Halo semuanyaa!
Saat saya mulai kuliah lagi, banyak yang nanya ke saya, kuliah MBA itu belajar apa aja sih? Master Business Adminsitration atau disingkat MBA itu salah satu program pasca sarjana yang mempelajari tentang adminstrasi bisnis. Biar bisa paham bagaimana sebuah bisnis bisa berjalan, mata kuliah MBA itu mempelajari hal-hal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis, mulai dari keuangan perusahaan, ekonomi bisnis, marketing, strategi bisnis, gimana ngatur orang-orang dalam bisnis, operasional perusahaan sampai dengan etika dalam berbisnis.
Masih penasaran? Pada kesempatan ini saya akan kasih rekomendasi buku-buku yang cukup ringan buat kamu yang ingin memperoleh ilmu dari MBA, tanpa perlu repot-repot kuliah bertahun-tahun.
1. The Visual MBA by Jason Barron
Buku pertama yang saya rekomendasikan adalah The Visual MBA karya Jason Barron. Jason Baron sendiri adalah seorang designer lulusan BYU Marriott School of Business, dan menuliskan semua ilmu yang diperolehnya ke dalam sebuah buku. Tulisan di cover buku ini cukup menjanjikan, kaya gini:
A Quick Guide to Everything You'll Learn in Two Years of Business School, learn an entire MBA Course without spending thousands and waving goodbye to two years of your life.
Singkatnya nih, dari para repot-repot kuliah dan bayar mahal-mahal, mending baca buku ini aja 😂
Poin-poin bahasan di buku ini cukup lengkap, mulai dari keuangan, marketing sampe bisnis etik juga ada. Full illustrated, jadi cocok banget buat kamu yang visual. Tapi masalahnya, pembahasannya itu bener-bener kulitnya aja. Kayak semacam poin-poin peting catatan kuliah, jadi kalau kamu ga ikut kuliahnya, ya akan susah juga nyambungin bacaan di buku ini.
Tapi buat kamu yang penasaran kuliah MBA seperti apa, buku ini cukup banget untuk memberikan gambaran. Tapi untuk menggantikan kuliah, hmm, menurut saya, klaim di covernya agak overclaim yaa. Hehehe..
2. Marketing 5.0 by Hermawan Kertajaya
Sebuah bisnis tidak lepas dari yang namanya marketing atau pemasaran. Sebagus apapun sebuat produk, tetapi kalau tidak dipasarkan, maka tidak akan memberikan keuntungan apa-apa bagi perusahaan. Buat yang sudah mendalami ilmu ini, mungkin sudah tau bahwa kiblat buku-buku marketing adalah buku dari Philip Kotler. Namun, buku yang saya rekomendasikan kali ini adalah buku yang lebih ringan, sehingga bisa dibaca tanpa merasa sedang membaca diktat kuliah. 😆 Ini adalah buku karya salah satu murid dari Philip Kotler, karya penulis lokal yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia yaitu Hermawan Kertajaya. Ia bahkan dikenal sebagai bapak marketing Indonesia. Marketing 5.0 Technology for Humanity yang ditulis bersama-sama oleh Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Iwan Setiawan
Buku Marketing 5.0 ini adalah buku ketiga dari series ini. Buku pertama, Marketing 3.0, From Product to Customers to the Human Spirit (2010) lebih fokus menceritakan bagaimana marketing itu harus lebih fokus kepada pelanggan, bukan fokus pada produk semata. Sedangkan buku kedua, Marketing 4.0, Moving fromTraditional to Digital (2017) menceritakan bagaimana teknologi digital banyak mempengaruhi cara marketing yang sudah ada. Buku Marketing 5.0 ini lebih menarik lagi, karena juga mengupas tentang bagimana sekarang big data berperan penting untuk marketing, termasuk juga artificial intelegent.
Buat saya, buku ini sangat menarik 😍. Dan saya merekomendasikan buku ini buat kamu yang haus dengan update terkini, bagaimana perilaku manusia berubah sejalan dengan teknologi yang terus berkembang.
3. Warren Buffet and the Interpretation of Financial Statement by Mary Buffett & David Clark
Setelah kita tahu tentang marketing, ada hal penting lagi yang kita perlu pahami dalam menjalankan bisnis, yaitu angka-angka perusahaan. Seorang pebisnis harus paham membaca keuangan perusahaan. Apakah perusahaan membuku cukup laba? Apakah hutang perusahaan terlalu besar? Apakah perputaran uang perusahaan cukup baik? dan berbagai pemahaman angka-anka lainnya.
Bukan berarti seorang pebisnis harus jadi akuntan lengkap dengan sertifikasinya 😆, tetapi tetap saja mereka harus paham angka-angka perusahaan.
Jadi buku berikutanya yang saya rekomendasikan adalah tentang salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett. Buku ini berjudul Warren Buffet and the Interpretation of Financial Statement by Mary Buffett & David Clark. Buku ini ditulis oleh menantu Warren Buffet sendiri, berdasarkan ilmu yang diperolehnya dari bapak mertuanya itu. Warren Buffet dikenal dengan prinsipnya sebagai value invetor, bagaimana ia bisa membaca kondisi perusahaan dan menginvestasikan dana dengan tepat ke perusahaan-perusahaan tersebut.
Saking luar biasanya ilmu yang dimilikinya, sampai ada yang rela membayar sampai USD19Juta (setara Rp 65 Miliar 😆) untuk bisa makan malam dengannya loh. Wuaaa, sehebat ituuu yaaa 🤣
Kembali ke buku ini, berisi tentang prinsi Warren Buffet, kemudia penjelasan tentang laporan keuangan. Mulai dari penjelasan income statement (laporan laba rugi) dan balance sheet (neraca) dijelaskan dengan ringan. Masing-masing pos dijelaskan dengan contoh simple yang mudah dimengerti. Tidak perlu memiliki basic akuntan untuk memahami penjelasannya.
Selain merekomendasikan buku ini untuk yang penasaran tentang MBA, saya juga sangat merekomendasikan buku ini buat kamu yang mau serius untuk investasi di saham. Karena Warren Buffet mendapatkan keuntangan dengan memahami keuangan perusahaan sebelum membeli sahamnya. Nah, kamu juga bisa melakukan hal yang sama di pasar saham. pahami fundamental perusahaan dengan membaca buku ini, sebelum memutuskan membeli sahamnya.
4. Ekonomi Indonesia dalam Lintas Sejarah by Prof Dr Boediono
Salah satu mata kuliah di MBA adalah Business Economics, yang mempelajari kondisi mikro dan makro ekonomi. Kenapa pebisnis perlu paham tentang ini? Karena hal-hal eksternal seperti kondisi makro ini akan sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis. Contoh simpelnya, kalau Rupiah tiba-tiba melemah terhadap USD, pasti akan sangat mempengaruhi perusahaan yang pemasukannya dalam USD. Atau seperti sekarang, saat The FED tiba-tiba menaikkan suku bunga, bisa jadi aja suku bunga bank atas pinjaman yang diperoleh pengusaha jadi naik, kan. Bunga bank naik, artinya biaya perusahaan juga naik. Itu beberapa contoh simpel..
Kalau kamu pengen tau salah satu dampak terhadap ekonomi makro, saya merekomendasikan buku menarik karya mantan wapres, mentri keuangan dan gubernur BI, the one and only Prof Dr Boediono yang berjudul Ekonomi Indonesia dalam Lintas Sejarah.
Kalau kata Najwa Shihab, 'buku ini Referensi penting bagi setiap orang yang ingin memahami perjalanan perekonomian bangsa. Tajam karena didasari pengalaman konkret merencanakan dan mengelola negara'
Pada buku ini, secara bertahap Boediono menceritakan ekonomi Indonesia dari masa ke masa. Sejak jaman VOC, depresi saat perang, masa-masa setelah kemerdekaan mulai dari hiperinflasi (ingat dengan istilah gunting Syafruddin, saat Rupiah tiba-tiba menurun drastis nilainya?), masa stabilitas ekonomi di orde lama, masa-masa kejayaan minyak, sampai krisis keuangan di 1998 dan era globalisasi. Sumpah ya, menurut saya ini buku keren banget sih buat membuka mata kita tentang betapa makro ekonomi itu sangat berpengaruh pada iklim usaha 😍. Beda memang ya kalau yang nulis udah expert. Hehehe..
Jadi penasaran, bu Sri Mulyani ga nerbitin buku juga apa yaa.. Saya selalu mengagumi soalnya kalau dengerin dia kalau udah bicara ekonomi makro di Indonesia 😁.
5. Zero to One by Peter Khiel
Buku berikutnya yang saya rekomendasikan adalah buku Zero to One yang ditulis oleh Peter Thiel, salah satu founder dari Paypal dan salah satu investor luar pertama Facebook. Buku ini menjelaskan bagaimana Peter Thiel menilai sebuah perusahaan Start up, dengan pengalamannya sekian lama sebagai investor start up.
Beberapa tahun belakangan ini memang menjamur banget perusahaan start up, dan istilah sekarang yang orang-orang bilang 'bakar duit'. Jadi, seorang investor sejati harus mengerti bagaimana perusahaan dijalankan agar bisa suistain dalam jangka panjang. Ga cuma sekedar bakar duit..
Yang menarik dari buku ini, tidak hanya tentang start up yang dibahas, tetapi buku ini juga sebenarnya secara tidak langsung menceritakan bagaimana aplikasi dari ilmu yang diperoleh di MBA program. Cara Peter Thiel menilai perusahaan, persis seperti masing-masing mata kuliah yang saya pelajari di MBA.
Contohnya untuk bidang marketing, tentang bagaimana perusahaan star up harus bisa menciptakan sesuatu yang beda agar berhasil menjual produk mereka. Di sini dia memberikan contoh dengan Elon Musk, dan menjelaskan bahwa ia adalah seorang marketer sejati. Termasuk tentang bagaimana perusahaan start up mengelola karyawannya, ini nyambung sama mata kuliah tentang People in organization, dan banyak hal aplikasi MBA lainnya.
Jadi saya sangat merekomendasikan buat kamu membaca buku Zero to One, Membangun Starup Membangun Masa Depan karya Peter Thiel ini
6. The Toyota Way by Jeffrey K Liker
Buku berikutnya yang saya rekomendasikan terkait tentang management dan operisonal sebuah perusahaan, yaitu buku The Toyota Way: 14 Managemnet Priciples From the World's Greatest Manufacturer by Jeffrey K Liker. Jujur saja, saya belum beres baca buku yang satu ini, karena sebenernya agak berat buat saya 😅. Apalagi di pekerjaan, saya belum pernah di posisi operasional, dan bukan di perusahaan manfaktur seperti Toyota.
Yang menarik dari Toyota adalah praktek lean production yang dikembangkan mereka, dan kemudian akhirnya digunakan juga di berbagai manufaktur di dunia. Sekeren itu memang prinsip yang diterapkannya sampai menjadi kiblat manufaktur dari seluruh dunia. Dengan efisiensi dan produtifitas Jepang, lean production sendiri mampu memberikan profit yang lebih besar bagi perusahaan dengan mengefisienskan sistem produksi.
Pada buku ini dijelaskan bagaimanan Toyoda dan Toyoda Family di belakangnya bisa menjadi world best manufacturer, dan bagiamana mereka mempraktekan elemating waste agar tercipta lean productin. Jadi, buat kamu yang berkarir di production atau manufaktur, buku ini sangat saya rekomendasikan menjadi bahan bacaan kamu.
👩🎓👩🎓👩🎓
Demikian rekomendasi beberapa buku yang bisa kamu baca. Panjang juga ternyataaaa 😂. Lama tak posting, akhirnya saya berhasil juga ngelarin tulisan lagi buat blog ini. Lumayan lah biar ga terlalu berdebu banget ini blog. Hehehhe..
Apakah dengan membaca semua buku-buku yang ada, kuliah MBA sudah tidak perlu lagi?
Sebenarnya balik lagi k pribadi masing-masing yaa. Beberapa riset membuktikan orang yang memiliki gelar MBA bisa memiliki peluang karir dan gaji yang lebih bagus. Jadi, tidak dipungkiri , gelar itu sendiri juga tentu saja perlu. Selain itu, yang saya sukai dari kelas MBA adalah iklim diksusi yang hidup, dan berujung membuka wawasan kita. Setiap mata kuliah kita selalu diberikan berbagai business case yang perlu didiskusikan, dipresentasikan dan dibahas bersama. Karena kebetulan saya ikut kelas eksekuitf, saya sekelas dengan karyawan dan petinggi dari berbagai perusahaan. Apalagi saya selalu senang saat memperoleh kenalan-kelnalan baru 😁. Bahkan di kelas saya ada yang dokter juga saking beragamnya! Selain itu, diskusi dengan berbagai insight dari berbagai industri sungguh membuka mata saya tentang berbagai hal di dunia luar, dan itu buat saya pribadi sangat menyenangkan!
Jadi, terlepas dari tugas dan jadwal kuliah yang membuat saya sekarang nyaris tidak memiliki waktu isitrahat yang cukup, saya tetap sangat menikmati waktu kuliah ini 😍. Demi bisa pake toga tahun depan, guys. Doakan, yaaa! Dan saran saya, buat kamu yang memang diberikan cukup enegi dan meteri buat kuliah lagi, mungkin bisa mempertimbangkan untuk kuliah lagi. Bener deh, ga ada ruginya. Dari pada nanti-nanti ketika sudah makin berumur, pasti energi dan daya serap juga bisa berkurang kan 😆. Jadi mending dari sekarang-sekarang, siapa tau kamu bahkan tertarik mengambil MBA. Hehehe..
Oke guys, sampe di sini dulu tulisannya. Oiya, maapkan kalau saya nanti2 kembali jarang update blog lagi, karena itu berarti tugas kuliah saya lagi banyak 🤣.
Mba thessss, rekomendasi bukunya bagus2 iiih. Cuma nomor 5 yg aku ga terlalu interest, tapi yang lainnya jadi pengen cari. Buku2 daging begini mah aku bakal cari fisiknya drpd ebook. Soalnya kadang hrs baca dengan pelan dan dipikirin banget.
ReplyDeleteAku agak nyesel pas tamat S1 ga langsung ambil S2, kayak suami. Tapi Krn waktu itu LGS keterima kerja, dan aku tipe yg ga bisa fokus Ama 2 kerjaan, jadi LBH milih kerja ketimbang ambil S2. Suami yg ambil kelas malam sekalian kerja di UGM yg Jakarta. Ga bisa aku begitu, salah satunya pasti keteteran.
Salut makanya bagi yg bisa kuliah sambil kerja gitu mba. Krn pasti ga gampang ngatur waktu antara belajar dan kerja nya. Yg pasti butuh stamina juga 😄👍
Sama mbaa fan, aku pun baca buku2 ini pelan2. Biar bisa lebih menyerap k sanubari. Tp yg Toyota aku nyerah deh, pesimis bisa beresin bukunya. hahahha..
DeleteKlo keteteran pasti sih mba, kadang tugas kuliah ga maskimal krna udah kebru janji sama anak2, atau tiba2 ada acara kantor. huhu. Tp klo kata suami ku, mumpung energinya masih cukup buat sekolah lg. Ntr klo makin berumur khawatirnya energinya juga ga kaya sekarang kan. Bener kata Mba Fanny, butuh stamina juga. Doakan bisa lancar sampe selesai ya mbaaa ^^