Sunday, 15 December 2024

Rekomendasi Aplikasi Wajib untuk Pencinta Buku

Membaca dan mendapatkan akses ke buku jaman sekarang tidak berarti hanya membeli buku di toko buku, atau meminjam ke perpustakaan seperti dulu. Baca buku tidak lagi terbatas dalam bentuk fisik, banyak kemudahan cukup dengan membaca buku lewat aplikasi di gadget. Tidak sebatas ebook, bahkan sekarang kita dimudahkan dengan cukup memdengarkan buku dibacakan untuk kita, dalam format audio book 😍.

Pokoknya kita udah  dimanjakan banget dengan berbagai aplikasi yang dapat mempermudah untuk membaca, mengelola koleksi, atau menemukan buku baru. Berikut ini adalah beberapa aplikasi yang menurut saya wajib dimiliki oleh pencinta buku. Saya sendiri sudah menggunakan semuanya, jadi saya akan coba jelasin juga dengan kelebihan, kekurangan, dan manfaatnya.

1. Goodreads

Kita mulai dari aplikasi  yang sangat berguna untuk melacak buku yang sudah dibaca, sedang dibaca, atau ingin dibaca, yaitu Goodreads. Inget ya, Goodreads ini bukan tempat baca buku.. Karena saya sampai sekarang masih sering liat komen-komen di Goodreads yang bertanya, 'gimana ini cara baca bukunya di sini?'😆.

Selain membantu tracking buku apa aja yang sudah kita baca, fitur ulasan dan rating dari pengguna bisa sangat membantu kita menemukan rekomendasi buku baru. Rating Goodreads ini semacam rating IMDB untuk para pecinta film. Yang paling saya suka di sini, juga ada tantangan membaca tahunan yang bisa memotivasi pengguna untuk membaca lebih banyak buku. 

Aplikasi Pencinta Buku
Salah satu wrap up Reading Challange saya di Goodreads

Kurangnya Goodreads, paling tampilannya yang agak kurang modern (but, I'm totally fine with that) dan kadang-kadang kerasa agak lambat. Rekomendasi buku yang diberikan juga tidak secanggih aplikasi2 lain yang sudah pakai AI dan user behavior untuk ngasi rekomendasi (kayak Spotify misalnya). Tapi, secara keseluruhan, Goodreads sangat membantu pencinta buku untuk menjaga rekam jejak bacaan mereka dan terlibat dalam diskusi literatur dengan komunitas yang luas.

2. iPusnas

Aplikasi ini adalah surga bagi pembaca buku di Indonesia karena menyediakan koleksi buku yang sangat lengkap dan yang utama: gratis 😍. iPusnas mendukung misi literasi nasional dengan memberikan akses mudah ke buku berkualitas tanpa biaya. Oiya, iPusnas ini adalah perpustakaan online ya. Jadi kamu cuma bisa minjem beberapa hari. Kalau belum beres baca, bisa pinjam ulang. Jumlah buku per judul juga terbatas, jarang banget yang sampai sepuluh buku. Jadi untuk judul-judul tertentu, kamu bahkan harus antri buat minjem karena stoknya masih dipinjam pengguna lain semua. 

Aplikasi Pencinta Buku

Sayangnya, iPusnas interface aplikasinya terkadang memiliki bug atau lag yang lumayan menggangu. Kayak tiba-tiba nge-lag, loading-nya lamaaa, atau ke-log out sendiri, atau menu pencariannya error. Hahaha.. Pada beberapa kesempatan emang harus banyak sabar pake aplikasi ini tuh 😂 

Afterall, iPusnas adalah pilihan yang sempurna bagi siapa saja yang ingin memperluas wawasan tanpa mengeluarkan uang, terutama pelajar atau pembaca dengan anggaran terbatas.

3. Gramedia Digital

So far, aplikasi favorit saya pribadi jatuh kepada: Gramedia Digital, aplikasi yang menawarkan solusi hemat bagi pencinta buku dengan langganan murah untuk akses ke buku-buku terbitan Gramedia Group.  Koleksi yang tersedia mencakup berbagai genre, mulai dari novel, buku nonfiksi, hingga majalah. Langganannya bisa bulanan atau tahunan. Harganya menurut saya sangat worthed karena dengan membayar langganan bulanan, kita punya akses ke semua buku terbitan Gramedia Group. Dan, tau dong buku Gramedia Group itu sebagus dan sebanyak apa...😍 Jadi, dijamin puas banget kalau punya akses ke sebanyak itu buku. Cocok juga buat kamu yang mulai menerapkan hidup minimalis dalam mengkoleksi barang, jadi cukup nyimpen ebook aja di Gramedia Digital.


Aplikasi Pencinta Buku
Harga langganannya sangat worthed kalau kamu bisa baca banyak buku dalam sebulan

Oiya, karena ini sifatnya langganan, walau kita udah download buku tertentu, saat langanan berakhir, kita tidak akan punya akses buat bukunya. Kalau kamu punya kecepatan membaca yang cukup cepat, Gramedia Digital tetap bisa menjadikannya pilihan ekonomis untuk menikmati bacaan dari penerbit ternama.

Aplikasi Pencinta Buku
Dati pada kamu beli satuan ebook saya, lebih hemat dengan langganan Gramedia Digital saja dan bisa membaca buku saya If I Met You First dan Semangat, Tante Sasa! dengan bebas 

Tips dari saya, jangan lupa kalau mau beli paket Gramedia Digital, kepoin dulu instagramnya. Karena seraing banget ada promo-promo yang belum tentnu semua keliatan kalau buka aplikasi langsung.  

4. Rakata

Kalau tadi aplikasi untuk Gramedia Group, sekarang saya akan merekomendasikan aplikasi untuk membaca ebook Mizan Group, yaitu Rakata. Ebook di Rakata pembeliannya bersifat satuan, jadi sekali beli akan selamanya kita bisa baca ulang di aplikasi. Bahkan bisa dibaca saat offline juga. Jadi bukan dengan langganan di waktu tertentu seperti Gramedia Digital. Harga per bukunya pun juga pastinya lebih murah dari buku cetak. Kalau lagi ada promo-promo, bahkan buku bagus dan baru ada yang harganya di bawah 5ribu perak loh 😍

Rekomendasi Aplikasi Pencinta Buku


Dari sisi interface, menurut saya masih belum terlalu nyaman ya. Apalagi saat membaca buku, sering sekali nge-lag saat harus di-bookmark. Kalau abis nutup aplikasi dan kita buka lagi, buku yang kita baca pasti mulai lagi dari cover awal. Jadi gawat kalau lupa bookmark 😅

5. Google Play Books

Aplikasi ebook lainnya adalah Google Play Books yang dikenal karena koleksi bukunya yang sangat lengkap, termasuk buku internasional yang sering sulit ditemukan di toko buku lokal. Aplikasi ini juga fleksibel karena memungkinkan pembelian buku satu kali tanpa perlu berlangganan, dan dapat diakses di berbagai perangkat. Jadi misalnya kamu download di HP, saat buka user Playbook di laptop, kamu juga bisa baca bukunya. Ini kelebihan Google Play Books yang utama dibanding yang lainnya, lumayan bisa baca di laptop juga soalnya 😍.

Aplikasi Pencinta Buku

Bagi pembaca yang mencari buku-buku langka atau sulit ditemukan dalam versi cetak, Google Play Books adalah solusi ideal. Dengan aksesibilitas yang luas, pembaca dapat menikmati buku kapan saja dan di mana saja. Saya kebantu banget waktu nyari buku literartur kuliah untuk penyusunan tesis, jadi buku-buku yang susah ditemukan di toko buku itu masih ada di Play Book. Mantaab! 

Tapi yaa, harga buku digital di Google Play Books terkadang hampir sama dengan harga buku cetak😆. Jadi Playbook biasanya adalah alternatif saya mencari ebook, klo sudah nggak ada di iPusnas, Gramedia Digital dan Rakata. 

6. Storytel

Aplikasi terakhir yang saya rekomendasikan adalah Storytel, aplikasi yang menawarkan langganan murah untuk mendengarkan audiobook. Yup, bukan ebook lagi, tapi audiobook. 

Sebagai pembaca konvensional, saya sebenernya sempat agak skeptis dengan audiobook. Hehehe.. Menurut saya, kita tidak mendapatkan pengalaman membaca sesuangguhnya dengan audiobook. Tapi, ternyata saya salah besar saudara-saudara 😂. Audiobook ternyata sangat memudahkan kita untuk mengakses buku di sela-sela keterbatasan waktu. Bayangkan, saya bisa menampatkan buku dengan cukup mendengarkan audiobook sambil di gojek, atau sambil lari sore di GBK. Audiobook yang saya pilih juga mostly non fiction/ self help English version, jadi selain dapet ilmu dari isi bukunya, juga bisa membantu saya lebih lancar listening English. Luv 💖. Cara praktis untuk tetap membaca di sela-sela kesibukan.

Aplikasi Pencinta Buku


Dengan koleksi yang sangat beragam, mulai dari buku fiksi hingga nonfiksi, Storytel cocok banget untuk pencinta buku yang ingin menikmati bacaan dalam format audio. Aplikasi ini juga mendukung kita yang kebiasaan multitasking, jadi kita dapat mendengarkan buku sambil melakukan aktivitas lain. User interfacenya juga oke, jarang error, rekomendasi bukunya berdasarkan buku yang udah kita baca juga bagus. Harga langganannya pun sangat bersahabat, apalagi dibandingkan dengan harga beli buku impor yang lumayan banget harganya. Kita juga bisa download buku yang ingin kita dengerin, sehingga saat offline pun kita tetep bisa dengerin audiobooknya. Oiya satu lagi yang saya suka dari Storytel, beberapa buku tersedia dalam format ebook juga. Jadi selain mendengarkan, kamu juga bisa baca bukunya 😉. 

Namun, kekurangan dari Storytel adalah tidak semua buku tersedia dalam format audiobook, terutama untuk judul-judul yang lebih niche. Beberapa buku non fiksi incaran saya malah banyaknya hanya tersedia dalam bentuk summary aja, bukan keseluruhan isi buku. 

***

Demikian beberapa rekomendasi aplikasi untuk pembaca buku. Dengan banyaknya kemudahan, yuk tetap kita budayakan membaca buku dengan legal dan stop pembajakan buku biar penulis cepet kaya dari royalti  😉

Dari aplikasi di atas, mana yang sering kamu gunakan? Kalau ada rekomendasi aplikasi lain, jangan lupa share di komen, yaaa.. 

Sunday, 8 December 2024

Novel "Hello, Miskha!": Dimulai dari keresahan, karya, dan lomba menulis novel

Saya pernah membaca suatu quote, "Writing is the art of untangling the chaos within". Sepertinya ini cukup menggambarkan isi kepala saya akhir-akhir ini yang terasa penuh dengan berbagai hal 😆. Mulai dengan mempertanyakan hal yang saya lakukan dan usaha-usaha yang saya upayakan, rutinitas, dan segala kesibukan lainnya. Kadang pikiran saya begitu penuh dengan pertanyaan yang terus bergaung dan  pastinya saya sendiri tidak punya jawabannya. Dunia berputar begitu cepat sampai saya mulai ragu siapa yang bisa saya percaya. Bahkan pada saat-saat tertentu, saya mulai mempertanyakan kapasitas diri sendiri. I used to be so positive, but in several time this year, I begin to question myself. 

Dan yang saya lakukan untuk mencegah pikiran saya makin overthinking adalah: 

I started to write, write and write....

Sampai akhirnya jadilah sebuah cerita dan saya mulai upload di gwp.id, berjudul "Hello, Miskha!" Kisah seorang wanita workaholic bernama Rafaya, yang berusaha lebih menikmati hidup dengan ditemani sahabat Artificial Intelligence (AI), tetapi ia malah membuat karir dan hubungannya dengan orang lain menjadi semakin berantakan.


Kata Mereka tentang "Hello, Miskha!"

Saya menulis kisah Miskha ini awalnya tanpa ekspektasi apa-apa. Saya hanya mau bagian otak saya yang digunakan untuk overthinking bisa beralih fungsi jadi sibuk memikirkan nasib Rafaya dan kisah seperti apa yang cocok dengannya. Tapi ternyata komen yang masuk dari pembaca sangat menghangatkan hati. 
Beberapa di antaranya adalah: 
Female Lead kayaknya kurang lengkap kalau ga ada Male Lead nya yaa. hehehe. Please welcome, Ardhan. Bos Rafaya yang bikin kantor makin terasa seperti medan perang 😆

Boleh donk dikasi romance tipis-tipis 😍

Perasaan hangat setiap aku berhasil menyelesaikan cerita, ditambahkan dengan baca komen-komen seperti ini. My heart is full 💖



Lomba Novel Ramu Aksara

Pada bulan Juli 2024, Penerbit Bhuana Sastra (Kompas Gramedia Grup) dan Gramedia Writing Project (GWP) mengadakan lomba menulis novel dengan tema Horor dan Thriller yang bertajuk Ramu Aksara 2024. Hadiahnya selain uang, tentu saja adalah 3 naskah terpilih akan diterbitkan oleh penerbit  Bhuana Sastra. Impian semua penulis banget dong, bisa terbit di penerbit mayor di Kompas Gramedia grup ini 😍. 
Akhirnya cerita "Hello, Miskha!" yang kebetulan sudah tamat dan ada di gwp.id, saya daftarkan untuk mengikuti lomba. Nothing to lose aja, karena memang saya belum memutuskan untuk mengirimkan ke penerbit mana pun untuk cerita ini. 
Total ada 240an cerita yang masuk untuk lomba ini. Saya pun sempat baca beberapa cerita yang ikut lomba ini, dan memang banyak yang bagus-bagus. Nuansa thriller dan mencekamnya dapet banget. Beda banget sama cerita Rafaya yang htirllernya lebih banyak tentang perang perasaan dan office politics. 

Ternyata Lolos Penyisihan 

Awal November 2024, seorang teman nge-tag saya di salah satu postingan instagram @gwp. Eh, ternyata di postingan pengumuman 30 naskah terpilih, dan ternyata "Hello, Miskha!" lolos menjadi salah satu yang terpilih! AAAAAAaaaaaaaaa!!! Seneng banget 😍😍😍😍

Cerita "Hello, Miskha!" masuk dalam seleksi 30 besar dari 240+ cerita yang ikut lomba

Dari 30 terpilih ini, nanti akan dipilih 3 naskah yang akan diterbitkan. Saya berdoa, apapun jalannya, semoga kisah "Hello, Miskha!" dapat menyapa lebih banyak pembaca dan diterbitkan. Semoga cerita Rafaya dan Ardhan ini dapat mejeng di rak toko buku seluruh Indonesia, menemani Riana (If I Met You First) dan Tante Sasa (Semangat, Tante Sasa!). 

Apakah jalannya melalui lomba ini, atau justru lewat jalan lain, saya belum akan tahu😆. Yang penting percaya dulu aja.. Let's see the power of believing 💗

Karya dan Keresahan

Kembali ke cerita tentang awalnya kenapa saya mulai menulis lagi saat sedang sibuk-sibuknya. Ternyata, tanpa saya sadari, menulis adalah coping mechanism saya saat merasa keadaan di dunia nyata mulai terasa meresahkan. Ada yang sama? 😊

Oiya, yang mau baca cerita "Hello, Miksha!" dapat klik link di bawah ini ya.. Mumpung ceritanya masih lengkap sampe tamat di link gwp.id

BACA "HELLO, MIKSHA!" DI SINI

Saturday, 30 November 2024

QUOTE: The Subtle Art of Not Giving a F*ck by Mark Manson

Have you read The Subtle Art of Not Giving a Fck* by Mark Manson? I bought it years ago but only just finished it before 2025 rolled around (also with a help of audiobook in Storytel). Honestly, I kinda regret not reading it sooner because this book is a total gem!😍


In today’s world, with all the pressure we deal with, it’s so easy to forget how to actually enjoy life. We spend way too much time worrying about living up to standards set by other people and ignore what really makes us happy. Mark Manson really nails it when he says, Not giving a fck doesn’t mean being indifferent; it means being comfortable with being different.”

Unlike most self-improvement books that push you to constantly leave your comfort zone and chase the extraordinary, this one takes a fresh approach. It’s okay to be “normal” or “average” as long as you’ve picked your battles wisely. And seriously, in a world full of noise, learning to care about the right stuff and letting the rest go? That’s the real win 💖

Here some of quotes I love in this book: 




I highly recommend this book to you—it’s one of the best self-improvement books I’ve read. What do you think?
 

Saturday, 3 August 2024

Itenerary Potterhead 3 Hari di London

 Waktu itu di salah satu postingan tiktok saya, ada yang komen tentang, Fake it till you make it! Quote itu membuat saya berpikir, betapa banyak hal-hal yang dulunya hanya seperti mimpi, ternyata sekarang telah terjadi. Betapa luar biasa kuasa Allah untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya 😍. Rasanya masih merinding, bagaimana dulu Santorini, Cappadocia, Paris dan berbagai kota itu dulu hanyalah sebuah mimpi dari seorang gadis desa yang baru pertama kali ke luar negri waktu SMA dulu. Rasanya masih terasa sureal saat melihat buku saya terpampang di rak buku seluruh Indonesia. Luar biasa rasanya foto saya terpampang di seluruh sosial media kantor karena diliput sebagai seorang pekerja dan juga penulis. Belasan tahun lalu, saya bermimpi menghabiskan waktu keluarga yang menyenangkan di rumah dengan reading nook dan dinning nook sendiri di rumah ala-ala film Barat. Dan berbagai mimpi-mimpi lainnya...

Sekarang, berbagai mimpi itu satu persatu terwujud... Fake it, till you make it!

Back to topic, karena biasanya hal-hal luar biasa itu dimulai dari sebuah mimpi, kali ini saya mau ajak kamu semua untuk bermimpi dan jalan-jalan virtual 😁. Sebagai seorang Potterhead, sudah pasti salah satu bucket list saya adalah mengunjungi London dan tempat-tempat iconic Harry Potter di sana. Saat ini, cita-cita itu masih sebatas mimpi, tapi kita tidak tahu beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi itu akan terwujud, kan 😁.

Iseng-iseng saya bertanya ke ChatGPT, berikut adalah itenerary 3 hari di London apabila kamu adalah seorang pencinta Harry Potter: 

Day 1: Wizarding World and Iconic Sights

  • Morning: Start at King’s Cross Station, Platform 9¾. Snap a photo with the luggage trolley disappearing into the wall and explore the Harry Potter Shop.
  • Late Morning: Head to the British Library nearby. While not a Harry Potter location, it’s a treasure trove of manuscripts and a haven for book lovers.
  • Afternoon: Explore Leadenhall Market, which was the filming location for Diagon Alley scenes. Wander the market and take photos in this beautiful Victorian space.
  • Evening: Walk along the River Thames to see Big Ben and Westminster Bridge. You’ll feel the magic of London as the city lights up in the evening.
Itenerary London Harry Potter
Udah nyiapin pose kaya gini rencananya nanti pas ke sana, tapi bedanya pake baju Slyterin. Hahahha..
(sumber: mugglenet.com)


Itenerary London Harry Potter
Abis dari library, jalan-jalan dulu kita di Leadenhall Market, yang jadi tempat syuting Diagon Alley
(sumber: ilendedhere.com)

Day 2: Magical Shopping and Sightseeing

  • Morning: Begin at House of MinaLima, the gallery and shop by the designers behind the Harry Potter films’ graphic art. It’s located in Soho, full of colorful prints, posters, and other memorabilia.
  • Late Morning: Stop by Waterstones Piccadilly or Daunt Books for a unique bookstore experience. Both are charming, with rich histories and enchanting decor.
  • Afternoon: Visit St. Pancras International (featured as the exterior of King’s Cross Station in the films) and take in the architectural beauty.
  • Evening: Have dinner at The Cauldron for a magical potion-making experience, where you can mix your drinks in cauldron-inspired settings.
Siapa yang tau MinaLima dari buku illustrated Harry Potter? Jauh sebelum mereka menerbitkan buku itu, sebenarnya Minalima sudah lama bekerjasama dengan frenchise Harry Potter. MinaLima adalah nama studio desain grafis yang didirikan oleh Miraphora Mina dan Eduardo Lima, dua desainer yang bertanggung jawab atas banyak elemen visual ikonis dalam film-film Harry Potter dan Fantastic Beasts. Mereka menciptakan berbagai desain grafis penting, seperti surat penerimaan Hogwarts, peta Marauder, koran Daily Prophet, dan kemasan toko Weasleys' Wizard Wheezes. Selain desain grafis, gaya khas mereka memadukan ilustrasi detail dengan warna-warna cerah dan gaya vintage yang unik. Nah, MinaLima ini memiliki galeri dan toko di London yang memamerkan karya-karya mereka, termasuk cetakan, buku, dan barang-barang bertema dunia sihir yang menarik bagi para penggemar Harry Potter.

Itenerary London Harry Potter
Kira-kira kalau beli buku Harry Potter Minalima di sini, bakal lebih murah dari Periplus Jakarta ga ya? 😂 
(sumber: comejoinmyjourney.com)

Itenerary London Harry Potter
Tempat makan super seru di The Cauldron, udah berasa lagi di kelas ramuannya Snape 😁
(sumber: travelwithpau.com)

Day 3: Studio Tour Adventure

  • Morning to Afternoon: Spend the day at Warner Bros. Studio Tour - The Making of Harry Potter in Leavesden. Book tickets in advance for this unforgettable journey through sets, props, and costumes.
  • Evening: Head back to central London and, if time permits, enjoy a stroll through Covent Garden for its lively street performances and market.
Hari terakhir, tentu saja agenda wajib buat Potterhead kalau ke London, yaitu Warner Bros. Studio Tour - The Making of Harry Potter. Di sini nanti kita bisa melihat langsung set, kostum, dan properti asli dari film-film Harry Potter. Di studio ini, ada berbagai set ikonik seperti Great Hall, Diagon Alley, dan Hogwarts Express di Platform 9¾. Selain set, tur ini menampilkan kostum dan makhluk ajaib yang digunakan dalam film, seperti kostum Dumbledore dan boneka Buckbeak. Kita juga bisa mempelajari efek khusus di balik berbagai adegan magis, mencoba butterbeer, dan melihat model skala besar Kastil Hogwarts yang megah. Yang pasti, tur ini dirancang untuk memberikan pengalaman memorable dan innerchild Potterhead meronta-ronta 😆 


Itenerary London Harry Potter
Itenerary London Harry Potter
Kebayang klo ke sini, pasti setiap pojok saya bakal foto-foto semua 😂
(sumber: tours-international.com)

Kalau udah puas jalan-jalan di London, jangan lupa nanti beli kita oleh-oleh khas Harry Potter buat kenang-kenangan 😊. Beberapa yang populer termasuk wand replika karakter ikonik seperti Harry, Hermione, atau Snape, yang diproduksi dengan detail persis seperti di film. Selain itu, ada syal dan jubah rumah Hogwarts, memungkinkan penggemar untuk mewakili rumah favorit mereka, seperti Gryffindor atau Slytherin. Butterbeer souvenir mug juga banyak diminati—gelas ini tidak hanya dapat digunakan di rumah tetapi juga menjadi kenang-kenangan unik dari minuman khas dunia sihir. Ada juga replika buku dan koran seperti The Daily Prophet atau Advanced Potion Making yang membawa kesan vintage, serta permen Bertie Bott's Every Flavour Beans yang penuh kejutan rasa. Semua oleh-oleh ini dibuat dengan kualitas tinggi dan detail autentik, membuatnya sangat spesial sebagai kenangan dari kunjungan dunia Harry Potter.
Itenerary London Harry Potter
Kira-kira nanti kita akan dapet rasa apa aja yaaa? 😆

Seru juga yaa jalan-jalan virtual. Hehehhe.. Yuk kita hitung bareng-bareng, kira-kira butuh berepa bulan atau berapa tahun mimpi saya yang ini bisa terwujud 😍

Baca juga cerita dengan label 'Travel' lainnya: 

Saturday, 6 July 2024

Rekomendasi Novel Seri Fantasi Anak yang Menarik untuk Semua Umur

Selamat akhir pekan semuanya!

Pada weekend kali ini, saya akan rekomendasikan salah satu genre buku favorit saya, apa lagi kalau bukan genre fantasi. Bukan sembarang fantasi, tapi sekarang kita akan bahas buku fantasi anak, tapi juga sangat menarik untuk dinikmati oleh semua umur. 

Karena buku fantasi anak, cerita pada buku-buku ini relatif ringan, ukuran bukunya juga relatif kecil dibanding novel umumnya, tidak terlalu tebal, dan yang paling utama, tentu saja ceritanya magical dan menarik. 

Berikut rekomendasi novel seri fantasi anak yang menarik untuk semua umur: 

1. The Chronicles of Narnia karya CS Lewis

Buku pertama adalah seri klasik karya CS Lewis berjudul Chronicles of Narnia. Klasik karena buku ini ditulis sejak tahun 1950 sampai 1956. Menceritakan tentang 4 orang kakak beradik bernama Peter (13 tahun), Susan (12 tahun), Edmund (10 tahun), dan Lucy (8 tahun) yang tidak sengaja menemukan lemari ajaib di rumah Profesor Digory Kirke. Mereka waktu itu dikirim ke rumah sang profesor untuk menghindari pengeboman di London saat perang dunia ke-2. 

Ajaibnya, saat mereka masuk ke lemari itu, mereka masuk ke dunia ajaib penuh salju bernama Narnia. Di sana mereka bertemu singa perkasa bisa berbicara bernama Aslan, dan harus membantu rakyat Narnia (yang terdiri dari hewan-hewan dan makluk ajaib) melawan ratu jahat. Ajaibnya lagi, waktu yang mereka habiskan di Narnia tidak sama dengan yang ada di dunia nyata. Bisa jadi di Narnia mereka habiskan bertahun-tahun, saat mereka kembali lewat lemari, tau-tau baru beberapa menit berlalu.

Total buku pada series ini ada 7. Menceritakan pengalaman yang berbeda mereka. Pada sebagian buku, mereka komplit ber-4 berangkat ke Narnia, pada beberapa buku yang lain ada yang hanya sebagian misalnya hanya Lucy dan Edmund. Berikut 7 buku pada seri ini:

  1. The Lion, the Witch and the Wardrobe (1950)
  2. Prince Caspian (1951)
  3. The Voyage of the Dawn Treader (1952)
  4. The Silver Chair (1953)
  5. The Horse and His Boy (1954)
  6. The Magician's Nephew (1955)  
  7. The Last Battle (1956)

Adakah dari teman-teman di sini yang sudah membaca Narnia? Atau kelau belum, sudahkah kalian nonton filmnya? Karena buku ini telah diangkat menjadi film layar lebar. 


Kalau sudah nonton dan baca, apakah kalian seperti saya yang setiap nemu lemari gede di tempat baru, akan berharap menemukan Narnia di baliknya? Hahahha...😆

2. Series of Unfortunate Events oleh Lemony Snicket

Berikutnya adalah buku yang mengambil tema cukup unik menurut saya. Apabila biasanya fantasi itu membawa karakter utama yang awalnya biasa-biasa aja, buku ini malah menyoroti hal sebaliknya. Series of Unfortunate Events adalah seri buku yang menceritakan kisah tragis tiga anak yatim piatu, Violet, Klaus, dan Sunny Baudelaire, yang selalu dikejar oleh nasib buruk 😭. Ditulis oleh Lemony Snicket (nama pena Daniel Handler), seri ini memulai debutnya pada tahun 1999 dan dengan langsung jadi favorit pembaca dan best seller di berbagai negara. Ketiga saudara ini kehilangan orang tua mereka dalam kebakaran, dan sejak saat itu, mereka harus berhadapan dengan Count Olaf, seorang penjahat yang berusaha merebut harta warisan mereka.

Setiap buku dalam seri ini penuh dengan humor gelap, misteri, dan ketegangan, saat ketiga saudara berusaha melarikan diri dari cengkeraman Olaf dan kroni-kroninya. Meskipun ceritanya sering kali muram, pesan tentang kecerdasan, ketekunan, dan pentingnya kerja sama menjadikan seri ini menyentuh hati banyak pembaca. Gaya penulisan unik Lemony Snicket juga seru banget walaupun agak absurb, karena digambarkan di situ dia sebagai narator kehidupan ketiga anak itu. 😹

Series of Unfortunate Events telah diadaptasi menjadi film pada tahun 2004 dengan judul yang sama, dibintangi oleh Jim Carrey sebagai Count Olaf. Adaptasi ini mencakup beberapa cerita dari buku pertama hingga ketiga dalam seri. Film ini menampilkan visual yang unik dan menekankan aspek-aspek humor gelap dan lumayan kerasa juga ketegangannya. Namun, seperti adaptasi novel biasanya, filmnya hanya menjangkau sebagian kecil dari kisah yang ada dalam seri ini.

Count Olaf yaang dibintangi Jim Carey

Selain film, kisah ini juga diadaptasi menjadi serial televisi oleh Netflix pada tahun 2017, yang dibintangi oleh Neil Patrick Harris sebagai Count Olaf. Saya pribadi lebih suka versi Netflixnya sebenernya 😁Serial ini mendapatkan pujian karena lebih konsisten sesuai cerita dalam buknya. Filmnya berhasil menangkap gaya narasi khas Lemony Snicket, lengkap dengan absurditas dan misteri yang mendalam. Dengan total tiga musim, serial Netflix ini mencakup semua buku dalam seri, memberi kesempatan bagi penggemar untuk menikmati seluruh petualangan tragis keluarga Baudelaire dalam format yang lebih mendalam.

Count Olaf versi Neil Patrick Harris

3. The Spiderwick Chronicles oleh Holly Black dan Tony DiTerlizzi

Kalau buku lainnya itu saya pertama kali tahu bukunya dulu baru filmya, berbeda dengan series yang ini. Ada salah satu film yang anak saya suka banget, sampai dia nonton berkali-kali. Film ini menampilkan Jared Grace dan saudara-saudaranya yang menemukan dunia penuh makhluk ajaib di sekitar mereka, tepatnya di dalam rumah tua keluarga mereka. Dipenuhi dengan visual efek yang memukau, film ini menghadirkan makhluk-makhluk fantastis seperti peri, goblin, dan troll. Judul filmnya adalah The Spiderwick Chronicles, yang sebenarnya sudah rilis sejak tahun 2008. 

Adaptasi film ini menonjolkan elemen-elemen fantasi yang intens, terutama pada petualangan Jared dan keluarganya saat mereka melindungi buku ajaib dari makhluk jahat yang ingin merebutnya. Meskipun tidak mencakup keseluruhan cerita dalam seri, film ini berhasil menangkap atmosfer magical dan mistery yang khas dari The Spiderwick Chronicles serta memberikan pengalaman visual yang memukau bagi penggemar dunia magis Spiderwick. Dan yang pasti, unsur keluarga (yang mengharukan 😭 dan hangat) yang juga kental banget di film ini. 

The Spiderwick Chronicles adalah seri buku yang ditulis oleh Holly Black dan Tony DiTerlizzi, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2003. Kisah ini mengikuti petualangan tiga bersaudara Grace—Jared, Simon, dan Mallory—yang pindah ke rumah tua milik nenek buyut mereka, Arthur Spiderwick. Di sana, mereka menemukan sebuah buku misterius yang mengungkapkan dunia makhluk ajaib yang tak terlihat oleh manusia biasa. Dengan bantuan buku ini, mereka bertemu dengan makhluk-makhluk seperti goblin, troll, dan peri, yang penuh dengan keajaiban dan bahaya.

Baca juga rekomendasi buku fantasi lainnya: 

Rekomendasi Buku Science Fiction dari Artificial Intelligence
10++ Rekomendasi Novel Fantasi Tidak Berseri Yang Wajib Dibaca!
5 Alasan Pecinta Fantasi Harus Membaca Buku Neil Gaiman

Petualangan Jared dan saudara-saudaranya menjadi semakin menegangkan ketika mereka harus melindungi buku tersebut dari makhluk jahat yang ingin merebutnya untuk menguasai dunia peri. Dengan ilustrasi yang keren dan cerita yang seru, The Spiderwick Chronicles adalah salah satu favorit saya (dan anak-anak) yang menyukai dunia fantasi 😁. Setiap buku membawa cerita yang seru, dipenuhi dengan konflik antara kekuatan baik dan jahat, serta nilai penting tentang keberanian, persaudaraan, dan tanggung jawab.

Salah satu karakter magic di film ini, Thimbletack,
seorang brownie yang bisa bisa berubah menjadi boggart jika merasa terganggu atau terancam


4. Darren Shan oleh Darren Shan

Seri Darren Shan atau The Saga of Darren Shan adalah serangkaian buku fantasi gelap yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2000. Seri ini mengikuti kisah Darren Shan, seorang remaja biasa yang hidupnya berubah secara drastis setelah ia terlibat dalam dunia vampir. Setelah menonton pertunjukan sirkus aneh bernama Cirque du Freak, Darren bertemu dengan Mr. Crepsley, seorang vampir, dan akhirnya harus menjadi vampir itu sendiri untuk menyelamatkan temannya.

Seri ini terkenal dengan alur ceritanya yang gelap dan intens, bahkan orang-orang bilang ini semacam buku Stephen King versi untuk remaja saking gelapnya. Tapi, yang pasti, DARREN SHAN ADALAH SALAH SATU BUKU SERI FANTASI FAVORIT SEPANJANG MASAAA!!!  (capslocknya sampe jebol 😂). 

Karena meski berfokus pada tema vampir, cerita ini juga menyoroti nilai-nilai tentang pengorbanan, kesetiaan, dan arti menjadi manusia. Sumpah bagus banget dan kalian harus baca kalau ngakunya pencinta fantasi. Darren harus menghadapi banyak tantangan (fisik dan perasaan) pastinya di buku ini, membuat kita sebagai pembaca ikut terombang ambing di perjalanannya. 

Di BBW waktu itu sempat menjual series yang versi English gini, 
kalau punya saya itu yang terbitan GPU tahun belasan tahun lalu😆

The Saga of Darren Shan juga diadaptasi menjadi film berjudul Cirque du Freak: The Vampire's Assistant pada tahun 2009. Film ini menggabungkan beberapa buku pertama dalam seri dan mengikuti perjalanan Darren Shan, seorang remaja yang menjadi asisten vampir di sirkus aneh bernama Cirque du Freak untuk menyelamatkan temannya.

Baca juga reveiw lengkap saya di Book Hangover with Darren Shan

Film Cirque du Freak: The Vampire's Assistant menerima tanggapan yang kurang positif dari kritikus dan penonton. Meskipun premisnya unik dan didukung dengan visual yang memadai untuk menampilkan makhluk-makhluk aneh di dunia sirkus, film ini tidak mendapatkan sambutan yang memuaskan. Saya pun merasakan hal yang sama pas nonton, kok feel-nya ga berasa apa-apa gini...  

Film yang bikin orang yang ga baca bukunya, jadi mikir ini ceritanya kureeeng banget 😓

Kalau diliat-liat review orang, kritik utama banyak berfokus pada perubahan signifikan dari cerita buku, jadi membuat cerita terasa kurang kuat dan kurang mendalam, sehingga beberapa elemen cerita tampak terburu-buru atau kurang terhubung dengan baik.

Di situs Rotten Tomatoes, film ini memperoleh rating rendah dari kritikus, dengan sekitar 38% persetujuan, yang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari kritikus yang menganggap film ini memadai. Respons dari penonton pun beragam, di mana sebagian merasa bahwa film ini kurang mampu menggambarkan kompleksitas dan nuansa gelap dari seri buku aslinya. Bagi penggemar setia bukunya, adaptasi ini dinilai kurang memuaskan karena tidak berhasil menangkap emosi dan perjalanan karakter Darren Shan secara penuh.

***

Dari rekomendasi di atas, mana yang kalian sudah baca bukunya, atau nonton filmya? 😊

***

Baca juga daftar rekomendasi novel lainnya: 

Rekomendasi Novel Lokal Terbaru dengan Pesan Hidup Bermanfaat
Rekomendasi Metropop Terbaru dengan Latar Pekerjaan Menarik
5 Rekomendasi Novel dengan Tema Realistic Fiction
5 Rekomendasi Novel Romance Sicklit

 

Saturday, 1 June 2024

Tips Menulis Percakapan Novel yang Memikat

Kembali lagi ke label Tips Menulis guyyysss...

Kali ini kita akan membahas tentang dialog percapakan dalam novel. Dialog percapakan memegang peranan penting dalam sebuah novel. Cerita yang terlalu naratif, bisa dibuat lebih hidup dengan mencantumkan dialog para tokohnya. Tapi dialog yang terlalu banyak tanpa diselingi naratif juga bisa membuat cerita terasa bertele-tele. Ribet juga yaa 😆

Tips Dialog Percakapan Novel

Dari pada bingung, kita bahas satu per satu ya tentang dialog dalam novel. Ini dia tips membuat dialog percakapan dalam novel yang memikat: 

1. Perhatikan tanda baca dalam dialog tag

First thing first, tanda baca. Sebelum membahas tips, kita bahas hal teknikal dulu. Ini hal simpel, tapi kalau tidak dipraktekkan akan cukup mengganggu. Apalagi kalau kamu menargetkan buku yang bisa tembus di penerbit mayor. 

Tips Dialog Percakapan Novel
katanya mau terbit di penerbit mayor, jadi perhatikan ini yaa.. 

Tanda baca mungkin terlihat sepele, tapi dalam dialog, mereka sangat penting! Tanda baca yang benar membuat pembaca lebih mudah memahami alur percakapan dan membedakan mana bagian dialog dan mana yang menjadi penjelasan penulis. Selain tanda kutip, kamu harus perhatikan juga tanda koma sebelum dialog tag seperti “kata” atau “ujar” adalah kunci. 

Kalau kamu menulis, “Aku tidak setuju,” kata Maya, tanda koma di akhir dialog menandakan bahwa kalimat itu berlanjut dengan dialog tag. Kalau malah titik, seperti ini: “Aku tidak setuju.” Kata Maya, kalimatnya jadi terputus dan terlihat kurang rapi.

“Aku tidak setuju,” kata Maya 👉BENAR

“Aku tidak setuju.” Kata Maya 👉SALAH

“Aku tidak setuju.” Maya berkata 👉BENAR

Tips Dialog Percakapan Novel
Gimana, kebayang ga penggunaannya?

Selain itu, perhatikan juga penggunaan tanda tanya dan seru. Tanda ini menunjukkan emosi karakter, jadi kalau karakter sedang marah atau bingung, jangan ragu untuk memasukkan tanda seru atau tanya. Yang penting, tanda baca membantu pembaca ‘mendengar’ intonasi dan emosi dalam dialog, sehingga mereka bisa lebih terhubung dengan karakter yang sedang berbicara.

2. Variasikan dialog tag

Mengulang-ulang dialog tag yang sama, seperti “kata” atau “ujar,” bisa bikin dialog terasa monoton dan kurang hidup. Cobalah untuk memvariasikan dialog tag dengan kata-kata yang mencerminkan perasaan atau tindakan karakter saat berbicara. Misalnya, kamu bisa menggunakan “bisik,” “teriak,” atau “keluh” untuk menambahkan warna ke dalam percakapan. Dengan variasi ini, pembaca bisa lebih mudah membayangkan bagaimana karakter berbicara, apakah sedang berbisik penuh rahasia atau marah-marah dengan lantang.

Berikut adalah beberapa contoh dialog tag yang bisa kamu gunakan untuk variasi:

  1. bisik - “Jangan sampai ada yang tahu,” bisik Rina.
  2. teriak - “Hati-hati di sana!” teriak Johan dari jauh.
  3. keluh - “Kenapa semua ini begitu rumit,” keluh Sita.
  4. gumam - “Aku rasa ini bukan ide yang bagus,” gumam David pelan.
  5. sindir - “Wah, kamu hebat sekali, ya,” sindir Nadia dengan nada sinis.
  6. ujar - “Kita harus segera pergi,” ujar Arya tegas.
  7. seru - “Ayo cepat, kita hampir terlambat!” seru Dina sambil berlari.
  8. tanya - “Apa kamu yakin dengan keputusan ini?” tanya Budi ragu-ragu.
  9. sahut - “Aku sudah menyelesaikannya,” sahut Andre tanpa menoleh.
  10. rintih - “Tolong... aku nggak kuat lagi,” rintih perempuan itu dengan napas tersengal.


Tips Dialog Percakapan Novel
"Cepat pulang," perintah We Ze ming 😂

Tapi hati-hati, jangan berlebihan dalam penggunaan dialog tag yang bervariasi. Kalau setiap dialog diikuti oleh tag yang terlalu kreatif, justru bisa bikin pembaca merasa jenuh. Gunakan variasi ini dengan bijak dan sesuaikan dengan suasana cerita. Yang paling penting adalah memastikan dialog tetap mengalir alami dan tidak mengganggu fokus pembaca dari interaksi karakter.

3. Kombinasikan dialog dan narasi

Sebuah dialog yang bagus bukan hanya soal kata-kata yang keluar dari mulut karakter, tapi juga suasana di sekitar mereka. Menambahkan narasi di antara dialog bisa memberi gambaran lebih jelas tentang apa yang sedang terjadi. Misalnya, alih-alih hanya menulis, “Aku sudah muak,” kata Tom, kamu bisa menambahkan narasi seperti, “Aku sudah muak,” kata Tom sambil memukul meja, matanya memerah karena amarah. Narasi ini membantu menggambarkan emosi karakter dan situasi di sekitar mereka, sehingga pembaca bisa lebih terlibat.

Tips Dialog Percakapan Novel
Kalau ekspresi ini cocoknya narasi yang menggambarkannya apa yaa?

Kombinasi dialog dan narasi juga membantu mengatur ritme cerita. Kalau dialog terlalu banyak tanpa diselingi narasi, ceritanya bisa terasa terlalu cepat dan kurang mendalam. Sebaliknya, jika terlalu banyak narasi tanpa dialog, ceritanya bisa terasa lambat. Jadi, mencampur dialog dengan narasi membuat cerita lebih seimbang dan menarik untuk dibaca.

4. Hindari penggunaan kata yang menyerupai suara (onomatope)

Menggunakan kata-kata yang menyerupai suara seperti “hiks” untuk tangisan atau “hahaha” untuk tawa memang sering kita temui, terutama dalam percakapan sehari-hari atau di media sosial. Namun, saat menulis novel, sebaiknya hindari penggunaan kata-kata ini secara berlebihan. Mengapa? Karena mereka bisa terasa kurang halus dan mengurangi kedalaman emosi karakter. Misalnya, daripada menulis “hiks” untuk menggambarkan tangisan, lebih baik deskripsikan suasana yang membuat pembaca benar-benar merasakan kesedihan karakter, seperti “Air mata membasahi pipinya, napasnya tersendat di antara isak tangis yang sulit ditahan.”

Tips Dialog Percakapan Novel
Matanya ikut berbinar saat ia tertawa kecil. 
(aseeekk 😂)

Selain itu, menggunakan onomatope seperti “hahaha” untuk menggambarkan tawa sering kali terasa dangkal dan tidak memberi pembaca gambaran yang jelas tentang bagaimana karakter tersebut tertawa. Sebaliknya, coba deskripsikan bagaimana karakter tertawa—apakah mereka tertawa terbahak-bahak, menahan tawa, atau mungkin tertawa dengan suara rendah. Ini tidak hanya membuat dialog lebih hidup, tapi juga membantu membangun karakter yang lebih mendalam. Dengan cara ini, kamu menghindari dialog yang terdengar seperti obrolan ringan di chat dan menggantinya dengan narasi yang lebih kaya dan imersif.

***

Kalau kamu sendiri, lebih suka menulis naskah novel yang banyak naratif atau yang banyak dialog ya? 

Saturday, 4 May 2024

Rekomendasi Penulis Jepang Best Seller

 Akhir-akhir ini, buku dari penulis Asia mulai ramai memenuhi rak-rak di toko buku, terutama dari Jepang. Bagi saya pribadi, buku penulis Asia memberikan warna yang berbeda dibandingkan buku lokal atau terjemahan barat. Detail yang berwarna berbeda, latar tempat dan deskripsi yang cenderung tidak terburu-buru, itu beberapa alasan membuat saya menikmati buku-buku fiksi Asia. 

Berikut beberapa rekomendasi penulis Jepang yang bisa kamu nikmati karyanya: 

1. Akiyoshi Rikako

Saya akan memulai dari penulis Jepang favorit saya, yaitu Akiyoshi Rikako. Penulis satu ini memang tidak kaleng-kaleng. Rikako Akiyoshi belajar sastra di Universitas Waseda dan meraih gelar Master di bidang Produksi Film dan TV dari Loyola Marymount University. Karya debutnya, Snow Flower, memenangkan penghargaan sastra Yahoo! JAPAN dan diadaptasi menjadi film pendek. 

Novel-novel Akiyoshi Rikako walaupun genre misteri, tetapi bahasanya selalu terasa ringan dan tidak berat seperti buku misteri pada umumnya. Yang pasti, bikin kita yang baca pengen buru-buru beresin karena penasaran dan berujung dikagetkan oleh plot twist di ujung cerita. Ia juga sering menyelipkan tentang trauma masa lampau, dan juga mengangkat isu-isu keluarga. 

Sudah banyak buku Akiyoshi Rikako yang sudah diterjemahkan oleh penerbit Haru, dan salah satu favorit saya adalah Holy Mother dan Scheduled Suicide Day. 

2. Toshikazu Kawaguchi

Toshikazu Kawaguchi hit best seller dengan series bukunya Funicula Funiculi, tentang sebuah cafe di Jepang yang bisa membuat orang menjelajah waktu, baik masa lalu maupun masa depan. Dengan nuansa Jepang yang kental, buku ini bukan menekankan tentang fantasi menjelasah waktunya. Funiculi Funicula series ini lebih menekankan tentang memaknai kehidupan dan merelakan kematian. Rasa hangat saat menyelesaikan bukunya akan bertahan lama di hati setelah membacanya. Love it! 

Saya pun juga merekomendasikan karya penulis ini untuk bisa dibaca oleh anak yang baru beranjak remaja. Anak saya sendiri yang baru kelas 6 SD juga sangat mengidolakan karya-karya Toshikazu Kawaguchi, sampai tidak sabar menunggu buku ke 4 nya diterjemahkan. Belum lagi versi terjemahan dari GPU covernya super cantik 😍


Naskah buku ini ternyata dimulai dari naskah drama loh. Berasal dari naskah dramanya yang berjudul Before the Coffee Gets Cold yang berhasil memenangkan penghargaan utama di Suginami Drama Festival. Ini adalah debut Toshikazu Kawaguchi  sebagai penulis, dan Before the Coffee Gets Cold telah menjadi buku laris internasional serta diadaptasi ke layar lebar di Jepang.

Toshikazu Kawaguchi sendiri lahir di Osaka, Jepang, tahun 1971. Dia pernah memproduseri, menyutradarai, dan menulis untuk grup teater Sonic Snail. Sebagai penulis naskah, beberapa karyanya adalah COUPLE, Sunset Song, dan Family Time

3. Keigo Higashino

Penulis berikutnya adalah penulis Jepang yang terkenal dengan karya misterinya. Saya sendiri menganggapnya seperti Agatha Christie versi Jepang, karena saking produktifnya dia melahirkan karya-karya. Hehehhe.. Dari berbagai sumber, ini profil singkatnya: 

Keigo Higashino adalah penulis asal Jepang yang terkenal dengan novel-novel misterinya. Lahir pada 4 Februari 1958 di Osaka, Higashino tumbuh di lingkungan kelas pekerja, dan kecintaannya pada cerita misteri dimulai sejak di bangku sekolah menengah. Ia meraih gelar di bidang Teknik Elektro dari Universitas Prefektur Osaka dan sempat bekerja sebagai insinyur sebelum memutuskan menjadi penulis penuh waktu. Karya pertamanya, After School, memenangkan Penghargaan Edogawa Rampo dan mengantarkannya ke dunia sastra. Selama karirnya, Higashino telah menulis banyak novel yang diadaptasi menjadi film dan serial TV, dengan karya terbesarnya The Devotion of Suspect X, yang mendapatkan berbagai penghargaan. Gaya penulisan Higashino sering memadukan elemen ilmiah dan emosi manusia, membuat pembaca terpikat oleh plot yang mengejutkan. Meski jarang tampil di depan publik, karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi sangat populer di Asia, khususnya di Jepang dan Tiongkok.

4. Reiko Hiroshima

Tidak lengkap sepertinya kalau tidak merekomendasikan penulis buku anak 😁Penerbit GPU baru saja menerjemahkan buku series Reiko Hiroshima berjudul Toko Jajanan Ajaib Zenitendo. Menceritakan tentang toko jajanan ajaib yang akan muncul begitu saja untuk orang yang tepat. Jajanannya pun memberikan efek macam-macam yang ajaib. Penuh imajinasi, ringan dan juga sarat pesan moral. Misal tentang anak yang takut air, dia menemukan toko ajaib ini dan diberikan jeli ajaib. Tidak disangka, jeli itu tidak hanya membuatnya tidak takut air, tetapi pelan-pelan berubah menjadi putri duyung. Heheheh... Seruu! 



Sayangknya sulit sekali mencari tentang profile nya Reiko Hiroshima, jadi informasi tentang penulis ini cukup terbatas. Tapi gpp, yang penting karyanya worth to read! 

5. Haruki Murakami

Berikutnya adalah penulis yang dianggap The Guardians sebagai "salah satu novelis terhebat di dunia yang masih hidup". Haruki Murakami adalah salah satu penulis Jepang yang paling memikat dunia dengan novel-novel surealisnya. Di usia 29, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai pengelola bar jazz di Tokyo untuk fokus menulis, dan sejak itu dikenal dengan karya-karyanya yang mengeksplorasi tema keterasingan dengan sentuhan magis. Sejak debutnya pada 1979, Murakami telah meraih berbagai penghargaan, seperti Penghargaan Fantasi Dunia, Franz Kafka, dan Penghargaan Yerusalem. 

Saya merekomendasikan buku Haruki Murakami bagi kamu yang suka sastra dengan banyak pesan tersirat. Saya pirbadi sebenarnya tidak akan memilih buku Haruki Murakami untuk bacaan santai, karena biasanya saya butuh konsentrasi lebih saat membaca dan memahami ceritanya. hehehe... 😅

***

Rekomendasi Penulis Jepang Lainnya

Selain penulis-penulis di atas, saat bertanya ke ChatGPT, saya memperoleh beberapa nama rekomendasi lainnya. Sebagian besar saya belum pernah dengar namanya, tapi siapa tau kamu berminat untuk mencari tau lebih. Hehehe.. Berikut rekomendasi penulis Jepang lain dari ChatGPT: 

Yukio Mishima – Penulis yang dikenal dengan gaya tulisannya yang puitis dan eksplorasi tema-tema seperti kehormatan, kematian, dan identitas nasional Jepang. Novelnya yang terkenal termasuk The Temple of the Golden Pavilion dan Confessions of a Mask.

Banana Yoshimoto – Dikenal dengan gaya tulisannya yang sederhana dan menyentuh, Yoshimoto terkenal lewat novel Kitchen yang membahas kehilangan, keluarga, dan hubungan.

Kazuo Ishiguro – Meski lahir di Jepang, Ishiguro besar dan berkarya di Inggris. Novelnya seperti The Remains of the Day dan Never Let Me Go memenangkan banyak penghargaan, termasuk Nobel Sastra.

Ryūnosuke Akutagawa – Terkenal sebagai "Bapak Cerpen Jepang," Akutagawa menulis cerita-cerita yang menggabungkan budaya tradisional Jepang dengan modernisme Barat. Salah satu karya terkenalnya adalah Rashomon

Natsume Sōseki – Dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dalam sejarah sastra Jepang, karyanya seperti Kokoro dan I Am a Cat banyak membahas psikologi manusia dan konflik budaya modern vs tradisional.

Kenzaburō Ōe – Pemenang Nobel Sastra 1994, karya-karyanya berfokus pada trauma perang, filosofi, dan hubungan manusia. A Personal Matter adalah salah satu novelnya yang paling dikenal.

Yoko Ogawa – Dikenal dengan cerita-cerita gelap dan elegan, karya terkenalnya The Housekeeper and the Professor mengeksplorasi hubungan unik antara karakter dan konsep matematika.

***

Share juga dong penulis Jepang atau Asia favorit kamu di kolom komen... 😁