Friday 13 March 2020

4 Fakta tentang film Little Women


Tempo hari, saya diajak nonton Little Women oleh teman. Pas banget karena suami belum tentu suka jenis film itu, dan anak-anak belum ada yang 13 tahun karena ini filmnya 13+

Saya sudah lama penasaran dengan film ini karena katanya berdasarkan buku populer dan juga berhasil menyabet piala Oscar. Belum lagi film ini diperankan oleh Emma Watson yang pasti sangat akrab di mata pencinta Harry Potter. Review tentang film ini sudah banyak berseliweran karena memang di luar film ini sudah tayang sejak tahun lalu. Jadi saya mau menuliskan beberapa fakta aja tentang film Little Women yang menarik menurut saya sbb:



1. Bukunya telah terbit lebih dari 150 tahun yang lalu
Film Little Women diadaptasi dari novel klasik bertema feminisme karya Louisa May Alcott. S yang terbit pada tahun 1868. Ini adalah buku klasik yang mendapatkan tempat spesial di hati orang Amerika, dan akhirnya dunia. Sampai saat ini buku Little Women telah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa, dengan rating goodread saat ini 4.07. Novel ini kabarnya terinpirasi dari kehidupan penulis sendiri, dimana Alcott merupakan Jo March.

2. 4 karakter berbeda
Little Women berkisah tentang kakak beradik perempuan dari Keluarga March, yaitu Meg (Emma Watson), Jo (Saoirse Ronan), Amy (Florence Pugh), dan Beth (Eliza Scanien). Film Little women beralur maju mundur sejak jaman 4 bersaudara itu remaja, sampai dewasa. Berfokus pada mimpi-mimpi mereka, hobi mereka, dan perbedaan mereka. Cerita bergulir dari semangat masa kecil, sampai akhirnya saat dewasa dan mereka belajar berdamai dengan impian masa kecil mereka.


Saya belum membaca bukunya, jadi saya tidak tau pasti perbedaan buku dan filmnya. Yang pasti di film ini diceritakan 4 bersaudara ini memiliki kepribadian yang kontras. Meg si cantik yang memiliki bakat bagus di panggung sandiwara. Jo si tomboi yang suka menulis. Amy yang bercita-cita menjadi pelukis terhebat. Beth, the sweetest one, si bungsu yang berbakat bermain piano. Seluruh perbedaan, membuat mereka kadang tidak akur, but still, the love each others so much. 
Hal lain yang menarik pada film ini adalah bagaimana sutradaranya memperhatikan hal terkecil termasuk gaun pemerannya. Meg lebih sering mengenakan warna hijau, sementara Jo hitam-ungu gelap, Amy dengan biru, dan Beth pink. Warna ini seperti disesuaikan dengan karakter tiap tokoh. Jadi tidak salah kalau film Little Women ini memperoleh Oscar untuk Best Achievement in Costume Design pada tahun 2020.

3. Mengangkat isu feminisme yang kental


Film Little Women mengambil latar awal abad ke 19 di mana posisi wanita saat itu berbeda dengan saat ini. Di bawah himpitan ekonomi, 4 bersaudara ini harus berdamai bahwa memang wanita seyogyanya tidak bisa mandiri dan mementukan pilihannya sendiri. Karakter Jo yang paling tegas menunjukkan ketidaksetujuannya dengan tradisi, dimana digambarkan ia tidak mau menukar kebebasannya dengan menikah.



4. Telah 12 kali difilmkan
Ternyata sebelum Greta Gerwig memfilmkan Little Women, setidaknya sudah ada 11 film sebelumnya yang diadaptasi dari buku Alcott ini.
Tahun 1918, sebuah film bisa mengangkat kisah ini. Kemudian ada film 1933 yang diperankan oleh Katharine Hepburn, tahun 1949, 1994 dan beberapa film lainnya. Saya baru menonton versi Greta Gerwig, jadi tidak bisa membandingkan dengan film yang lain. Tetapi para reviewer film mengatakan film terbaru ini membawa nuansa yang lebih segar. Metascore IMDB Little Women 2019 bahkan mencapai 91 loh 😍 Kalau menurut saya pribadi, memang film ini menyenangkan buat ditonton, banyak pesan-pesan moral yang bisa didapatkan baik itu tentang percintaan, maupun hubungan keluarga. Recommended untuk ditonton bersama keluarga dan anak-ank yang sudah remaja. Walau awal-awal film saya sempat bosan dan agak kebingungan karena banyaknya karakter pada film ini, tetapi semu terbayarkan saat konflik mulai dimunculkan.
3.5 bintang untuk film ini






5 comments:

  1. Saya jujur baru tahu loh tentang film ini sekarang, maksudnya saat saya nemukan judul dan gambarnya yang menarik di sebuah aplikasi nonton streaming.

    Dan memang saya lagi suka ama film drama yang mengangkat cerita seorang wanita, langsung deh saya nonton dan meski jujur agak bosenin, tepatnya membingungkan sih, tapi over all saya suka :D

    Mungkin juga karena lakon utamanya penulis kali ya, jadinya merasa related aja gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaya mba rey, aku pun awal2nya bingung n bosen. Tp setengah film berikutnya baru kerasa feel nya. Tp krna mata dimanjakan sama settingan masa lampau dg pemandangan2 n baju2nya, aku jd enjoy bgd.

      Bisa jd, karena penulis jga.. hehehe.. 😁

      Delete
    2. heheheh betul..

      Banyak teman-teman blogger yang suka film ini karena merasa related dengan kegiatan menulis, meskipun bedanya yang film penulis buku hahaha

      Delete
  2. Gilaaa, novelnya udah dari jaman baheula. Keren sih, penulisnya sampe punya ide untuk nulis topik feminisme. Emang ngga ada kontroversi yah mba di jaman itu waktu penulisnya nulis novel ini, Mba? Apalagi sampe menyabet penghargaan segitunya. Saluuut!!! Jadi pengen nonton deh rasanya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, jaduul bangeet bukunya.. Justru waktu itu pas keluar kabarnya langsung booming, karena jarang2 isu feminisme gt diangkat tahun segitu kaan..
      Ayo nonton, bagus kok walau awal2nya agak bosenin 😅

      Delete