Tuesday, 23 October 2018

Review Marriage Deal by Marisa Umami


Hari ke-2 Blog Tour novel Kak Marisa Umami kali ini kita akan kupas tuntas tentang novel Marriage Deal..

Dimulai dari kesan pertama dulu, pas liat cover bukunya, saya sempat menduga ini genrenya dewasa yang mirip-mirip novel-novel  harlequin gitu, jadi saya tidak mengharapkan cerita yang manis sebenarnya. Waktu mulai baca, baru ngeh ternyata  saya salah dugaan, buku ini sebenarnya bisa dibilang sejenis Metropop dibandingkan harlequin. hahaha..

 
Lian, seorang dokter umum -yang karena sesuatu dengan masa lalunya- sangat ingin menjadi Dokter Spesialis Bedah Jantung. Dua kali gagal pada tes untuk mendapatkan beasiswa,  Lian akhirnya mencari cara untuk dapat membiayai sekolahnya, yaitu mengajukan untuk dibiayai Papanya. Papa Lian menyetujui membiayai sekolah Lian, dengan satu syarat "Lian harus menikah dengan pria pilihan papanya".
Nasib akhirnya mempertemukan Lian dengan Agam, pria ganteng mirip Chris Evans pilihan orang tuanya. Agam yang tidak tahu menahu tentang rencana Lian, setuju dijodohkan dengan Lian untuk memenuhi permintaan dan membahagiakan orang tuanya. Sedari awal, sejak pertemuan pertama mereka, Lian sudah mengatakan kepada Agam kalau dia ingin mengajukan cerai tidak lama setelah menikah, sebuah marriage deal sebelum mereka menikah. Tapi kalau ketemu Agam yang kaya gini emank yakin bakal minta cerai?

Agam, laki-laki ganteng tapi tidak pandai apabila berurusan dengan wanita. Jadi jangan salahkan kalau dia tidak punya pacar. Awal-awal pernikahannya, Agam paling keras menolak setiap Lian mengajukan cerai, sikapnya kepedean minta ampun, selalu memberikan jawaban eksplisit seolah-olah dia mencaintai Lian. Kok bisa udah suka aja? Padahal kan mereka baru ketemu beberapa kali sebelum menikah. Penasaran kan..


Petualangan hari-hari awal pernikahan mereka sebenarnya kalau saya boleh menggambarkan, lebih mirip orang yang baru nge kos bareng, satu kamar atas satu kamar bawah, sibuk dengan kegiatan masing-masing, Lian dengan praktek dokternya dan persiapan tes sekolah spesialis, Agam dengan pekerjaannya sebagai kontraktor. Tapi pelan-pelan hidup mereka yang bersinggungan membuat mereka lebih mengenal satu sama lain.

"Coba berpikir sederhana saja. Aku mau kamu. Kalau bisa selamanya. Titik" kata Agam
"Kami bisa bilang kalau kamu mau aku sekarang. Tapi belum tentu besok dan hari-hari sesudahnya"
"Apa bedanya dengan cinta? Cinta sekarang belum tentu besok masih cinta. Lagi pula, kalau mengikuti definisi cinta yang kamu sebut tadi, bagaimana kita bisa tahu kalau kita tidak punya keinginan untuk memulai?
Itu sekelumit percakapan Agam dan Lian. Saya suka walaupun sebenarnya mereka baru kenal, mereka sangat terbuka membahas apa yang di hati mereka, gamblang dan terang-terangan, tidak pake kode-kode an.

Novel ini diceritakan dengan sudut pandang Lian sebagai orang pertama. Perlahan kita dibawa menyelami perasaan Lian sebenarnya. Pernahkah kalian memiliki cita-cita dari kecil yang sangat ingin kalian wujudkan? Begitulah keingin Lian untuk menjadi dokter spesialis jantung, sampai dia rela melakukan apapun untuk mewujudkannya.
"Yah, kurasa aku harus bangga karena pernikahanku menyenangkan banyak orang, kan?" kecuali aku.
Karena sudut pandang orang pertama, saya hanya mengenal Agam dari pandangan Lian, padahal yaa, I'm craving mooooreeee about Agam. hahaha..  Konflik pada cerita juga tidak banyak, jadi nyaris tidak ada klimaks yang tidak terduga, membuat tengah-tengah cerita sempat berasa agak datar.


Tapi karena penulis bercerita dengan mengalir dan rapi, saya tetap menikmati bukunya sampai selesai. So, what I think about the book? I like it in my heart, from the aorta to the apex 😁 (udah kaya dokter bedah jantung belum ngomongnya? Hahaha)

Sebagai penutup, saya mau setor photo challage yang diadakan Twigora.. Tadaaa, ini dia foto saya, judulnya "Pusyiingg palaa Barbie karena harus belajar buat ujian tapi suami ganteng bikin cobaan terus" 🤣🤣



BLURB
ADA YANG JAUH LEBIH BURUK DARI PERNIKAHAN TANPA CINTA...
PERNIKAHAN DENGAN CINTA, TAPI BERTEPUK SEBELAH TANGAN.
Lian merencanakan segalanya sedari awal: sepakat untuk menikah, lamaran, menikah, lalu... bercerai.
Beruntung sekali dia dipertemukan dengan Agam, yang tak keberatan diikutkan dalam rencana absurd itu.
Menjadi istri Agam berarti dia harus menjalahi kehidupan pernikahan mereka untuk beberapa waktu lamanya. Laki-laki itu menghayati perannya sebagai seorang suami, juga sahabat baru bagi Lian. Kebersamaan mereka lama-lama membangkitkan sesuatu yang tak pernah dia rencanakan: jatuh cinta pada arsitek tampan itu.
Meskipun berat, Lian sulit menyangkal perasaan barunya. Tapi ketika dia bermaksud mengusulkan untuk memperpanjang umur pernikahan mereka, Agam malah memintanya bercerai. Harusnya Lian tak keberatan, ini memang rencana mereka semula. Lalu kenapa air matanya tak berhenti keluar? Bagaimana mungkin Lian merasa kehilangan seseorang yang tak pernah benar-benar jadi miliknya? 

Judul : Marriage Deal
Penulis : Marisa Umami
Editor : Yuliono
Penerbit : Roro Raya Sejahtra (Imprint Twigora)
276 halaman
ISBN : 978-602-5903-00-7


7 comments:

  1. "Coba berpikir sederhana saja. Aku mau kamu. Kalau bisa selamanya. Titik"
    Duh, Bang Agam. Maafkan recehku yang baca kalimatmu ini langsung pengen jadi Lian ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yakan yakaaann, Agam nya bikin gemes kan 😁

      Delete
  2. Wah jadi begitu yaa sebelum mereka menikah, mereka bikin kesepakatan dulu kak, bahwa abis menikah mereka langsung bercerai tidak lama setelah menikah? makanya judulnya Marriage Deal? *sok tahu banget aku😂
    .
    Ceritanya kayaknya seru yaa kak, benci jadi cinta gitu kan? mereka sama" sibuk gitu, atsitek sama dokter tapi cocok kok yaa, aku jadi makin penasaran sama kisah kehidupan mereka setelah menikah hehe.. semoga berkesempatan yaa membaca novel kece ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa kurang lebih kaya gitu ceritanyaa.. seruu 😁

      Delete
  3. "Kami bisa bilang kalau kamu mau aku sekarang. Tapi belum tentu besok dan hari-hari sesudahnya"

    Makasih loh. Jadi pengen ngomong ini ke seseorang wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ciee ciee ngomong k siapa tuh? Ga k mantan kan? 😁

      Delete
  4. "Coba berpikir sederhana saja. Aku mau kamu. Kalau bisa selamanya. Titik" kata2 ini bikin aku pengen ngeplak Agam. Bahasanya ngg ada manis2nya. Tapi siapa sih cewek mana sih yang ngg bakal seneng denger ini. Boleh dong ya aku pinjem kata2 ini entar hahaaa ;p. Semakin penasaran dengan kisah mereka. Tengkyu kak Via reviewnya! ;)

    ReplyDelete