Sunday, 18 October 2020

Save The Cat! Rahasia Menulis Novel seperti Penulis Terkenal (Part 3)

Halo semuanya! Apa kabar? 

Seperti teman-teman sudah tau (atau baru tau? 😆), blog saya ini berisi hal-hal tentang buku, dan berbagi hal tentang kepenulisan. Kali ini saya tidak akan membahas review novel, tetapi membahas bagaimana cara membuat novel itu sendiri. 

Membaca banyak buku selalu membuat saya penasaran ingin menulis cerita juga. Saya tidak tahu pasti dengan orang lain, saya sendiri sering sekali ingin membuat kisah yang bisa dinikmati orang-orang dan bahkan mejeng di toko-toko buku besar. Tapi sayangnya saya sering kali bingung bagaimana memulai menulis cerita. Sering kali saat muncul ide berputar-puutar di kelapa saya, tapi saya kesulitan memulai mengetikkan kisah dari mana. Atau kalau pun sudah berhasil memulainya, saya kesulitan membuat konflik yang membuat cerita tetap menarik.
 
Makanya saya senang sekali saat menemukan cara menulis novel dari Jessica Brody dengan prinsip Save The Cat! Metode cara menulis novel ini banyak ditemukan di buku-buku best seller, jadi memang ilmunya luar biasa menurut saya. 

Saya sudah menuliskan dua postingan sebelum ini tentang metode Save The Cat!, tapi ternyata saya belum menjelaskan kenapa metode ini dinamakan begitu. Thanks to Hicha yang sempat nanya di komen sebelumnya 😆 Mengapa disebut dengan metode 'Save the Cat!'? Karena dianalogikan tokoh utama yang ditulis pada sebuah novel (yang berikutnya akan kita beri sebutan Hero) adalah seekor kucing yang sedang dicoba untuk diselamatkan dan seekor kucing itu biasanya kan cukup imut sehingga membuat orang penasaran dan ingin mengetahui apa yang terjadi dengan kucing itu.

cara menulis novel

Pada postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan bagaimana cara memulai menulis novel (sampai 20% bagian awal novel) menggunakan metode Save the Cat! Cerita dimulai dengan opening image sang Hero dengan semua flaw (kekurangan) yang dimilikinya. Kemudian mulailah menjelaskan tentang dunia sang Hero, misalnya dimana sang Hero tinggal dan dengan siapa dia tinggal. Berikutnya kisah dilanjutkan dengan memberikan katalis pada hidup sang Hero. Katalis harus cukup besar sampai membuat hidup Hero jungkir balik. Katalis ini jugalah yang menjadikan alasan orang penasaran dan memutuskan membaca cerita kita. 

Jangan lupa baca bahasan Act 1 di 
Save The Cat! Cara Jitu Menulis Novel (Part 2) 

Menurut Jessica, inti sebuah novel itu sebenarnya bukanlah pertempuran epik atau keajaiban luar biasa yang terjadi pada tokohnya, tapi inti sebuh novel adalah apa yang terjadi dengan Hero (tokoh utama pada buku). Agar tidak membosankan, maka sang Hero harus bertrasformasi menjadi lebih baik. Hero should learn the theme, from what they want to become what they need. 

Jadi sebelum mulai menulis, kamu harus memikirkan dulu, tema apa yang akan kamu usung pada novelmu? Beberapa contoh tema misalnya : 
  • Transformasi Katniss yang sebelumnya hanya ingin menyelamatkan adiknya agar tidak perlu ikut Hunger games, menjadi Katniss yang membangun pemberontakan di Capitol
  • Transformasi Harry Potter yang awalnya hanya menikmati semua kemewahan yang dia miliki di Hogwarts menjadi harus berjuang melawan Voldemort. 
Baca lagi postingan sebelumya buat lebih paham tentang Hero Want dan Hero Need ini yaa..

Setelah menyelesaikan Act 1 kamu akan sampai ke 20% bagian awal novel, maka saatnya melanjutkan dengan menulis Act 2.  Kalau Act 1 adalah status quo maka Act 2 adalah upside down world sehingga bagian ini harus jauh berbeda dari Act 1. Kalau tidak banyak berbeda atau bahkan sama saja, itu artinya katalis kamu kurang kuat dan tentu saja cerita akan terasa membosankan. 

Sekarang mari kita bahas masing-masing langkah pada Act 2: 

6. Break into two

Single scene, 20%
Setelah terjadi katalis pada Act 1, Sekarang saatnya terjadi perubahan pada Hero dan kehidupannya. Pada bagian ini Hero akan mencoba memperbaiki kehidupannya dengan salah atau fixing things in the wrong way. Sang Hero akan bertindak sesuai dengan kemauannya (want) bukan melakukan sesuatu karena seharusnya (need)

7. B story

Single scene, 22%
Pada bagian ini akan ada pemeran pembantu yang membantu Hero learn the theme. Pemeran pembantu ini bisa teman, kekasih atau bahkan mungkin musuhnya. Dari pemeran pembantu atau B Story ini lah Hero belajar banyak hal. Pemeran pembantu ini tidak hanya satu, bisa juga mungkin dua atau beberapa. Tapi ingat kalau kamu memutuskan B story terdiri dari beberapa orang, pastikan masing-masing orang memberikan pesan kepada Hero dalam learn the theme dengan cara yang berbeda. Contoh paling mudah, ada 2 orang peran pembantu dalam Harry Potter, siapa lagi kalau bukan Hermione dan Ron. 


B Story dapat saat Hero bersama teman satu gengnya

8. Fun & Games

Multi scene, 20%-50%
Saatnya masuk ke bagian yang menurut saya paling menarik dari sebuah novel yaitu fun and games. Pada bagian ini Hero akan melewati kisah panjang sampai mencakup 30% dari novel. Pada bagian ini penulis harus bisa memberikan sesuatu yang menarik dan fun untuk pembaca. Fun untuk pembaca ya, buka berarti fun untuk Hero. karena pada bagian ini, Hero bisa jadi sangat-sangat senang atau malah sangat-sangat menderita. 
Jadi ada dua jenis fun and games yang bisa dipilih oleh penulis yaitu upward (saat Hero sangat menikamti hidupunya) dan downward (saat Hero begitu menderita). Pada bagian ini jangan tanggung-tanggung, misalnya kamu menulis kisah romance dan memilih upward di Fun & Games, maka kamu harus membuat Hero berbunga-bunga sampai membuat pembaca meleleh. 


Buatlah cerita semanis mungkin di Fun & Games tipe upward

9. Mid Poin

Single scene, 50%
Ingatlah, sedapat mungkin jangan menyajikan kisah yang datar agar pembaca tidak bosan, jadi saatnya memberikan katalis kembali di kisah sang Hero. Mid Poin adalah katalis lain yang dibutuhkan pada sebuah novel agar cerita tidak terasa flat atau datar. 
Mid Poin adalah saat fun and games berubah 180°. Kalau kamu memilih fun and games tipe upward maka pada Mid Point ini adalah titik balik sesuatu terjadi sehingga cerita menjadi dan downward. Kalau awalnya Hero kamu berbunga-bunga, maka saatnya membuat sesuatu terjadi sampai ia menharu biru. 
Persis sebelum Mid Poin, sang Hero akan mengalami sesuatu yang dinamakan alarm yang salah. Saat Hero mengira ia bahagia dengan kesengannya, eh ternyata bukan (false victory). Atau saat Hero merasa ia sudah tidak ada harapan di Hunger Games, eh ternyata ada perubahan perturan di permainan (false defeat). Setelah itu, keadaan akan berbalik 180°. Hal ini berfungsi agar pembaca tidak gampang menebak cerita kita. 😁

10. Bad Guys Close In

Multi scene, 50%-75%
Setelah Mid Poin, kedaan berbalik arah menjadi Bad Guys Close in. Bagian ini adaah kebalikan dengan apa yang terjadi dari Fun dan games.

11. All is lost

Single scene, 75%
Seperti yang dijelaskan di awal, tujuan sebuah novel yang baik adalah saat Hero learn the theme. Setelah jungkir balik di Act 1 dan Act 2, ternyata ia bukannya learn the theme, tapi malah lebih parah dari saat ia mulai di awal. Jadi pada tahap ini adalah saat Hero berada pada titik terlemah. Kalau di kisah romance mungkin saat ia ditinggal atau dikhianati kekasihnya, kalau di kisah thriller mungkin saat penjahatnya sudah nyaris sekali menang, dst. 


Hero mencapai titk terendah

12. Dark Night of the Soul 

Multi scene, 75%- 80%
Saatnya Hero meratapi nasibnya, dan akhirnya ia mulai menyadari sesuatu, the need. Akhirnya ia menyadari, dia tidak bisa melakukan yang dia inginkan terus-terusan (want), tetapi ia harusnya bersikap dengan benar (need).


Kita tutup Act 2 dengan kondisi Hero meratapi nasibnya


Akhirnyaaa, kalau mempraktekkan cara menulis novel dengan Save The Cats! yang saya jelaskan pada psotingan ini, kamu sudah sampai ke 80% bagian novel. Wuaaa, tinggal sedikit lagi sebelum kamu berhasil menyelesaikan sebuat cerita dengan plot yang luar biasa.

Gimana? Ada yang berniat mencoba? Saya pribadi waktu mendapatkan ilmu ini, langsung mencoba memasukkan sebuah ide yang ada di kepala saya ke masing-masing langkah ini. Saya sampai terpana sendiri, yaampun saya sampai menyelesaiakan kerangka sebuah cerita yang sudah lama ingin saya buat tapi bingung menyajikan kofliknya seperti apa. Saya langsung semangat lagi menulis, dan doakan saya bisa menyelesaikan draft cerita ini sebelum tahun ini berakhir yaa. Tidak mau kalah ah dengan Titha, saya juga mau berkarya selama pandemi ini. Hehehe..


Dengan membaca postingan ini, kira-kira bisa memberikan kamu bayangan ga buat tahapan menulis novel? Kalau ada yang kurang jelas, share aja di komen ya, nanti saya akan jelasin barengan di postingan Act 3, tahap terakhir dalam menulis novel dengan metode Save The Cat!

Sumber gambar : 
Gambar kucing dari freepik, edited by me in Canva
Gif kucing dari giphy.com

19 comments:

  1. Menarik nih ulasan tentang Save The Cat nya mbak Theesa..😊😊 Numpang baca dari awal yaa..😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah terima kasih Mas Satria, semoga bermanfaat ya Mas 😊😊 Nanti nantikan bagian terakhirnya tayang minggu depan yaa 😁

      Delete
    2. Ok ditunggu ulasan terakhir minggu depan.👍👍

      Delete
  2. Kucingnyaaaa gemesinnnnn hahahahaha.

    Btw saya bookmark aja deh, dulu cita-cita saya dong mau nulis novel, tapi sayangnya imajinasi saya rasanya semakin sulit keluar.
    Lebih suka menulis hal-hal yang basic on true story, biar kata mungkin di edit-edit kisahnya hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kucingnya memang gemesiiin yaaa 😍😍

      Wah kalau gt bikin novel based on true story kalau gitu Mba rey. Pasti cakeep.. 😍

      Delete
    2. masih kudu banyak-banyak belajar ama mama cantik ini sayah, kali aja ilmunya kecipratan ke saya, tapi memang langkah awal, saya kudu berani membaca novel lagi ya.
      Udah lama banget saya nggak baca novel, saya kangen dong masa-masa bisa membaca dengan bahagia :D

      Delete
    3. wuaa dibilang cantik ku kan jadi maluuuu >.< hahahha
      Saya juga baru belajar Mba Rey, baru mencoba mengerti teorinya. Prakteknya mah juga belum. Hahahha.. Yang penting taro blog dulu siapa tau bisa bermanfaat buat yang lain juga kan..
      Makin ke sini memang waktu buat baca jadi susah ya Mba rey. Apalagi si adik masih proses Toilet Training kan. Semangaat!

      Delete
  3. Aku menunggu novel terbarumu mba :D. Ga sabar mau bacaaaa ^o^

    Dulu sempet pengen jd penulis, tp ntahlah, makin kesini makin ga fokus kesana :p. Membaca aku seneng, tp kalo disuruh menuliskan cerita sendiri, ntr dulu... Tp step2 di atas sangat membantu memang gimana cara membuat alur cerita yg bagus .

    Dan kucing nyaaaaa bikin aku ga fokuuusss hahahahah. Lucuuuk bangetttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaampun Mba Faan, your words really mean a lot to me 😍😍 Bikin aku semangat buat nulisnya. Hehehe..

      Wah lebih senang membaca dr pd nulis ya Mbaa. Sama traveling pastinya yaa. Hehehhe..

      Gemees yaa, makanya aku taro di post soalnya aku sendiri gemes juga liat gif kucing2 gt 😂😍

      Delete
  4. malah salfok sama kucingnya :D

    Udah baca dari part 1, tinggal nunggu kelanjutannya dan mudah-mudahan ada keinginan untuk menulis novel lagi, hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kucing-kucing gemees yaa 😂

      Wuaa asiik udah baca dr Part 1, makasi ya Mba 😊 Ayo Mba mulai nulis, mulai bikin kerangka nya aja dulu untuk masing2 langkah.. Semangaat! 😁

      Delete
  5. Halo Kak salam kenal, Aku juga nulis novel di platform loh tapi bkn di platform oren tapi platform biru soalnya susah gaet pembaca di platform oren, hehehe... tapi lagi stuck bgt nih. Seneng bgt ada tips2 dari Kakak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Kak Lilian, salam kenaln😊
      Wah hebat kak udah produktif menulis. Semangat yaa kak. Semoga bermanfaat yaa postingan ini 😉

      Delete
  6. akhirnya terjawab sudah mengapa judul artikel kemarin2 save the cat :D
    Ternyata proses penyusunan sebuah novel lumayan panjang juga yaa mbak. Itu masih awal, belum masuk ke bagian-bagian teknisnya :D

    ayo mbak, semangat untuk bikin novel baru :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya Mas Rivai, my bad, udah posting 2 post sebelumya tp ga ngejelasin maksud namanya 🤣

      Iya bangeet mas, ini baru bahas plot dan jalan cerita. Abis itu banyak lg hal teknis sperti gimana membuat kalimat yg baik dan efektif, tanda baca, editing dll 😆

      Bismillah terima kasih ya mas, semoga bukan semangat2 di awal doank nih aku bikin novelnya. Hahhaha 😁

      Delete
  7. Halo ka. Aku dita. Suka baca blognya ka thessa. Kalimatnya lucu. Apalagi kucingnya.

    Mau tanya dong ka, yang stated theme apa harus ada di setiap novel? Contohnya seperti apa ya?

    Makacciihh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, makasi ya Dita. Semoga bermanfaat yaaa 😍😍

      Stated theme itu harus ada di setiap cerita. Tp bisa disajikan gamblang, bisa juga tersirat. Misal klo di film Joker, theme statednya itu saat Joker pengen jd orang yg 'terlihat' dan terkenal. Klo di Harry Potter, saat dikasi tau klo dia adalah haraoan orng2 di dunia sihir buat ngalahin Voldemolt. Atau klo di Hunger Games itu saat orng bilang Katniss itu Mockingjay mereka buat ngalahin Capitol. Jadi theme itu yg ngegerakin cerita untuk tujuan besarnya. Kebayang ga? 😊

      Delete
  8. Wah thank a lot fyi Mbak. Blognya menginspirasi banget ih, jadi pengen hehe. Sehat bahagia selalu, GBU :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sama2 Kak. Semoga bermanfaat yaa 😊 Semangat terus nulisnya yaa..

      Delete