Pada postingan sebelumnya, saya sudah sempat menyinggung tentang proyek menulis yang sedang saya kerjakan. Jadi, saya menghilang sebulanan dari blog sebenarnya sibuk menulis karena salah satu postingan di grup. Begini ceritanya... 😁
Pada tanggal 28 Juni malam, saya melihat salah satu postingan di grup pencinta buku, salah satu member meminta dukungan atas ceritanya yang diikutkan pada lomba GWP 2020. Jantung saya langsung berdetak kencang, eh memang ada lomba GWP terbaru ya? Akhirnya saya buru-buru membuka sosmed GWP, takut-takut kalau saja saya melewatkan momennya. Setelah cari info dari web dan somed GWP,
ternyata saya beruntung pendaftaran lomba belum ditutup. Dan ternyata, ini juga sudah heboh di bahas di grup WA GWP yang saya ikuti, 😅 Gara-gara mute notif, jadi saya nggak ngeh..
Lomba menulis GWP bertema The Writers’ Show dibuka pendaftarannya dari tanggal 2-30 Juli 2020. Itu artinya saya masih punya waktu 2 hari. Tidak hanya untuk mendaftar, tetapi juga sekaligus merampungkan 3 Bab yang menjadi syarat pendaftaran. Beruntungnya lagi, naskah lengkap sampai tamat ditunggu sampai akhir Juli 2020. Akhirnya saya memutuskan ikut, walaupun itu artinya saya harus memulai semuanya dari nol karena saya tidak punya simpanan naskah cerita sama sekali.
Bermodal niat yang kuat, Bismillahhirohmanirahim... saya mendaftar ikut.
Jadi apa itu GWP? Mengapa saya begitu niat untuk ikut?
Gramedia Writing Project atau disingkat GWP adalah salah satu platform menulis cerita online yang
didalangi oleh Penerbit Gramedia grup. Kurang lebih seperti Wattpad atau Storial. Yang membedakannnya adalah, Penerbit Gramedia rutin mencari naskah-naskah bagus di web GWP untuk dipinang dan diterbitkan. Jadi kebayang kan gimana ini bisa jadi wadah para penulis-penulis baru untuk berkarya. Selain itu, GWP juga rutin membuat lomba menulis. Hadiahnya selain uang tunai tentu saja kontrak penerbitan oleh penerbit Gramedia grup. Buku kita akan terpampang nyata di seluruh toko buku di Indonesia. Dan berhasil menerbitkan buku oleh penerbit mayor selalu menjadi mimpi saya dari dulu.
Gramedia Writing Project adalah sebuah wadah untuk siapa saja yang ingin membagikan hasil tulisannya. Selain dapat mengunggah naskahnya di sini, anggota juga dapat membaca hasil tulisan anggota lainnya dan saling memberikan apresiasi dalam bentuk like maupun komentar. Hasil tulisan akan ditayangkan dalam bentuk per bab. Di Gramedia Writing Project, anggota punya kesempatan untuk menerbitkan hasil tulisannya dalam bentuk buku cetak maupun digital (e-book) melalui penerbit-penerbit di Gramedia. -sumber gwp.id
Jadi kebayang kan kenapa saya tidak mau ketinggalan untuk ikut. Walaupun saya hanya punya waktu 2 hari untuk menyelesaikan 3 bab, ditengah segala kesibukan. Suami pun ikut menyemangati. Katanya, lebih baik ikut walau naskah tidak maksimal, dari pada menyesal karena tidak mencoba. Toh masih ada waktu 1 bulan setelah itu untuk merampungkan naskah, bahkan mengedit 3 bab yang sudah diupload di awal.
(Oiya, sebelum melanjutkan cerita, saya mau ngasi tau dulu kalau postingan kali ini bakal agak panjang. Mostly juga isinya hanya curhatan. 😅 Jadi silahkan yang mau berpikir ulang untuk melanjutkan membaca. 😁)
The Writers’ Show, GWP 2020
Berbeda dengan lomba sebelum-sebelumnya, GWP tahun ini tidak mengusung tema tertentu. Pada
periode sebelumnya, naskah yang dilombakan bertema Young Adult atau Teenlit. Tahun ini, semua naskah fiksi diterima. Mulai dari kumpulan cerpen, novel, maupun puisi. Syaratnya, panjang keseluruhan naskah 100-300 halaman dan sudah diupload sampai tamat sebelum 31 Juli 2020.
Terdapat 6 penerbit yang mendukung GWP kali ini. Sampai sekarang belum ada konfirmasi akan dipilih berapa naskah. Tapi misal masing-masing penerbit memilih satu naskah saja, maka setidaknya akan ada 6 pemenang.
Salah satu yang menggiurkan juga dari GWP 2020 adalah hadiah trip keluar negri untuk ikut pameran buku bagi pemenang 😍
Ini adalah cerita yang saya upload ke gwp.id :
Saya sebenarnya sudah punya satu ide novel, terinspirasi dari anak sulung saya sendiri. Saya bahkan sudah menyimpan plot dan alurnya cukup lama di laptop. Tetapi saya sama sekali belum memiliki waktu (dan niat kuat) untuk mulai mengetik ceritanya. Akhirnya setelah mendaftar GWP 2020, saya mulai mengetik cerita yang selama ini hanya berputar-putar di kepala saya.
Sialnya, sisa 2 hari yang saya punya itu bukan hari libur, bukan jadwal WFH pula. Jadi saya masih berkutat di kantor sampai sore. Sampai di rumah pun pasti anak-anak langsung meyita perhatian. Saya cuma sempat menulis sebentar di perjalanan pulang dan berangkat kantor. 2 malam begadang akhirnya jadi juga 3 bab sebelum deadline.
Berbeda dengan buku saya sebelumnya, karakater pada 40 Hari Menjadi Ibu tidak ada yang sempurna. Pada Novel Nikah Muda, hampir semua pembaca jatuh cinta pada Keno yang ganteng, fun, dan anak basket. Tetapi setengah akhir buku, pembaca juga dibuat jatuh hati pada Aji yang baik dan sabar banget. Hubungan Kiran sama ayahnya pun sangat manis.
Tetapi pada cerita terbaru saya ini, sang lakon utama, Sasita, bukanlah orang yang sempurna. Ia selalu jadi anak perak orang tuanya karena tidak sepintar dan sesukses kakaknya, pekerjaannya tidak dapat dibanggakan, begitu juga hubungan percintaannya. Seno, anak orang kaya yang karakternya ga banget. Bikin bingung kenapa sih Sasita mau sama dia. Tetapi, terlepas dari ketidaksempurnaan mereka, bukankah memang kita semua di dunia ini tidak ada yang sempurna? Yang terpenting bagaimana kita bisa menjadi lebih baik dan lebih baik. Begitu juga Sasita, menjadi lebih baik dengan Ve bersamanya..
Cukup bikin penasaran ga? Buruan klik di bawah buat baca ceritanyanya yaa..
Doakan saya bisa menyelesaikan naskah ini tepat waktu ya. Sebenarya sampai sekarang ceritanya sudah selesai, tinggal proses editing. Saya beruntung dibantu oleh seoang teman yang sangat baik untuk proses editing. Menulis adalah kegemaran saya, but editing is the other thing. Saya sadar kemampuan editing saya tidak mumpuni. Naskah Nikah Muda saja saya baru bereskan kurang lebih dalam 4 bulan. Dan berbulan-bulan kemudian untuk editing, membaca ulang, mengedit kembali, membaca ulang, menambah di sana sini.. Sedangkan ini hanya 1 bulan untuk merampungkan semuanya.
Saya teringat mengatakan ke teman yang membantu saya ini
"Please help ya.. Aku tau ini terlalu ambisius. Mencoba ngeberesin naskah dengan kerjaan kantor dan 3 orang anak kecil di rumah yang nggak mungkin dicuekin. But it's my dream, dan aku pengen memperjuangkannya.."
But, overall, menantang diri sendiri itu sebenarnya menyenangkan. Membuat hidup seperti memiliki semangat-semangat baru 😊
GWP 3 tahun 2017
Saya pertama kali tahu tentang GWP adalah saat diselenggarakannya lomba GWP ke 3 tahun 2017.
Saat itu saya sudah berbulan-bulan menyelesaikan naskah Nikah Muda (dulu berjudul The Little Bride), tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengirimkan ke penerbit. Saat tahu lomba GWP, saya akhirnya mengupload naskah The Little Bride untuk ikut lomba yang bertema Teenlit.
Baca juga Review Novel Nikah Muda di Instagram
Dari 400an naskah yang masuk, alhamdulillah saya masuk dalam 73 finalis yang dipanggil untuk mengikuti Expert Writing Class. Acara ini merupakan kelas kepenulisan yang diisi oleh penulis dan editor terkenal.
Waktu itu acaranya Hari Sabtu dan pas saya baru mulai maternity leave anak ke dua. Untung bukan pas saya mau lahiran acaranya 🤣
1. Tere Liye
Siapa yang tidak kenal dengan penulis satu ini. Waktu itu ia memberikan materi tentang Ide. Bagaimana ide bisa datang dari mana saja. Dan tentu saja, bagaimana eksekusi ide itu yang membuat penulis yang satu berbeda dengan yang lainnya.
Ada yang tahu Tere Liye yang mana di foto ini?
2. Rosi L Simamora
Kak Rosi adalah editor senior Gramedia dan sekarang juga aktif menulis buku. Materi yang diberikan adalah tentang Plot. Bagaiman cerita yang bagus harus dibangun dengan plot yang kuat, tanpa plot hole.
3. M Aan Mansyur
Saya belum pernah membaca buku Aan Mansyur saat ikut Expert Class. Pada kelas ia menjelaskan tentang narasi. Yang saya ingat waktu itu, seorang Aan Mansyur pun biasa menulis ulang dan mengedit narasi satu naskah berkali-kali. Jadi, jangan cepat berpuas diri dengan narasi kita. Baca lagi, perbaiki lagi, baca lagi..
Oleh-oleh pas pulang. Di rumah langsung saya baca, dan bener donk pemilihan diksi Aan Mansyur memang indah-indah banget 😍
4. Bernard Batubara
Sama dengan Tere Liye, Bernard Batubara termasuk penulis yang sangat produktif. Walau genre yang ditawarkan lebih berbeda dengan buku Tere Liye yang lebih filosofis. Materi yang disampaikan adalah bagaimana kita memanfaatkan social media yang kita punya untuk meningkatkan engage dengan para pembaca.
5. Terakhir ada Hetih Rusli, editor senior Gramedia. Saya tidak terlalu ingat dengan materinya. Tapi salah satunya ia menyampaikan, untuk bisa menulis dengan baik kita harus banyak membaca.
Selain materi yang bagus-bagus banget, ada salah satu yang berkesan saat saya mengikuti Expert Class. Setiap obrolan basa basi saat berkenalan di sana, kurang lebih seperti ini :
Q : Udah pernah nerbitin buku?
A : Oh belum..
Q : Nerbitin indie juga belum?
A : belumm.. (sambil mikir apa itu penerbit indie)
Q : Ini novel ke berapa yang kamu tulis?
A : Ini novel pertama...
Q : Nulis di platform mana lagi selain di GWP?
A : Nggak ada. Cuma nulis kadang-kadang aja tentang buku di blog
Q : Wah kamu book blogger ya.. (akhirnya ada juga yang bisa dibanggakan, walupun cuma secuil 😅)
Seketika itu saya benar-benar merasa remah rangginang. Hampir semua yang ikut Expert Class adalah orang-orang yang terlatih menulis. Mereka rajin menelurkan karya, ada yang diterbitkan penerbit mayor ada juga yang di penerbit indie. Sedangkan saya, naskah The Little Bride adalah naskah novel pertama yang berhasil saya selesaikan seumur hidup saat itu.
Saat pengumuman, dipilih 5 pemenang yang tentu saja nama saya bukan salah satunya 😅. Tetapi bisa lolos sampai sejauh itu saya sebenarnya sudah sangat puas. Apalagi tahu betapa minimnya pengalaman yang saya punya.
Baca juga review salah satu buku di atas di : Mengenal Legenda Minahasa Melalui Novel Seira & Tongkat Lumimuut
Kembali ke GWP 2020 ya. Jadi ini adalah lomba menulis GWP yang ke-4. Infonya antusiasme yang ikut sangat tinggi, peserta yang daftar banyak banget. Ada 3000an orang yang mendaftar. Sedangkan naskah yang masuk ada 1400an. Wuaaa 😱Jadi persaingan sangat ketat
Doakan saya beruntung yaaa..
happy sunday
ReplyDeleteYOU TOO 😊
DeleteWah.. Keren banget mbk thessa. Di sela kesibukannya ngurus anak dan keluarga masih bisa bikin buku. Emang bener mbk. Lebih baik mencoba daripada nanti menyesal. Hamil besar pun nggak mengalahkan semangat ya...
ReplyDeleteSemoga kali ini bisa beruntung lagi ya mbk😁
Btw, saya pernah coba daftar gwp ini tapi eror terus mbk, akhirnya capek dan nggak jadi😞
Wuaa makasiii banyak yaa Mba Astria.. Amin 😊
DeleteItu pas hamil, orang2 pada duduk lesehan, aku nyari bean bag gara2 ga bisa duduk di bawah 😂 Kalau diingat2 seru juga, demi kesempatan yg belum tentu datang lagi..
Gwp memang masih suka eror mba, waktu itu aja aku deket deadline situsnya error2, tulisan yg dipublish berantakan semua setingannya. 😅 Coba aja kapan2 daftar lg mbaa..
Masha Allahhh, semangat ya Mba, insha Allah diberi kelancaran dan selesai dengan baik dan tepat waktu :D
ReplyDeleteSaluutt banget dengan perjuangannya, ini mah book lover banget, semua hal dilakukan demi buku.
Btw Tere Liye itu yang mana ya? sungguh kepo saya dengan wajahnya :D
Amiin buat doanya, makasii banyak ya Mba Rey 💖💖
DeleteIya sampai segitunya yaa aku, hahaha.. Sesuka itu memang sama buku 😁
Aku kasih klu ya Mba Rey, Tere Liye yang mananya. Klu nya, kalau peserta pasti pake name tag. Yg ga pake name tag berartiii..... 😎
hahahahaha, saya sampai pelototin fotonya.
DeleteSoalnya memang Tere Liye itu kek misterius gitu, jarang banget keliatan mukanya, sampai-sampai saya selalu mengira kalau dia itu cewek :D
Iyaa Mba Rey, kayaknya memang Tere Liye ga suka publikasi. Di sosmed dia pun ga pernah masang foto mukanya kan ya.. wajar banyak yg ngira dia perempuan ya 😁
DeleteKeren, kak.
ReplyDeleteSemoga kelak karya kak Thessa berhasil dibukukan dan terpampang di store gramedia (eh, apa sebelumnya memang sudah ada karya yang berhasil dibukukan ya ?).
Semoga sukses.
Amin, makasi ya Mas Himawan 😁
DeleteUdah pernah nerbitin buku, tp lewat penerbit indie. Jadi ga masuk toko buku besar.
Semoga kali ini lebih beruntung 😁
Saya merasa malu, mager nulis saya gak sebanding dengan emak-emak yang hamil tua waktu mbaknya dulu. Lah saya masih single, kuliah libur, mau nulis itu beh susahnya. Sangat memotivasi mbak tulisannya, semangat untuk proyeknya hihi
ReplyDeleteWuaa senangnya dianggap bs memotivasi, padahal niatnya cerita buat curhat2 aja.. hehehe..
DeleteTapi kan kamu udah rajin nulis dan posting di blog, udah keren loh itu 😍😍
terimakasih banyak infonya ya mba...saya baru tau soal GWP ini dari blog mba ini hihi sukses ya, semoga naskahnya lolos ya mba :)
ReplyDeleteSama2 mas, makasi juga udah mampir.. 😁
DeleteCus buruan mas kepoin GWP, banyak cerita bagus2 di sana. Hehehe..
Mba, maaf, aku td kunbal ke blog nya, baru ngeh klo mba dedek perempuan. Malah aku panggil Mas tadi. Hehehe.. Maaf yaa 😁
Deleteti ti tidaaaaaaaaaaaaak #kenapa aku histeris begini ya
ReplyDeletepasalnya aku jadi teringat impianku sejak smp mba thessa, dimana aku pengen banget bisa nerbitin fiksi dan bukuku dipajang di gramed berdampingan dengan buku lain yang covernya lucu/-lucu ituu,
sayangnya udah kepala 3 gini blom ada satupun buku yang berhasil kugarap dengan serius, ngedraft sih iya ada walau cuma kutulis pake buku tulis biasa dengan bolpoin, dulu aku senang banget nulis fiksi atau novel soalnya, yaitu di buku tulis aja, yang baca sahabatku teman sebangku karena kami sama sama suka nulis fiksi, eeee ya udah gitu aja ga ada tindak lanjut serius walau sekarang banyak platform penulis fiksi kayak wattpad atau bahkan gwp ini yang justru kalau ada jodoh bisa dijadiin buku beneran, hikssss
gimana dong ini mba thesaaa...aku pengen ngefiksi panjang lagi ahahhaha #ratjoen
btw aku baca sekilas penokohan sasitanya ini mirip ama aku sih waktu kecil yaitu ku merasa jadi anak perak karena ketutupan kakakku yang lebih berasa kek anak emas karena lebih lebih dari segalanya ahahhahah
Wuaaaaaaa!!! Ikutan histeris 🤣🤣
DeleteSama banget mba, impian banget aku dr dulu, dari kecil juga, buat bisa nerbitin buku sendiri 😍 Aku juga nulis dulu di buku tulis, ada juga yg aku ketik sama mesin tik tua papa..
Wah ayo mba wujudkan keinginannya. Gimana kalau mulai ikut berkontribusi menulis buku antalogi cerpen di penerbit indi? Coba aja kepoin bbrapa penerbit indie mba, salah satunya ada di instagram @ellunarpublish_
Itu dia lg ngadain nulis bareng cerpen buat diterbitin. Atau publisher lain juga banyak sih 😁
Bisa mirip gitu ya Mba Nita sama sasita? Mampir ya mba nita sama ceritanya, siapa tau ntr ada masukan2 keren dr Mba Nita buat ceritanya. 😁
Kak Thessa keren banget bisa nulis naskah hanya dalam waktu 2 hari?! Alamak! Hebat banget 🤣
ReplyDeleteJujur kalau aku sih belum pernah kepikiran untuk jadi penulis novel gini, sejauh ini aku cukup menjadi penikmat aja deh. Huahaha.
Tere Liye yang cowok di tengah pakai jaket abu-abu bukan ya? 😂
Aku awalnya pikir Tere Liye itu cewek lho, pas tahu kalau Tere Liye itu cowok, langsung kaget karena saat itu aku pikir penulis novel kan biasanya cewek, eh ini cowok jadi penulis *saat itu mainku kurang jauh*
Semoga naskahnya kali ini tembus ya jadi pemenang!
Dari sinopsis yang aku baca sih, jalan ceritanya cukup menarik 😁
Hebat ih kakak! Wish you luck ya!
Itu yg dalam 2 hari cuma 3 bab kok Lia. Dan berujung akhirnya banyak dirombak sekarang. Hahahha.. Yg penting syarat pendaftaran terpenuhi dulu. 😂
DeletePenikmat novel, dan rutin nulis di blog. Itu udah keren banget Lia. 😍😍
Aku juga awal2 dulu bertanya2, Tere Liye ini cewek atau cowok. Mana kan dia ga mau banget munculin mukanya di sosmed kan. 😁 Beneer tebakan Lia! Yg pake jaket di tengah. Hehehe. Sesuai ga sama bayangan kamu selama ini sama sosok Tere Liye? Kalau aku sih beda, aku ngebayanginnya dulu dia tipe2 serius pemikir gaya detektif conan. Ternyata orangnya santuy abis 😁
Amiin, makasi banyak Lia..Senangnya ceritanya dianggap menarik 💖💖
3 bab itu banyak lho kak Thessa. Super ngebut ya ngerjainnya, mirip pembangunan Candi Roro Jonggrang 🤭
DeleteBenar ya yang tengah! Yaampun, aku kira Tere Liye udah lebih agak tua sih kak dan tipe yang serius gitu, mirip dibayangan kakak. Tapi kalau aku lihat dari foto, malah kayak anak muda yang petakilan gitu 🤣
Eh, aslinya benar ya kayak gitu? Wkwk.
Nggak nyangka banget, soalnya beberapa quote dari tulisan dia yang pernah aku baca tuh kayak melow-melow gitu, jadi bayangin penulisnya tuh ya tipe serius dan udah agak tua 🤣
Memang menarik hihihi. Semoga tembus ya kak!
wuaaah.. kerennyaa. produktif sekali sih mbak Thessa.. tularin ke aku dong, hihi..
ReplyDeletesukses terus buat karya-karyanya ya mbak. semangat!
Amiin.. makasii ya mbaa.. Masih remah rangginang ini mbaa, blm ada yg bisa ditularkan ilmunya (kecuali mungkin semangatnya.. hahaha..) 😁
DeleteMba Thessaaaaa! So proud of you 😍
ReplyDeleteKeren banget bisa buat naskah dalam waktu singkat. By the way saya sudah baca sneak peek-nya dan suka sama alur cerita serta bahasa yang mengalir renyah. Jadi penasaran bagaimana strugglingnya Sasa harus urus keponakan yang usianya masih anak-anak 🙈
Saya yang diminta jaga keponakan dari sepupu saya selama beberapa jam saja sudah gelisah minta emaknya cepat pulang karena takut kalau anaknya menangis tapi saya nggak bisa tenangkan 😅 huhu. Eniho, kalau bukunya rilis, saya mau beliiikkk. Semoga lolos jadi pemenang yah, mba 😍 saya bantu doa. Amiiiiiin ~
Mba Enooo yaampun makasiii banyaak ya Mba 😍😍
DeleteSeneng bgd udah dibaca. Doakan klo lolos, aku pasti bakal kirim ke Mba Eno 💖💖
Memang mba, anak kecil itu perjuangan bgd buat jagainnya. Tp yg pasti juga banyak hal yg bikin kita jd banyak belajar juga, kayak Sasita dg Ve 😁
Luar biasa mbak thessa bisa ikut GWP padahal waktunya tinggal dua hari, mana dua hari itu juga harus kerja dan juga ngurus keluarga. Untung suami mensupport ya mbak.
ReplyDeleteImpian saya juga menerbitkan buku biarpun cuma cerpen. Sayangnya saya masih labil, kalo ada tantangan misalnya kontes cerpen malah saya suka blank idenya. Jadi saya cuma nulis cerpen di blog saja karena bebas, ngga ada tekanan gitu. Jadi mau cerpen saya jelek juga biarin saja.😂
Tetap semangat ya mbak, semoga kali ini menang kontes GWP.😊
Amiiin.. Mas Agus makasii yaa 😁
DeleteSaya salah satu pencinta cerpen Mas Agus loh. Twisted endingnya loh yg paling berkesan, sering tak terduga 😂 Mungkin kalau dibukukan udah jadi berjilid2 kali ga mas cerpen2nya. Hehehe..
Uwaaah ada Tere Liye salah satu coach nyaaa :D. Aku fans buku2 nya mba. Berarti dia yg pake Hoodie hitam kan yaaa? Yg ga pake tag cuma itu . Akhirnya jd tau yang mana mukanya hahahah. Selama ini bahkan aku ga tau dia laki ato perempuan. Tebakanku dulu perempuan :D.
ReplyDeleteSemangaaat mba, semoga keterima naskahnya yaaaa. Hebat ih ,cuma sisa 2 hari masih bisa submit :). Aku suka menulis, tapi hanya sebatas blog :). Belum yakin untuk mulai menulis buku. Membaca aku suka banget, tapi hanya itu :D.
Pernah sih ikutan cerita kompilasi ttg ho[s]tel 2, bareng penulis mas Arie, itu pertama dan trakhir hahahaha. Dasar pemalas aku memang :p.
Iyaa Mba bener tebakannya yang mana Tere Liye. Hehehe.. Beda sama yang dibayangankan ya Mba? 😁
DeleteAmiin makasii ya Mba. Iya nih, maksa banget ya dua haru tetep ngotot buat ikut. Mumpung kesempatan belum tentu datang dua kali.. 😁
Wah keren Mba sampai udah nerbitin kompilasi. Tetap semangat berkarya mba, di blog ataupun media lain 💖💖
Mba Thessaaaa, keren bangettt! 😍Selamat akhirnya berhasil ikutan GWP meski last minute banget ya hihi 🥳
ReplyDeleteAku sempat dapet info ini dari Instagram kalo nggak salah. Maju mundur mau ikutan apa nggak, karena jujur meski suka nulis fiksi namun nggak ada yang benar-benar selesai (naskah wattpad aja mampet 😅) akhirnya mengurungkan niat deh huhu
Tapi project Gramedia ini keren banget, ya. Seperti yang Mba Thessa bilang, siapa yang nggak tergiur mendapat kesempatan nerbitin buku. Semoga dengan project ini kita semakin banyak menikmati karya penulis-penulis muda Indonesia, termasuk Mba Thessa 😊
Btw, penampakan Tere Liye di luar bayanganku entah kenapa hahaha bayanganku beliau seperti Andrea Hirata gitu, ternyata berbeda 😆
Semangat selalu Mba Thessa dalam menulis karya ya! Aku otw baca naskah yang di atas ah 😁
Mba Janeee makasii banyaak yaa.. Iya, aku udah deg2an jangan2 kelewat momennya, untung masih ada 2 hari. Hehehhe..
DeleteWah sempat mau ikut juga ya Mba? Padahal mah ikut aja mba, mumpung tahun ini temanya tidak ditentukan, jd kita bisa bebas berekspresi. Hehehe.. Tapi klo ga ikut, malah lbh bisa nulis banyak di blog ya Mbaa. Apapun itu, yg penting happy mba 😁
Banyak yg kaget ya liat aslinya Tere Liye, pd beda2 memang banyangan orang.. Aku juga pernh ketemu Andrea Hirara langsung, dan persis kaya di buku, bahkan cara ngomongnya pun.. Klo Tere Loye beda, asli nya jaauhh lebih santuy dr pd di bukunya 😁
Makasii banyak Mba Janee buat semangatnya 💖💖 Makasi juga udag meluangkan waktu buat baca cerita aku. Oiya, Aku udah upload sampe tamat loh 😁
Selamat atas pencapaiannya Mbak Thessa, bisa masuk finalis dan mendapatkan kesempatan berbagi dengan para penulis dan editor ternama sudah merupakan sebuah pengalaman berharga. Kita semua belajar menulis secara organik, namun tak banyak yang ingin serius mengembangkan minat dan kemampuannya di bidang ini. Maju terus mbak Thessa, ditunggu bukunya
ReplyDeleteMakasi banyak ya mas Cipu.. Amiin untuk doanya. Semoga ya berhasil naskah ini menjadi buku 😍😍
DeleteIya nih Mas, Memang itu pengalaman berharga banget bisa dapet ilmu2 dari mereka.
Sama mas aku pun banyak belajar menulis otodidak semua, belajar sendiri sambil browsing2 dan baca2 sana sini. Hehehe..
Sukses ya mbak untuk GWP tahun ini. Semoga segera terbit satu buku karya mbak.
ReplyDeleteSaya jadi tertarik mau tahu lebih banyak tentang GWP.
Amin.. Makasi ya Mas Agung 😊
DeleteMampir mas ke GWP, banyak cerita bagus di situ. Kalau bingung baca cerita mana duluan, bisa mulai dr yg 'pilihan editor'😊 Jangan lupa mampir ke cerita saya juga.hehehe..
Wuiiiih, hebatnya :) Nanti aku baca karyanya, ah! :)
ReplyDeleteAsiiikk terima kasih Mba Indi.. Senangnya karyaku dibaca penulis kaya Mba Indi, minta masukannya kalau ada kekurangan ya Mba 😁
DeleteWah, keren banget, Mbak. Saya belum berani ikutan lomba yang nasional macam GWP ini. Mungkin suatu saat nanti mau ikutan juga, kalau sudah siap mental. Hehehe ...
ReplyDeleteAku malah sebenernya ga oede buat ikut lomba gini mba 😅 Tp kata suami dari pd nyesel ga ikut, mending tetep ikut. Hehehe.
DeleteSemoga suatu saat bisa ikut juga ya Mba Dyah 😊
Hallo kak Thessa, salam kenal
ReplyDeletepertama langsung disuguhkan kekaguman luar biasa nih sama ceritanya kak Thessa. Keren sekali lah itu 2 hari 3 bab kelar, diantara ngurus kerjaan, anak-anak dan suami. Aku lebih kek remahan cuil-cuil rengginang donk ini, huhu
Semoga hasil tercapai dan terus berkarya yaa Mbak, siap baca ceritanya nih. Sehat dan menginspirasi selalu mbak :)
Wuaa makasi banyak ya Mba Ghina 😍😍 You made my day..
DeleteItu lebih karena memaksakan diri mbaa, hehehe.. Efek baru tau infonya mepet2. 😁
Amiiin.. Mba Ghina juga aku abis Bw k blognya, menginspirasi jugaa 💖💖
ish keren banget Mba Tessa. Temen-temen yang skillnya udah mumpuni pun bukunya masih belum banyak yang bisa nembus penerbit Mayor apalagi yang sebesar gramedia, 😍😁
ReplyDeleteSaya langsung reflek neken pageview + pas baca ada tereliye disitu hahaha... dulu saya emang pernah ngeliat belio tapi lupa dimana, cuma wajahnya emang kurang jelas waktu itu dan saya pikir usianya jauh lebih tua. Ternyata masih muda ya hihhi..
Gudluck yah Mbaaaa , Semoga kali ini Mba Tessa Juara, Amiiiiin.. ! (bts nya ngarep buku gratis) 😂😁
Memang bisa dilirik penerbit Mayor kayak Gramedia itu impian banyak orang ya Mbaa 😍 Amiin. Makasi banyak ya Mba Rini. Lombanya udah beres, tinggal nunggu pengumuman pemenang nih dari Gramedianya. Deg2an 😆
DeleteTere Liye memang misterius yaa Mba. Hehehe.. Sampe Mba rini juga ikut penasaran 🤣