor juga kewalahan saking banyaknya naskah yang masuk.
ReplyDeleteSinopsisnya juga harus memuat hal hal penting dalam novel dan juga endingnya ya mbak. Tenang saja, karena buat editor jadinya tidak akan dibeberkan ke publik ya mbak.
Ada juga hal yang tidak boleh ditulis di sinopsis seperti bertele-tele atau tokoh yang ngga penting masuk.
Makasih ilmunya ya mbak Ica. Biarpun tidak kepikiran nulis novel untuk penerbit tapi setidaknya dapat ilmu baru.
Semoga naskah kedua mbak Ica diterima penerbit dan rilis novelnya.😃
Bener banget Mas Agus. Soalnya naskah yang masuk ke penerbit kan banyaaak banget. Bisa2 ga dilirik kalau naskah masuk tanpa sinopsis..
DeleteHal-hal penting tntng plot cerita, klo detail2 lain ga perlu ikut dijelaskan. termasuk ending. Pasti editor ga akan spoiler ke publik endinnya. Walaupun akhirnya naskah kita ga diterima, mereka ttp ga akan cerita ke publik. Mungkin itu semacam kode etik editor kali ya Mas Agus. Hehehe.. :D
Sama2 Mas Agus, terima kasih udah bersedia membaca ^^
Amiin.. Makasi ya. Doakan ya Mas Agus. Sebenernya udah ada satu penerbit yg bilang berminat pas baca sinopsis draft nocel aku. Mudah2an aja memang berjodoh :D
Ayoo kang Agus, kapan nerbitin novel. Atau kalo enggak, nerbitin kumpulan cerpen aja deh. Aku pembaca setia tulisan njenengan :D
DeleteMas Aguuusss, ayo semangat menulis novel, tulisannya keren kok, tinggal belajar detailnya di Mama Thessa :D
DeleteWaahh, jadi mama Thessa mau nerbitin novel lagi? mau dong PO! sekalian ama yang nikah Muda 😍
Tuh Mas Aguus, udah banyak yg semangatin. Ayo direalisasikan.. hehehe.. 😁
DeleteBelum Mbaa Reey. Doakan semoga prosesnya lancar n bs terbit yaaa 😆😆
Ilmu baru banget nih Mba, aku baru tau kalo sinopsis yang dikirim itu meskipun singkat tapi harus lengkap sampe ending. Kirain malah yang bikin penasaran bakal bikin editor penasaran dan baca naskahnya eh ternyata kebalik ya 😅
ReplyDeletePas banget nih buat aku yang pengen bikin buku sendiri juga, tapi masih diangan2 sih hahaha. Siapa tau suatu hari bisa diterapin nih ilmunya 😆
Hehehehe, iya Mba Tika. Karena kalau bikin penasaran, itu jadi seperti blurb. Dan blurb itu tujuannya buat promosi ke publik, bukan buat editor. :D
DeleteAyoo semangaat Mba Tika nulis novelnya :) Nanti klo udah beres, lanjut bikin sinopsis. Siapa tau bisa dilirik penerbit kan. Hehehhe ^^
Halo mba, theme blognya lucu banget, unyu2 hehe. Membuat sinopsis itu memang harus ringkas dan tetap memperhatikan tiga poin utamanya. Bagian awal yang berupa pembuka cerita berisi pengenalan tokoh utama juga, konflik, dan ending. Memang benar sinopsis itu inti dari cerita naskah kita.
ReplyDeleteNice thread mbaa, salam kenal yaa
Halo Mba Yola, terima kasih udah mampir Mba. Salam kenal ya ^^
DeleteWah senengnya themenya dibilang lucu unyu2. Hehehe >.<
Iya Mba bener banget, tiga poin utama itu harus ada di sinopsis yaa. Awal, konflik dan ending.
Nice info sekali mba!
ReplyDeleteDari kecil cita2 sy pgn punya buku yg diterbitkan. 30th kemudian baru punya satu buku itupun antalogi. Pingin rasanya lebih rajin nulis lagi. Baca postingan ini jadi terpecut jiwa saya hehehe
Terimakasih buat pecutannya mba wkwk
Tooos Mba Indy, sama berarti ya kita cita2nya dr kecil owngen nerbitin buku sendiri 😁 Semangat Mba.. Kereen bgd udah nerbitin antalogi. Semoga cita2nya buat nerbitin buku solo segera terwujud ya Mba 💖💖
DeleteHuwaa.. PR aku banget ini. Memang aku masih belum sanggup sih bikin novel, mentoknya bikin cerbung 5 part, wkwk..
ReplyDeleteTernyata gitu ya karakter dari editor, aku kira memang mereka bakalan baca dari halaman 1 sampek taman, hihi..
Makasih banyak mbak Thessa untuk ilmunya. Semoga bisa terus berjuang eh niat dulu bikin novel deh ya, hehe..
duh, pake typo segala, tamat maksudnya, wkwk..
DeleteWaah kereen Mbaa udah bikin cerbung sampe 5 part. Banyak juga buku2 yg diterbitkan awalnya dr Cerbung kan Mba. Kaya Dilan, ayau klo buku lawas itu cerbung Buya Hamka yg Tenggelamnya Kapal Vanderwich.
DeleteSemangat Mba buat nulisnya 😁 Makasi juga udah mampir n baca, semoga bermanfaat yaa..
terima kasih banyak ilmunya mbak, boleh kasih tahu saya atau mungkin linknya ada di sini. saya penasaran gimana caranya ngirim naskah ke penerbit. :D
ReplyDeleteSama2 Mas 😊 Terima kasih juga udah mampir..
DeleteKlo syarat masing2 penerbit, biasanya mereka sebutkan di web masing2. Beda2 soalny. Jd jngan lupa kepoin sosmed n web mereka 😊
Kak Thessa, terima kasih sekali atas ilmunya 😍. Meskipun aku belum ada kepikiran untuk menulis buku, tapi ilmu ini berguna untuk membantu saat menulis ulasan buku 😍. Aku baru-baru ini tahu kalau blurb dan sinopsis itu berbeda dong 😂 dari dulu tahunya yang di belakang buku itu sebutannya sinopsis, jadi aku kaget pas mengenal istilah blurb 😂.
ReplyDeleteAnyway, ternyata bikin sinopsis sangat menguras pikiran ya 😂
Waah senangnya kalau postingannya bisa bermanfaat Lia 😊
DeleteIyaa bedaa. Hehehe.. Dulu pun aku menyebut yg di belakang buku itu sinopsis, ternyata beda 😆
Iyaa, menguras pikiran. Bahkan seorang editor sendiri bilang nulis sinopsis itu ga gampang, krna penulis hrs memasukkan plot dengan baik plus menggambarkan gaya bercerita yg menarik 😆
wah terima kasih atas ilmunya mba, mau langsung kupraktekkan saja kalau begitu :)
ReplyDeleteAsiiik lngsng dipraktekkan..
DeleteSemangaat Mba Nita 😁 Terima kasih juga udah mampir 💖💖
oh jadi sinopsis itu beda sama blurb yaa, oke. noted banget ini tipsnya mbaa. Jadi tahu ternyata memang bakal sebanyak itu saingannya dan editor tentu nggak mau buang waktu untuk baca banyak naskah. menggunakan pov orang ketiga brti dianggap seperti kita adalah orang lain ya mbak, jadi dilarang memuji dulu, tapi lebih ke bukti gitu yaa..
ReplyDeleteIyaa Mba, saingannya banyak bgd. Makanya penerbit besar itu butuh waktu ngereview naskah sampe 3 bln. Bahkan ada yg sampe 6 bulan 😆😆
DeleteBener bgd Mba, POV orang ketiga, jd kaya orang lain yg menceritakan kisah si tokoh. Iya, kelebihan naskah kita ga perlu sampaikan di sinopsis. Biar editor yg menilai sendirk 😁
Aku yang masih sering kesulitan menulis sinopsis. Apalagi belum pernah nulis buku..hhehehee
ReplyDeleteMakasih untuk ilmu barunya mbak thesa. Jadi lebih tahu tentang sinopsis dan blurb. Aku kirain tulisan di belakang buku itu sinopsis..eh ternyata selama ini anggapanku salah 😂😂
Aku juga dulu nganggapnya yg di belakang buku itu sinopsis Mas 😆 Ternyata beda.. hehehe..
DeleteSama2 Mas Rivai, makasi jg udah meluangkan waktu membaca. Semoga bermanfaat.. 😊
Oalaaah td aku pikir sinobsis nya itu yg ada di belakang buku mba.. Ternyata kita hrs bikin lagi terpisah yaaaa, yg menceritakan detil awal dan akhir secara singkat. Ok siiip, jd ngerti.
ReplyDeleteGa gampaaaang memang bikin sinopsis suatu buku. Makanya aku latihan tiap Minggu utk nulis review novel2 yg aku baca, sbnrnnya utk melatih bikin sinobsis juga. Tp aku ga mau sampe nulis ending di reviewnya, supaya yg blm baca bukunya ga sampe kena spoiler. Tapi Krn keterbatasan karakter di IG, jd itu lumayan susah hahahahaha. Masih hrs banyaaaak belajar memang.
Iya Mba, aku pun dulu mikirnya yg dibelakang buku itu juga sinopsis. Hehehe.. 😆
DeleteSusah Mbaa, apalagi kita hrs menceritakan ttp dg gaya bahasa yg bagus. Tp ga boleh panjang2 😆 Nah klo review buku, aku juga jarang yg spoiler Mba. Klo pun ada, aku suka kasi remark di awal biar pembaca ga terlanjur liat tnpa aba2.
Mba fanny keren konsisten review di ig. Aku bahkan sampe bikin ig khusus buku, ujung2nya terbengkalai juga 😅🤣
wahhhh makasih infonya mbak
ReplyDeleteseorang penulis kudu bener bener memahami alur ceritanya ya, aku perlu belajar banyak nih
apalagi kalau bikin ide dan plot yang menguras emosi, idenya kok ya mesti stuck hahaha
Sama2 Mba Ainun, semoga bermanfaat yaa.. Aku juga sekalian posting di sini buat pengingat diri sendiri juga. Karena aku juga masih banyak belajar 😊
DeleteOiya, buat plot, mungkin postingan aku yg Save The Cat bs membantu Mba 😆
Suka banget lihat tampilan blognya. Belum pernah nih, bikin novel. baru ada ide doang tapi belum siap untuk eksekusinya. Mau jalan-jalan ke blog tentang save the cats ah, biar lebih banyak dapat ilmunya. Makasih ya mbak, jadi belajar lagi.
ReplyDeleteWah Makasi banyak ya Mba, senangnya kalau suka dg tampilannya. Semoga bikin nyaman n betah mengeksplor blog ini. Hehehe..
DeleteSemangaat Mba buat nulis novelnyaa.. Semoga bermanfaat postingan ini n metode save the cat nya 😊😊
Aku langsung punya gambaran nih soalnya pengen coba garap buku dan ajuin ke Mayor. makasih banyak Kak udah nulis ini hehe. Tadi ketawa di bagian bikin penasaran Editor wkwkw
ReplyDeleteWah keren Kak Tri. Semoga lancar naskahnya dan pengajuannya ke penerbit mayor yaa 😊😊
DeleteWah, sampai sekarang menulis buku masih di level impian untuk saya. Tapi, baca artikel ini membuat saya jadi bersemangat untuk menulis.
ReplyDeleteWah sama dong impian kita Mba Dyah.. Ayo mba semangat, siapa tau thn ini bs membereskan naskah 😊😊
DeleteWaittt... demi apa aku baru ngeh kalau sinopsis untuk dikirimkan ke editor itu harus 2-3 halaman dan HARUS ada ending-nya wkwkwk aku kira sinopsis buku untuk editor itu kurang lebih sama kayak blurb di belakang buku, Mba Thessa. Syukurlah aku tahu kebenaran ini lebih awal 🤣 aku bookmark yaa, Mbaa, buat bekal nanti :D terima kasih banyak udah berbagi ilmunya, Mbaa. Sangat bermanfaat (:
ReplyDeleteIyaa Mba Janeee, sinopsis buat editor beda sama yg biasanya ada di belakang buku yg tujuannya buat promosi. Klo buat editor hrs menjelaskan jalan cerita dan bahasanya lugas dan tetep keren. Easy to say, prakteknya susaaaah.. 😅🤣 Makanya aku post di sini buat jd catt pribadi juga. Hehhee..
DeleteSama2 Mba jane, terima kasih juga sudah mampir 😊😊
Thanks banget, Ca atas sharing-nya...
ReplyDeleteBtw, jadi sinopsis yang benar itu beneran kayak rangkuman gitu, ya? kayak abstrak di paper ilmiah? Harus ada kesimpulan hasil (ending)nya gitu kah?
Sama2 Hichaa 😍😍
DeleteIyaa, rangkuman cerita dr awal sampe beres. Jd endingnya harus ada juga. Bs juga sih, kurleb kaya abstrak dg latar belakang, pembahasan dan akhirnya.. 😁